Hi Gank!,

***comment
Ini diskusi soal perlu atau tidaknya diterapkan filtering di top level
Internet Gateway. Misalkan saja filtering thd porn-site di gateway
(gerbang) yg menuju keluar/masuk Indonesia.

end of comment***

syafril

Begin forwarded message:

Date: Thu, 31 Jan 2002 09:08:40 +0700
From: dody suria wijaya <[EMAIL PROTECTED]>
To: Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: No Filtering! Tidak setuju filtering! (was Re: [GENETIK@]
bebas esex-esex


achtung: email ini panas. anak kecil yg emosional jangan baca. delete!
and gue gak nanggepin reply yg gak substantif ke topik (lihat subject)

now we're getting somewhere. at least mulai muncul kesadaran bahwa gak
semua masalah internet ini tanggung jawab individu. kecuali tinggal di
negara yg satu sama lainnya gak peduli (uber-individualist) which even
di  amerika  gak  kaya  gitu.  so you see, besar kecil, everything yg
sifatnya individu, sebenarnya ada nyangkutnya ke orang lain.

ok point 1,2,3.  gue simpulin karena ada VCD dan tabloid gak bener dan
gambar2 abstrak yg bikin nepsong, yg kemudian jadi alasan utk merkosa,
then "tanggung jawab pd individu (yg merkosa)"? bud bud bud.

we  live in a world where everything has gotta do with everything. gak
ada  asap  kalo  gak  ada  api.  jangan karena media2 ngepet itu sulit
dihilangkan  then  "everything  eventualy  goes to themselves". it's a
DESPERATE  measure. ourself is the last bit of defense. Lah kalo semua
hal  diletakkan  pd diri sendiri, buat apa polisi? buat apa orang tua?
buat apa hukum?

you  have  to  know  the reality. be realistic! di indonesia, sebagian
besar  orang  merkosa  karena habis lihat gambar porno (vcd, internet,
buku  stensilan, koran, majalah, dll). dan elo bud kayanya blon pernah
ngomong  ama cewe korban perkosaan, kan? coba elo ajak ngomong, persis
kaya  elo ngomong ke gue: "mbak, gak usah nyalahin internet, vcd, dll.
soalnya  sebenarnya,  itu  tanggung  jawab  mas-mas yg merkosa mbak.".
kayanya elu yg ditabok tau.

don't  be  extreme  lah bud. tanggung jawab individu itu last defense.
and  sucks too. internet porn, vcd porn, dkk is definetly connected to
some  crime  yg  terjadi  di  kehidupan  manusia  sekarang. yes, usaha
filtering  internet  bisa jadi dijadikan senjata buat ngebungkam musuh
politik  dll.  but  don't  give  that  shit load to me utk jadi alasan
merkosa adalah tanggung jawab pribadi!

point  4.  Allah  SWT menyerahkan tanggung jawab pd individu. you read
just  _part_  of  Quran.  itu  fardu  kifayah. seperti sholat 5 waktu,
puasa, haji. tapi ada kewajiban lain yg menjadi tanggung jawab bersama
dan  harus  ada  yg  ngerjain:  memandikan, mensholatkan, mengkuburkan
mayat, mencegah kezaliman di sekitar kita, membela sodara-sodara kita,
memberi nafkah orang miskin, dll.

gue  ketawa  kalo di suatu keluarga/kampung yg ada kiai-nya, ngebiarin
anggota  keluarga/kampung  nonton  vcd porn, ngenet porn. trus terjadi
perkosaan.  trus  kiainya  bilang:  "itu  bukan  salah saya. Allah SWT
menyerahkan  tanggung  jawab  pd dia". HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!! of course
kiainya  kecipratan  dosa.  karena  mencegah kezaliman adalah tanggung
jawab _semua_ orang yg dikampung itu. dan berdiam diri, dan menebarkan
"anda  punya  hak  individu,  so anda tanggung jawab sendiri" gak akan
menghasilkan  komunitas yg maju. yg ada semua concern pd diri sendiri.
individualis!

