Widya Çastrena Dharmasiddha !

(juga dikirimkan ke [hankam])

Saya prihatin dengan keadaan PT DI, karena selain merupakan 'cinta' ke-dua
saya, juga karena ia merupakan salah satu di antara sekian banyak usaha kita
untuk menjadi bangsa yang mandiri. Namun, sangat saya sesalkan bahwa ia
tidak ditangani dengan baik baik oleh Pak Habibie.

Saya masih ingat keluhan beliau, ketika meminta kredit ekspor pada
pemerintah RI, agar memudahkan penjualan pesawat-pesawat -waktu itu
namanyanya masih- IPTN. Apakah ini tidak terpikirkan sebelumnya ? Tapi
sudahlah, tidak ada artinya lagi diungkit.

Apakah sudah terpikirkan bahwa PT DI -dalam hal ini pemerintah- menggandeng
kerja sama dengan perusahaan-perusahaan pembuat pesawat tempur di Rusia,
sehingga keberhasilan mendapatkan "option" yang didapatkan saat kita membeli
F-16 -yaitu 35 persen- dapat kita lakukan lagi ?

Dengan demikian sekali dayaung dua tiga pulau terlampaui : industri
kebanggaan dan harapan kita tersebut terselamatkan, lebih banyak daya
manusia -tentunya padat ilmu, bukan sekadar padat karya- yang dapat dapat
diserap, harga yang akan kita dapatkan akan lebih murah dan terjadi alih
teknologi.

Mohon tanggapan Anda. Kalau ini juga bisa didiskusikan dengan pihak PTDI dan
pemerintah, mungkin akan lebih baik untuk kita.


Sharif Dayan
Bid. Litbang Ika Menwa Sumsel
PS: saya menyusun tugas akhir di IPTN, di bawah bimbingan Dr. Ir. Adang
Suwandi Ahmad, ekek.
--
-== (Defense site) http://www.ksatrian.or.id ==-
-== (Defense forum) [EMAIL PROTECTED] ==-
-== (Archive) http://groups.yahoo.com/group/hankam/messages/ ==-
-== (Main Depo) http://groups.yahoo.com/group/hankam/files/ ==-
-== (Depo 2) http://groups.yahoo.com/group/hankam2/files/ ==-
-== (Question) - <[EMAIL PROTECTED]>  ==-


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Kirim email ke