Halo gank...mumpung kita masih bincang-bincang HP 
Konon sistem dalam HP yang mungil ini memang sistemnya complicated, dan untuk 
melakukan "dial" saja diperlukan 3 (tiga) nomor yaitu: 
1. IMEI (yang sedang kita bincangkan), berhubungan dengan CPU (prosesessor), sehingga 
kalau mau reparasi atau dijual biasanya nomor IMEI ini yang ditanyakan. Karena itu 
kalau kita beli HP baru atau bekas memang tidak ada salahnya kalau kita cek dibagian 
dalamnya bahwa nomor IMEI yang tertera dengan yang kita dial *#06# bernomor sama.  
Agar yang kita beli bukan barang "sim salabim".
2. Electronic Number, berhubungan dengan body HP. 
3. Electronic Serial Number, berhubungan dengan software 

 
Nah berkaitan dengan nomor 1 di atas yaitu IMEI, sebenarnya sudah bisa kok dilakukan 
pemblokiran. Hanya saja kita lapornya bukan ke operator seperti yang kita bicarakan, 
tetapi lapornya ke "customer service". 
Kawan saya yang mengelola sekitar 100 HP milik perusahaan tempat dia bekerja sering 
mengalami kehilangan HP, dan dia melapor ke customer service untuk diblock.  Memang 
sih HP (hardwarenya) tidak kembali, tetapi nomornya masih bisa dipakai. Dengan catatan 
itu HP paska bayar lho (abunemen), sedangkan HP yang pra bayar (isi ulang)..yah 
wassalam. Biasanya dengan kita melapor ke cutomer service, maka nantinya kalau ada 
seseorang yang mereparasi HP kita yang "ditemukan" akan ketahuan kalau itu HP bukan 
miliknya. Nah tergantung tukang reparasinya mau lapor Polisi atau tidak.
Karena itu kalau kita mau mereparasi HP yang kita beli di BM (Black Market), siap-siap 
aja pasti biaya akan jauh lebih mahal karena tidak ada garansinya, dan kadang-kadang 
IMEI nya berbeda dengan yang tertera pada body HP (kalau HP itu tergolong yang "sim 
salabim"). Lain halnya kalau kita beli resmi dan ada kartu garansi, kemungkinan akan 
lebih murah. 

Kadang-kadang kita untuk memilih sistem bayar HP, masih banyak pertimbangan. 
Sebenarnya utamanya adalah apakah frekwensi kita menelpon sering atau tidak. Kalau 
kita sering interaksi dengan HP dan kita memakai yang isi ulang, ternyata banyak 
kendala: 
- Kita sulit mengontrol, tahu-tahu pulsa terkuras (seperti "argo kuda"). Bahkan untuk 
membeli pulsa isi ulang kadang-kadang merepotkan, karena pada saat dibutuhkan tidak 
ada penjual kartu isi ulang atau ATM yang menyediakan kartu isi ulang. 
- Kalau lagi pada jam sibuk dimana kapasitas canal sudah tidak memadai (saat ini 
rata-rata operator memiliki perbandingan canal capacity 1:2), maka pemakai HP isi 
ulang biasanya sulit memperoleh "signal" untuk dial, karena "low priority" sedang yang 
HP abunemen memperoleh "first priority" (ada komitmen antara pelanggan bulanan dan 
operator).   
- Sering kali kita jika menelpon terdengar diujung  "...berada di luar service 
area..". Sebenarnya itu bahasa marketing yang sebenarnya adalah "over load". Karena 
antara marketing yang terus menerus jual HP ternyata tidak diimbangi dengan kapasitas 
kanal yang berhubungan dengan oparation, jadinya yah seperti jalan tol yang ternyata 
malah macet.    
 
Nah konon HP yang bandel itu merk Siemens (bukan bermaksud promosi lho), karena HP 
tersebut memiliki proteksi yang bagus berupa "phone lock", sehingga kalau hilang atau 
dicuri, maka "pemakai baru" akan mengalami kesulitan. Hanya saja, konsekwensinya kalau 
HP lagi rewel harus dibetulkan di "service center" yang sudah tentu biasanya biaya 
relatif mahal. 
 
Nah berikut ini jika anda harus lapor ke customer service karena suatu dan lain hal 
(moga-moga jangan yah) yaitu: 
HP Nokia, lapornya ke customer service di Menara DEA lt.10, Mega Kuningan - Jakarta. 
HP Ericson, lapornya ke wisma Ericson di Pondok Indah. 
Tetapi jangan lapor Polisi  (he ..he..).  HP belum ketemu kita sudah harus bayar 
dulu...rugi 2 kali. 
 
salam 
Asodik      
================= 
"Triawan ''Wangki\" Saleh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
IMEI (International Manufacturer Electronic Identification ?) bisa
dilihat juga pada sticker dipunggung telepon genggam, setelah batere
dilepas. Kalau sticker ini kelihatan sudah "ditukangi", atau beli
telepon genggam bekas, orang memakai jurus *#06# yang terkenal itu.
Kalau IMEI yang ditayangkan dilayar berbeda dengan di-sticker, maka bisa
diasumsikan bahwa telepon tersebut sudah pernah "ganti mesin".

Pada salah satu acara PII saya berkesempatan bertemu dengan Dirjen
Postel, dan mengusulkan pada beliau agar pemerintah sebagai regulator
mewajibkan IMEI blocking oleh operator GSM bila ada laporan yang
disyahkan Polisi yang menyatakan bahwa telepon tersebut hilang/dicuri.
Waktu itu (2 tahun yll.) beliau bilang ini gagasan bagus, sayang sampai
saat ini masih tetap jadi gagasan saja, ya.

Hal lain: Kalau telepon curian tersebut dijual dinegara lain ya tetap
saja bisa dipakai.

Salam,
Wangki

-----Original Message-----
From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent: Tuesday, 18 June, 2002 09:29
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Sebelum HP dicuri!

----- Original Message -----
From: "abdullah sodik" 
To: 
Sent: Tuesday, June 18, 2002 8:02 AM
Subject: [yonsatu] Sebelum HP dicuri!

> Apabila handphone Anda dicuri, hubungi operator kartu SIM Anda
> dan beritahukan kode ini. Mereka akan dapat melakukan blocking
> sehingga handphone tersebut tidak dapat digunakan sama sekali

Masalahnya justru di sini. Menurut info yang saya dengar, operator di
Indonesia, entah mengapa, tidak mau melakukan blocking ini. Sehingga
sistem
"cekal" handphone ini belum berjalan di sini.

Wasalam.



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe : 
Vacation : 
1 Mail/day : 




---------------------------------
Relive the FIFA World Cup goals with exclusive video highlights!

http://fifaworldcup.yahoo.com/fc/en

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke