Ibu Evy,

Satu-satunya pembataian ratusan Yahudi yang saya ketahui adalah sebagai
hukuman akibat pengkhianatan mereka terhadap "Piagam Madinah", yaitu ketika
orang Yahudi berpihak kepada orang Makkah yang menyerang Madinah dalam
perang Khandaq.

Dalam hukum yang paling modern pun, pengkhianatan (treason) terhadap
konstitusi negara akan berakibat hukuman mati. Apalagi pengkhianatan dalam
suatu peperangan, biasanya akan langsung ditembak.

Kejadiannya ketika itu justru tidak langsung dihukum mati, tetapi diadili.
Dan diputuskan oleh hakim bahwa semua laki-laki dari beberapa suku Yahudi di
sana harus dihukum mati. 

Peritiwa di atas justru dibahas sendiri oleh Karen Armstrong dalam film
"Muhammad, Legacy of the Prophet". Dan pendapatnya jauh sekali kalau
dibandingkan dengan nada-nada tuduhan seperti pelanggaran HAM, dll.

Bahkan dalam film itu diungkapkan bahwa setelah peristiwa itu, masih ada
sebagian kabilah Yahudi yang lain yang tetap tinggal dengan aman di Madinah.
Tapi informasi ini belum saya cross-check ke sumber lain.

Jadi ttg pembantaian Yahudi dalam peristiwa "pelepasan jilbab di pasar"
sebaiknya diteliti lebih jauh sumber informasinya, dan kita cross-check di
sumber-sumber Islam dulu.

Kisah itu janggal, karena bertentangan dengan prinsip keadilan yang 
diperintahkan Tuhan, walau pun kepada musuh. Tidak mungkin nabi Muhammad 
melanggarnya, apalagi hanya karena "masalah sepele" sampai memenggal sekian 
banyak kepala.

"Sejarah" mudah diputarbalikkan faktanya, tergantung siapa yang 
mengemukakannya.Riwayat "sejarah" seperti itu tampaknya bukan berdasarkan
sumber-sumber yang benar atau justru sekadar "fakta" sejarah buatan
orientalis

-----Original Message-----
From: EVY ARYANTI [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, October 18, 2003 11:56 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Hubungan militer Indo-Israel

Ass.Wr.Wb.
 
Wah, saya tidak mengira diskusinya akan berjalan seperti ini.  Mohon ma'af
sekali lagi jika banyak yang tersinggung.  Secara garis besar, saya setuju
dengan pandangan P' Hermansyah dan juga P' Priyo yang lebih arif dalam
menyikapi statement tsb.
 
Sudah lama saya berusaha mengkaji dan memahami Al-Qur'an dan Injil (lewat
bimbingan guru tentunya) untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul dalam benak saya.  Dalam pencarian itu, saya juga berusaha
membaca sebanyak mungkin buku-buku ttg sejarah/riwayat Nabi Muhammad dan
Nabi Isa.  Buku 'Riwayat Sang Nabi' karangan Karen Amstrong, hanya salah
satu referensi saja, tentu saja saya juga membaca buku-buku lainnya sebagai
pembanding seperti karangan Muhammad Haeckal dsb.
 
Pembantaian Yahudi di Pasar Jum'at oleh Nabi Muhammad adalah sebuah fakta
sejarah yang cukup menggemparkan, tentu saja buku itu merefer pada referensi
sejarah yang valid.  Penyebab tindakan pembantaian itu adalah bukan masalah
perdagangan tapi lebih kepada aspek politis.  Pada saat itu, di Madinah,
kaum yahudi terpecah menjadi dua bagian yaitu yang netral dan yang kontra
terhadap ajaran Nabi Muhammad.  Yang kontra terhadap ajaran Nabi Muhammad,
melihat bahwa ada beberapa surat/ayat yang isinya tidak sesuai/bertentangan
dengan kitab-kitab mereka.  Nabi Muhammad memandang bahwa pendapat-pendapat
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan membahayakan/menggerogoti keyakinan
para pengikutnya.  Kemudian terjadi suatu peristiwa sepele di suatu Pasar
Jum'at.  Seorang Yahudi membuka/melepas paksa kerudung yang dikenakan oleh
seorang muslimah, kejadian itu kemudian dijadikan moment oleh Nabi Muhammad
untuk menghabisi kelompok yahudi yang menentang ajarannya.  Ratusan yahudi
dipenggal kepalanya
 dan di kubur dalam suatu parit besar yang digali di dekat pasar jum'at di
Madinah.  Begitu keseluruhan ceritanya.
 
Saya sangat setuju dengan pendapat P' Hermansyah, bahwa tidak ada salahnya
jika kita bersikap kritis terhadap agama.  Tidak seluruh ajaran harus
ditelan bulat-bulat.  Akal budi dan hati adalah filternya.  Karena berfikir
maka aku ada, itu kata seorang filsuf.
 
Ok, Begitu saja klarifikasi dari saya.
Mohon ma'af sekali lagi, jika ada yang tidak berkenan dengan
statement/pendapat saya.
 
Wass.Wr.Wb.
Evy
 
 
 
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Menurut saya kenapa kita harus takut untuk kritis terhadap agama. Agama 
kan hanyalah wahana untuk bertemu dengan Tuhan YME. Sebagai wahana, tidak 
mengherankan kalau ada ajaran2 didalam agama tsb. yang tidak bisa dicerna 
oleh akal manusia masa kini. Selama tujuan kritis tsb. itu adalah untuk 
mencari jawaban semaksimal mungkin atas hal2 yang sulit dicerna itu, why 
not? Yang penting kan tidak ada maksud jelek.
Nabi Muhammad dengan membantai ratusan orang Yahudi pada masa lalu dapat 
dikategorikan sebagai bukan seorang humanist, berdasarkan definisi masa 
kini, apalagi kalau dasar pembantian itu adalah agresi, bukan untuk 
membela diri. Terlepas dari pembantaian tsb., menurut saya kita memang 
pantas menaruh respek kepada Muhammad dan mengikuti segala perilaku 
teladannya. Namun, bukan berarti bahwa kita tidak boleh bersikap kritis 
terhadap beliau, apalagi tidak boleh berargumentasi terhadap hadits2 
beliau. Sekalipun nabi, beliau kan juga seorang manusia, sama dengan kita 
semua. Dan menurut saya, seorang manusia itu bisa berada sangat dekat 
dengan Tuhan, tanpa harus menjadi nabinya.

Please visit web-page: http://www.jcn.com/humanism.html kalau berminat 
untuk membaca uraian panjang lebar mengenai humanisme.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






EVY ARYANTI 
10/17/2003 15:06
Please respond to yonsatu


To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject: [yonsatu] Re: Hubungan militer Indo-Israel


Ass.Wr.Wb.

Ma'af, kalau saya memasukkan masalah keyakinan dalam tanggapan saya 
tentang Israel. Itu semata-mata pendapat pribadi dan tidak untuk 
dipertentangkan/dijadikan platform dalam memecahkan masalah.

Jika berbicara masalah humanisme, sebenarnya Nabi Muhamad pun telah 
melanggar HAM (NB: Ini sekedar wacana, bagi yang muslim jangan 
tersinggung, saya juga muslim). Dalam buku 'Riwayat Sang Nabi' karangan 
Karel Amstrong (yang mengarang buku 'Hystory of God' (best seller)), 
diceritakan bahwa pada saat di Madinah, Nabi Muhamad pernah melakukan 
pembantaian terhadap ratusan orang Yahudi yang ada di Madinah (di Pasar 
Jum'at). Kejadian tsb sempat membuat citra Nabi Muhamad turun drastis 
walaupun ada pembenaran politis atas tindakan tsb (demi kepentingan syi'ar 
Islam). Silahkan kisah tsb direnungkan.....

Wass.Wr.Wb.
Evy 
Edy Christiono wrote:
200% setuju Bang Hermansyah........

salam,

sukris

> Saya sendiri berpendapat sebaiknya masalah keyakinan jangan dijadikan 
> acuan dalam adu pendapat, karena sifatnya yang 'intangible' itu. 
> Seyogyanya humanismelah yang dijadikan sebagai landasan. Keyakinan 
> seyogyanya kita gunakan untuk memoles diri kita sendiri secara terus 
> menerus, agar cahaya Illahi selalu terpancar dalam setiap tingkah laku,
> langkah dan perbuatan kita, bukan sebagai platform untuk memecahkan 
> masalah multi-dimensi.
> 
> Salam hangat,
> HermanSyah XIV.
> 
> 



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe : 
Vacation : 




---------------------------------
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Kirim email ke