Di yon I banyak anggotanya yang DO, tetapi yang DO karena ingin
mempertahankan dan menyelematakan yon I itu sedikit, diantaranya yang
telah disebut pak Imam Arbai:
Pak Ali, Daryanto, Djarot, Syahrizal, RSB, Joslin, Hernindya, Emil,
Nomo, McEzra, Nano, Fahmi, 
itu adalah rekan2 yang pantas mendapat penghargaan itu sebagai
pejuang sejati yon I. 
Saya yakin mereka tidak ingin DO dari ITB, dan adalah keliru kalau
tujuan YON I untuk menciptakan atau memperbanyak DO, mereka DO juga
bukan karena malas tetapi tanggung jawab kepada adik2 nya, kepada
organisasi,kepeda kepemimpinan, dan kepada pribadi. Kalau tidak ada
mereka mungkin Yon I sudah bubar sekarang ini.  
Secara jujur saya katakan, apa yang saya peroleh di Yon I jauh lebih
berharga dari gelar seperti insinyur atau doktorandus. Gelar2
akadameis semacam itu mungkin kita pakai untuk mencari kerja, cari
pacar atau mungkin untuk politik, sifatnya hanya temporal, tetapi
"gelar" yang kita peroleh di Yon I adalah untuk seumur hidup, untuk
jangka waktu yang lebih panjang lagi.
Supaya adik2 kita yang aktif sekarang atau yang nanti bakal jadi
anggota YON I tidak kenal DO lagi, mari kita efisiensikan kerjaan
mereka di batalyon, misalnya mereka nggak usah pusing memikirkan dana
operasional, nggak usah pusing menempel poster ataupun menyebrakan
brosur bisa diganti dengan office boys (tetapi untuk cari pengalaman
sekali sudah cukup)sehingga mereka bisa memanfaatkan waktu untuk
belajar dan lulus tepat waktu. Ingat pak Hermansyah sekarang ini
kuliah dibatasi waktunya secara ketat tidak seperti jaman pak
Hermansyah dulu yang bisa lulus sarjana sampai 13 tahun dengan uang
kuliah yang murah.

Rifki Muhida

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat saya kepada para rekan yang
> namanya 
> disebut diatas, saya pikir menilai seseorang telah melakukan
> pengorbanan 
> seyogyanya kita lakukan dengan menggunakan suatu kriteria yang
> jelas. 
> Bukan hanya karena mereka DO, maka berarti mereka telah melakukan 
> pengorbanan untuk Yon I.
> 
> Kalau seseorang lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengikuti 
> kegiatan2 Yon I daripada membalansnya dengan kegiatan2 utamanya
> yaitu 
> sekolah sehingga ia terpaksa DO, maka menurut saya itu wajar saja. 
> Bukankah tujuan utama ybs. studi di ITB adalah untuk mengejar cita2
> mereka 
> sendiri, yaitu menjadi insinyur atau doktorandus?  Lantas,  Yon I 
> kah 
> yang akan memberikan gelar itu kepada mereka?  Tentu saja tidak,
> bukan?. 
> Disamping itu, sudah banyak contoh yang memperlihatkan bahwa cukup
> banyak 
> alumni yang semasa studinya sempat terancam DO karena 'kecanduan'
> dengan 
> aktivitas2 Yon I, tapi toch akhirnya berhasil juga lulus.  Kenapa?
> Karena, 
> menurut saya, mereka telah berhasil membuat keputusan yang tepat
> pada saat 
> yang dibutuhkan, yaitu kembali ke tujuan utama mereka yang utama
> sudi di 
> ITB, yaitu meraih cita2 mereka.
> 
> Menurut saya, ditengah ketatnya kurikulum (sudah sejak tahun 1978
> saya 
> kira), maka 2 tahun aktif secara penuh menjadi anggota sudah sangat
> cukup. 
>  Kalau dalam 2 tahun seorang anggota dapat aktif secara penuh 
> (tahun 
> pertama DiklatSar dan anggota kompi Yunior, tahun kedua anggota
> kompi 
> Senior), menurut saya ybs. telah cukup memberikan 'take and give' 
> yang 
> optimal dari/ke Yon I.  Dalam 2 tahun itu, ybs. akan mendapatkan 
> pengetahuan, pengalaman dan 'fun' yang sangat banyak dari Yon I,
> dan 
> sebaliknya Yon I mendapatkan dukungan promosi atas eksistensinya,
> sehingga 
> proses recruitment anggota baru menjadi lebih mudah dilakukan. 
> Tahun ke 3 
> dst., ybs. sebaiknya lebih banyak aktif di belakang layar, karena 
> prioritas utama telah menunggu, yaitu mengejar matakuliah2 yang
> tertinggal 
> dan mempersiapkan Tugas Akhir.
> 
> Kalau ada segelintir anggota Yon I ternyata aktif terus menerus
> selama 
> bertahun2, dengan alasan ingin 'menyelamatkan eksistensi Yon I',
> sampai 
> akhirnya DO, maka menurut saya, mereka itu adalah korban proses
> regenerasi 
> yang buruk, korban lingkungan (keluarga maupun bukan) yang tidak
> kondusif 
> dan korban diri sendiri yang tidak mampu membuat keputusan terbaik
> untuk 
> dirinya sendiri.
> 
> Menurut saya, DO harus kita lihat sebagai suatu aturan main
> universitas 
> yang wajar.  DO adalah suatu akibat yang mempunyai sebab.  Kalau
> kita 
> ingin menyelamatkan Yon I dan mengharumkan namanya, bukan DO yang 
> diperbanyak, tapi justru sebaliknya. 
> 
> Untuk Yon I 'Baru' nanti yang sedang kita perjuangkan itu, saya
> ingin 
> mengusulkan moto: "Sarjana Plus, cukup dalam 2 Tahun!".  Jadilah
> anggota 
> yang superaktif  hanya 2 tahun saja.  Dan lakukanlah proses
> regenerasi 
> dengan baik dan sungguh2 dalam 2 tahun itu.  Ingatkan dan dukung
> anggota 
> untuk 'lengser' dari kesuperaktifannya ketika menginjak tahun ke 3 
> (Kecuali yang terpilih jadi DanYon/WaDanYon atau Staf Skomen dan 
> tugas2/jabatan2 penting lainnya.  Namun untuk mereka ini perlu
> dimintakan 
> perpanjangan waktu studi ke rektorat).
> 
> Untuk rekan2 yang saat ini telah terpaksa DO, saya ucapkan semoga
> tabah, 
> dan terimalah kenyataan ini secara ksatria.  Saya percaya bahwa,
> seperti 
> kita sudah lihat melalui tawaran bantuan yang masuk dari para
> alumni, spt 
> dari pak Syafril, para alumni tidak akan melupakan anda, dan akan
> berusaha 
> melakukan yang terbaik yang mereka bisa lakukan untuk menolong
> anda.
> 
> Salam hangat,
> HermanSyah XIV.
> 
>

__________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Hotjobs: Enter the "Signing Bonus" Sweepstakes
http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/signingbonus

--[YONSATU - ITB]-----------------------------------------------    
Arsip           : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau 
<http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman> 
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman   
List Admin      : <http://home.mahawarman.net/lsg2> 
 

Kirim email ke