so  u  see?  it's  not about goverment secret plot. it's about our own
community  well  being.  it  not about pengkategorian "oo itu tanggung
jawab  individu",  "oo  yg  ini  tanggung  jawab  orang  tuanya", "dia
berhak", "dia gak berhak" shits. gak ada gunanya tau?!

it's  about  making  something  better. it'a about reducing the chance
women   got   raped.   reducing   men's  lean  to  sexual  harashment.
mengembalikan  toleransi  kita,  yg  sempet  drop, terhadap kekerasan,
pembunuhan, perkosaan, dan kejahatan2 lain, akibat terexpose ke media2
yg saban hari memperlihatkannya pd setiap insan di indonesia.

you  know  cara  menghancurkan  negara?  salurin  aja  tv kabel yg 100
channel  dari  amrik ke situ. beres. terjadi di Kandahar, Afghanistan.
sedang  dibangun  stasiun  tv kabel, dan orang afghanistan bakal punya
akses  ke  100  channel  +  puluhan  porn  channel, _gratis_. termasuk
subsidi  utk pesawat TV, listrik, dan perlengkapan lainnya. smart, eh?
coba  elo  bayangin. kalo ini strategi amerika ini dibiarin sampe jadi
tanggung  jawab  individu  warga afghanistan. jadi ngerasa digoblokin,
kan? exactly what US want us to think.

final note: ide mungut duit dari orang yg ngakses website porn, dan
duitnya buat support korban2 perkosa/pelecehan seks memang sucks. but
it's better than what you've suggested: nothing. so far elo cuman "ini
bagus, ini jelek, oh itu gak boleh, oh ini boleh,dia salah, dia
benar". that's the more bullshit of two.


Thursday, January 31, 2002, 7:21:18 AM, you wrote:

>> 1- habis lihat gambar porno trus nepsong, trus ketemu cewek seksi,
>> trus diperkosa. masih tanggung jawab individu?

BR> jelas tanggung jawab tetap pada individu!
BR> mengapa hanya internet-nya yang disalahkan?
BR> bukankah dengan duit Rp 20.000 (gak tahu harga VCD sekarang?)
BR> bisa mendapatkan VCD porno?
BR> demikian pula tabloid-tabloid banyak yang gak bener.

BR> bagaimana kalau melihat gambar abstrak (gak jelas gambarnya,
BR> misalnya macam picaso gitu) terus kemudian nepsong, dan
BR> dijadikan alasan untuk memperkosa? anda mau terima alasan ini?


>> 2- baca teknik merakit pistol, bikin, berhasil, buat ngerampok
bank,>> satpam mati. masih tanggung jawab individu?

BR> jelas tanggung jawab individual.
BR> anda mau menyerahkan tanggung jawab filtering informasi ini ke
siapa? BR> apakah kalau tahu cara merakit pistol itu langsung
berbahaya? BR> kalau begitu pegawai pindad bisa langsung masuk
penjara.

BR> nggak usah pakai pistol. pakai golok pun kalau mau ngerampok bank
BR> dan bikin satpam mati juga bisa. mau nyalahkan yang membuat golok?
BR> i don't think so.

>> 3- ganti point (2) dengan rifle, petasan, bom, bom atom, panah,
>> software/teknik nge-crack.

BR> masih tetap tanggung jawab individual.

>> 4- santri, alim, lagi browse, gak sengaja lihat gambar porno,
>> keterusan, trus jadi koleksi, trus internet-nya diputus ama
kiai-nya,>> trus marah2, katanya "ini jaman bebas, bung!". masih
tanggung jawab>> individu?

BR> jelas tanggung jawab individu.

BR> Allah swt menyerahkan tanggung jawab kepada individu.
BR> sampai kepada agama/believe tidak ada pemaksaan.
BR> by the way, kalau pondok pesantren mau menerapkan filtering
BR> itu sah-sah saja dan boleh dan memang harus demikian.
BR> setiap institusi diberikan kebebasan untuk menentukan kehendaknya.

BR> look, kalau semua kiai mengatakan bahwa wanita harus menggunakan
BR> jilbab. kalau tidak ... itu dapat dikatakan mengumbar aurat yang
BR> sama dengan pornografi. what do you say?


>> 5- punya anak yg lucu/baik/alim/manis/manja/pinter? coba ngintip
>> dibelakang lemari dan lihat anak sendiri ngebrowse situs2
>> porno/hate/cruel. masih tanggung jawab individu?

BR> jelas tanggung jawab orang tuanya.
BR> lantas kalau nggak, tanggung jawab siapa?
BR> nggak usah pakai internet. kalau baca buku cabul gimana?
BR> salahkan toko buku? atau koran? atau tabloid?

>> 6- mirip (5), tapi coba anak tetangga, anak keponakan, dan
anak-anak>> lain di seluruh indonesia.

BR> sama. tanggung jawab orang tuanya dong.


>> yes it's an exagaration, but enough to ilustrate that gak akan
bikin>> something better kalo maen kubu-kubuan. kubu "setuju"
difilter. dan>> kubu "gak setuju" difilter. better dig down the goal,
filter kaya>> gimana yg ingin dicapai? selevel apa? utk orang2 siapa?
dimana sweet>> spotnya?

BR> i don't think you have a case. look at my answers.


>> 1- internet gak diblock, tapi website yg dikunjungi di-log, dan
>> accessable ke family/kantor/publik.

BR> kantor *BERHAK* menerapkan blocking.
BR> it's their policy. if you don't like it, get out and work
BR> for another company.
BR> ini policy lokal dan harus diterapkan secara lokal.

>> 2- website2 tertentu diblock, dan utk nge-unblock, cukup kirim
>> email/isi form (yg pasti disetujui) dan minta secara explisit utk
>> dibuka block-nya.
>> 3- warnet2 tertentu yg lokasinya deket sekolahan, perlu kartu
>> pelajar/mahasiswa, yg kemudian di-link ke log website2 yg
>> dikunjunginya, dan bisa diperiksa oleh guru-nya

BR> warnet berhak alias boleh-boleh saja menerapkan blocking.
BR> tapi mereka tidak wajib menerapkan blocking.
BR> tapi mereka harus menginformasikan kepada penggunannya bahwa
BR> pengguna tersebut *bertanggung jawab* atas kegiatannya.
BR> jadi kalau nanti ada polisi datang menggerebeg, mereka bisa
BR> menunjukkan form acceptable uses (usage) policy yang ada.
BR> kalau tidak ... baru mereka bisa ikut kena.


>> 4- bila user ingin akses ke website porno, bebas2 aja, tapi harus
>> bayar duit extra, yg duit-nya bisa utk korban perkosaan/pelecehan
>> sex/dll.

BR> this is bull shit!!!
BR> katakan ini kepada korban perkosaan/pelecehan. maka anda akan
BR> ditampar! that's not what they want. perasaan keamanan mereka
BR> hilang (sense of securuty hilang) dan ini tidak bisa dihargai.



>> 5- turunin/rendahkan/hilangkan pemisah antar komputer di warnet.
let>> everyone know that he's browsing porn website!

BR> nahhh ... ini baru solusi.


>> 6- di rumah, letakkan komputer sedemikian rupa sehingga layar mudah
>> diintip orang lain. jangan taruh komputer yg punya akses internet
di>> dalam kamar.

BR> ini juga saran bagus.

>> the point is, do something. try something. jangan gak setuju trus
diem>> aja.

BR> setuju. nah ... sekarang apa yang sudah kita lakukan?


BR> -- budi

--   dody suria wijaya -> mailto:[EMAIL PROTECTED] -> http://failco.com

End forwaded message 8<--------

-- 

syafril
=======
"Syafril Hermansyah"<[EMAIL PROTECTED]>


-- 
--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke