tahun-tahun penuh warna bagi YON I & YON II, dari
klipping Harian Pikiran Rakyat
-------------------------------------------

> sukaku di angkasa biru,
dukaku di langit kelabu ……  (Trisnoyuwono)

Didirikan 33 tahun yang lalu 28 Juli 1969 di rumah
Triawan (Wangki) Saleh (# 009) Jalan Purnawarman 44
Bandung, amat sederhana tanpa tumpengan, tanpa upacara
tapi dengan semangat yang menggebu-gebu.
AVES didirikan lebih dulu dari organisasi induk
kedirgantaraan FASI, pemrakarsanya beberapa mahasiswa
ITB dan seorang wartawan, minat mereka terhadap olah
raga terjun payung sangat besar sekali, dengan
keyakinan bahwa olahraga dirgantara ini sangat cocok
untuk pembinaan fisik dan mental generasi muda saat
itu dengan prospek yang cerah. Tanpa terlalu lama di
diskusikan, mereka sepakat memakai nama “AVES” dan
selanjut nya mufakat memilih Akhmad Bukhari (Djoni)
Saleh sebagai Ketua Umum.

Modal Seorang Peterjun Tua.
Ketika itu AVES hanya bermodalkan seorang peterjun
bebas yang sudah berumur 44 tahun, lulusan Pendidikan
Free Fall Pusdik Passus TNI-AD / RPKAD Batujajar, saat
itu ssatu-satunya peterjun bebas pertama non-ABRI, ia
bekas Sersan Mayor Keskoterr (Kesatuan Komando Tentara
& Territorium) III/SLW, cikal bakal RPKAD, ia termasuk
salah seorang peterjun TNI-AD pertama, lulusan Para
Dasar 1950/1951 TNI-AU Lanud Husein Sastranegara
(Andir), ia adalah sastrawan, wartawan, peterjun
Trisnoyuwono.
Sebagai kehormatan para mahasiswa ITB itu, Pak Tris
(panggilan akrabnya) ditetapkan sebagai anggota AVES
pertama yaitu AVES # 001, selanjutnya nomor
keanggotaan di- urutkan berdasarkan abjad.
#002 Adnan Basiruddin Mokodompit, #003 Akhmad Bukhari
Saleh, #004 Arifin Panigoro, #005 Dikdik Hasan, #006
Hardisoesilo, #007 Prabowo Trisna Edhie, #008 Syahriel
Anwar dan #009 Triawan Saleh.
Setelah AVES didirikan, ternyata banyak mahasiswa yang
berminat menjadi anggota, para anggota berikutnya
adalah, #010 Aryanto Saleh, #011 Budiono
Kartohadiprodjo, #012 Priyatna Kusumah, #013 Rubianto
Ramelan, #014 Sutrisno, #015 Syarif Ahmad Barmawi.

Penuh Risiko.
Masa perintisan berat dan penuh risiko, usaha yang
tidak henti-hentinya dan sangat melelahkan untuk
mendapatkan izin mengikuti pendidikan free fall di
berbagai lembaga ABRI yang hasilnya nol besar dan
sia-sia, dan hal tersebut kadang-kadang menimbulkan
rasa putus asa, tapi mereka terus berusaha pantang
mundur apapun taruhannya, pokoknya bisa free fall.
Mulailah perintisan Perkumpulan Terjun Payung AVES
yang menggerogoti urat syaraf, setelah dua tahun
berdiri, mereka yang anggota Mahawarman hanya bisa
mengikuti Pendidikan Para Dasar TNI-AD, para pendiri
dan pendukung AVES tidak juga patah semangat, mereka
berusaha terus, meskipun sebagian sudah berkesimpulan
mustahil.
Meskipun sudah jelas-jelas mustahil, kecuali jika
mengikuti pendidikan free fall di luar negeri, setelah
kasak-kusuk dan tidak terlepas dari kebingungan, maka
akhirnya mereka berketetapan untuk membentuk Tim AVES
menjelang Kejurnas Terjun Payung I/1972, melalui
proses yang rumit karena banyaknya mahasiswa yang
bersedia secara sukarela masuk Tim (karena keinginan
yang sangat besar untuk free fall), supaya adil
dipilih 2 orang mahasiswa ITB dan 2 orang mahasiswa
UNPAD dan kemudian terbentuk-lah team AVES yang
terdiri dari lima peterjun.
Risikonya sangat besar, tapi atas tanggung jawab
sendiri, mereka bersedia terjun tanpa latihan !
Tidak ada yang membayangkan mati konyol dalam
penerjunan sinting yang direncana-kan, tapi tidak bisa
ditawar apapun lagi, pokoknya terjun bebas !  Walaupun
tanggung jawab masing-masing, bila terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan, maka yang tertualah biang
keladinya yang paling bertanggung jawab.
Pak Tris tidak mau mengecewakan mereka yang sudah
bertekad bulat, rela meng-korbankan apa saja, dalam
perintisan selalu penuh risiko.
Tim pertama dalam sejarah terjun payung AVES dan
non-ABRI di Indonesia adalah :
1.      Trisnoyuwono #001
2.      Arifin Panigoro #004
3.      Prabowo Trisna Edhie #007
4.      Priyatna Kusumah #012
5.      Syarif Ahmad Barmawi #015

Cerita berikutnya, dibentuknya Tim tersebut sebenarnya
erat hubungannya dengan pendidikan dan latihan terjun
bebbas Kopasgat/Paskhas TNI-AU yang sedang di
selenggarakan dalam menghadapi Kejurnas Terjun Payung
I/1972, bagaimanapun caranya mereka akan berusaha ikut
terjun dalam latihan tersebut dan kemudian tampil
dalam Kejurnas.
Untuk mendapatkan izin terjun, setidaknya harus
menghadap Danjen Kopasgat waktu itu Kolonel Soetoro,
dan harus pula memohon pinjaman parasut (IRVIN 7-TU),
karena AVES memang belum punya apa-apa.
Bagaimana caranya supaya mendapatkan izin terjun dan
pinjaman parasut ??
Mereka terus kasak-kusuk ….
Sementara itu, walaupun belum ada kepastian
sedikitpun, Pak Tris bertindak sebagai instruktur
darurat, memberikan kursus kilat …., bagaimana melipat
dan menggunakan parasut dan peralatannya, bagaimana
exit dari pesawat Dakota C-47, melayang, mencabut
handle, mengatasi kesulitan, mengemudikan parasut
setelah mengembang, mendarat dan berusaha menginjak
dead center dengan literatur dari majalah terjun.
Setelah terus menerus berencana, maka diputuskanlah
Tim AVES akan menghadap Danjen Kopasgat, mungkin akan
berhasil tapi harus nekad, macam-macam rencananya tapi
bila berterus terang, tidak akan mungkin berhasil,
jadi harus bagaimana ???

Bohong tak tangung-tanggung.
Segalanya sudah diputuskan, kalau memang harus ada
korban, semuanya sudah punya ketetapan hati, bulat
tekad dan nekad !
Pada awal April 1972, Pak Tris dengan sepeda reyotnya
menuju Mabes Kopasgat TNI-AU di Lanud Husein
Sastranegara, ia bersahabat dengan Kolonel Soetoro
oleh karena itu segera bisa menghadap, bagaikan
seorang (penipu) profesional ia menjelaskan segala
sesuatunya dan Pak Toro langsung memberikan izin dan
pinjaman parasut, gilee …
Setelah pamit, Pak Tris pergi sambil
berjingkrak-jingkrak, namun hatinya masih tetap
terganggu, sebab sudah berbohong dan terbayang
kemungkinan kecelakaan 50% ……
Perintisan memang berat !
Ia berbohong kepada Danjen Kopasgat, bahwa para
anggota Tim AVES sudah pernah latihan free fall di
Thailand dan Amerika Serikat, meskipun risiko
tanggungan masing-masing, Pak Tris lah pencetus
gagasan itu dan sekaligus pelakunya, tapi apapun
akibat nya, tekadnya sudah bulat.
Pagi-pagi sudah nongkrong di Lanud Husein Sastranegara
menemui pelatih utama Kopasgat, Serma Jusman Effendi,
mendengarkan kebohongan Pak Tris, Pak Jusman antusias,
“Silahkan terjun duluan …” nah lo !


Penerjunan paling mendebarkan.
Pipin, Edi Bowo, Iyat dan Syarif Bmw. sudah siap,
mereka diperlengkapi dengan parasut Irvin 7-TU dengan
otomat KAP-3 tanpa altimeter (da teu boga, heuheuy
deudeuh ….), wajah-wajah mereka tidak sedikitpun
mencerminkan rasa takut ….
Saat menaiki Dakota bersama-sama para anggota Kopasgat
senior maupun siswa, mereka tampak gembira, Pak Tris
sudah duduk duluan di dekat pintu Dakota, tidak
seperti biasanya ia lebih banyak diam karena rasa
waswas yang terus membebaninya, ia berdoa supaya
selamat dan terbukalah pintu bagi para mahasiswa untuk
mengembangkan olahraga terjun payung  yang mereka
cita-citakan.
Dakota take off melewati kota Bandung, tak lama
kemudian terdengar bel berbunyi, sudah pada ketinggian
3500 kaki dan Pak Tris harus menerjunkan anggota
Tim-nya, Pak Jusman mengacungkan jempolnya dan
persiapan dimulai.
Peterjun pertama Iyat, lalu Pipin, disusul Syarif,
terakhir Edi Bowo, ke-4 mahasiswa itu mempersiapkan
diri biasa-biasa saja, dan yang gugup justru Pak Tris
sendiri.
Tibalah saatnya meloncat …. “Go !”
Iyat meloncat, Pak Tris di pintu Dakota bengong
melihat Iyat melayang stabil, kemudian mencabut handle
dan parasut mengembang.
Giliran Pipin ! Ia melepaskan diri dari Dakota, lalu
berguling-guling di angkasa …. tapi parasutnya
mengembang sempurna, lalu Syarif kemudian disusul Edi
Bowo, juga demikian berguling-guling di angkasa dulu
sebelum parasutnya mengembang dengan sempurna.
Keempatnya jelas belum bisa terjun, dan saat Dakota
meninggi ke 8000 kaki, Pak Jusman sambil garuk-garuk
kepala menghampiri Pak Tris dan berbisik : “Bagus
sekali yang pertama Pak Tris, tapi yang lainnya ngeri
ah ! Mungkin karena mereka sudah lama tidak terjun
…..”
Pak Tris akhirnya berkata pelan-pelan sambil menatap
wajah Pak Jusman. “Mereka memang belum pernah terjun !
Saya minta Jusman sudi membantu, soalnya kapan lagi
mereka bisa latihan ? Kasihan mereka ….” 
Di luar dugaan Pak Jusman menyanggupi untuk membantu,
pokoknya beres. Dengan kegembiraan keduanya meloncat,
melayang di angkasa …… 

Langsung ikut berlomba.
Masih dua kali mereka terjun. Penerjunan yang kedua
Iyat kuncup (angka delapan), dan setelah berusaha tak
juga mengembang, ia diselamatkan parasut cadangan.
Katanya, parasut dilipatkan orang gudang …… 
Pipin, Edi Bowo, dan Syarif tetap tidak stabil,
bagaikan bersilat di udara. Tapi mereka tidak jera,
justru semakin bersemangat.
Pada Kejurnas Terjun Payung I/1972 di Lanud Halim
Perdana Kusuma, Tim terdiri dari empat peterjun: Pak
Tris, Pipin, Edi Bowo, dan Syarif Bmw. sedangkan Iyat
masih trauma kuncup tea. Meskipun rasa waswas tak
pernah lekang, para peterjun dadakan itu selamat dan
tetap tegar.
Perlombaan terjun statik antar mahasisiwa luput dari
perhatian, sebab para anggota dan pendukung AVES
dengan deg-degan dan do’a tekun mengikuti Tim yang
berlomba dengan lawan-lawan berpengalaman.
Urutan tetap ketat. Sayang, Pipin mengalami kuncup dan
mencabut cadangan, dan harus terjun ulang. Tapi
beberapa saat sebelum meloncat, otomat Pipin “meledak”
dan parasut berantakan dalam Dakota. Untung seorang
anggota KKO-AL (Kormar) dengan cekatan menolong
memasukkan parasut ke dalam container, dan siap, tepat
sebelum loncat tapi otomat-nya lupa dipasang lagi, dan
waktu Pak Tris berusaha memasang otomat, Pipin dengan
tenang bilang : “Tak usah pakai otomat, Pak tak
apa-apalah !” 
Mendengar jawaban itu, Pak Tris lemas seketika, dan
keringat dingin bercucuran, tapi segala kekuatiran itu
meleset, Pipin mampu melayang dan mencabut !
Andaikata Pipin mendarat dalam lingkaran (ia meleset
sekitar setengah meter), Tim AVES akan menduduki
tempat kedua !
Ketepatan mendarat beregu dijuarai olehTNI-AD (Gunawan
Suroto, Sudardi, Suyatno), kedua Polri (Suwarjono,
Bambang Kasidi, Malaya Tanggoma) dan ketiga Tim AVES
(Pak Tris, Pipin, Edi Bowo), bayangkan pertama kali
terjun, langsung ikut perlombaan dan dapat nomor
walaupun ketiga …… suatu kemenangan yang teramat
nikmat dan meng-gembirakan ….

Pendiri AVES tak mau kalah.
Melihat rekan-rekannya berhasil, pendiri AVES lainnya
tak mau kalah, mereka berhasil mendapatkan pesawat
Cessna dengan pilotnya Kapten Bowo, dan tanpa ragu Pak
Tris, Djoni Saleh, Syahril, Dikdik dan Wangki
menaikinya untuk free fall.
Yang paling mengganggu pikiran Pak Tris hanya Wangki,
sebab ia putra Pak Karbol yang sebenarnya terbang
pakai pesawat saja dilarang, apalagi terjun ! Tapi Pak
Tris pernah menerjunkan Erlangga Suryadarma 3 Desember
1966 di Gunungsari Surabaya, free fall dengan parasut
Yugoslavia PKT-3, dan memang terlalu rendah ketika
Erlangga berhasil mencabut handle, nah ceritanya
Wangki terjun yang pertama, siap, ya … oke, Go !
Wangki meloncat tenang, stabil dan nampak jelas
senyumannya, tapi baru detik kedelapan mencabut
handle, setelah mendarat ketika ditegur oleh Pak Tris,
Wangki cengengesan: “Alaaaah, tambah sedikit aja kan
enggak apa-apa ! Nikmat sekali sih ..”
Syahril lain lagi, sudah stabil, tapi saat mencabut
lupa menekuk tangan kiri, bukannya terus mencabut,
tapi menstabilkan diri kembali, baru mencabut handle.
Dikdik, setelah beberapa detik melayang, saat mencabut
handle malah keliru menarik housing otomat, sehingga
akhirnya payung terkembang karena otomat bekerja.
Djoni Saleh, lebih hebat lagi, saat waktunya exit, dia
bilang “Cancel Pak Tris, sudah lewat !” bukan main ….
yang akhirnya happy landing bersama-sama pesawat.
Mereka belum pernah terjun bebas, tapi terjun bebas
begitu saja seperti main-main.
Berikutnya Yanto Saleh, yang pernah terjun bebas di
AS, menerjunkan Dompit yang karena salah spotting,
mendarat di dusun yang penuh pohon rimbun, itulah
Angkatan ke II AVES, angkatan konyol tanpa latihan
semestinya, tapi keberuntungan menyertai mereka, semua
selamat ….
 (kliping PR 28 Juli 1987/#050)



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience
http://launch.yahoo.com

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke