Kalau misalnya tawang ngga mau sekolah, lalu hanya menjadi tukang bacot ngga 
bermutu, pekerjaan serabutan, sementara temannya sekolah pinter, trus jadi bos, 
apakah nanti tawang menuntut agar diperlakukan sama : berhak pakai baju yang 
sama bagusnya, berhak naik mobil dengan sopir pribadi, berhak punya rumah 
mewah, semua dengan alasan HAM ?
Kalau tawang secara sadar memilih menjadi gigolo, sementara sahabatnya memilih 
menjadi pemuka agama, kelakuan mulia, gemar memberi pencerahan, apakah dengan 
alasan HAM, tawang berhak mendapat penghormatan, posisi sosial yang setara ?

Misalkan ayah saya petani, sudra, tapi saya karena ketekunan kemudian menjadi 
pengusaha (waisya). Saudara saya jadi tentara (ksatria). Apa ada yang salah 
dengan ini ? Bukankah ini realitas ?

Lebih melanggar HAM mana, dengan memvonis keyakinan lain dengan sebutan 
merendahkan, menggeneraisir suku bangsa lain sebagai musuh tuhan ? Yang 
terakhir ini lebih terdengar sebagai apartheid, yang sayangnya justru terjadi 
pada sesuatu yang konon merupakan produk Tuhan.

what do u think, tawang ?


  ----- Original Message ----- 
  From: Tawangalun 
  To: zamanku@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, June 12, 2010 4:14 AM
  Subject: [zamanku] Re: Disebut "Sajen" Dalam Hindu, Disebut "Qurban" Dalam 
Islam !!


    
  Kalau Qurban sehabis sapi disembelih atas nama Allah lalu dipotong potong 
masukkan kantong assoy,kemudian dibagikan kpd orang2 disekitarnya.Lumayan kan 
orang yg gak kuat beli daging sapi pada hari Qurban bisa mangan gulai sapi atau 
sate karang.
  Beda dg sajen makanan dikeler keler dulu ben dipangan leluhur yg telah 
mati,bahkan ada yg dilarung dipantai gek sing mangan sopo? Itu kalau Islam 
mengatakan hal itu memubazirkan barang.Jadi hal2 yg unlogic itu di Islam gak 
ada.Apalagi membagi masyarakat berdasar Kasta.Misal Genduk dimasukkan Kasta 
Sudra,Tawangalun Kasta Brahmana dsb.Islam membagi orang dari TAQWA nya. Coba 
jujur lebih nge HAM kan?

  Shalom,
  Tawangalun.

  --- In zamanku@yahoogroups.com, "muskitawati" <muskitaw...@...> wrote:
  >
  > Disebut "Sajen" Dalam Hindu, Disebut "Qurban" Dalam Islam !!
  > 
  > Sajen dan Qurban sama2 tujuannya, yaitu persembahan umat untuk menunjukkan 
kesetiaan kepada junjungan yang ditakutinya. Yang beda itu cuma isi menunya 
saja, kalo dalam Sajen menunya biasanya sayuran, sedangkan dalam Qurban harus 
menunya hanya daging berdarah-darah.
  > 
  > Karena sajen itu berasal dari sayur2an, maka umat Hindu terkenal 
kemampuannya dalam bercocok tanam, bertani, dan berkebun.
  > 
  > Dilain pihak, karena Qurban itu berupa daging yang berdarah, dulunya harus 
daging manusia atau daging binatang, maka tidak heran kalo muslimin dulu jago 
berburu. Baik itu berburu manusia dalam perang dengan jebak menjebak, maupun 
berburu binatang dengan jebakan yang sama. Salah satu jebakan bagi manusia 
adalah "teror", karena binatang dan manusia saja bisa ditaklukan dengan teror, 
sedangkan sayuran atau tanam2an tentu enggak bisa diteror.
  > 
  > Disinilah akhirnya ciri2 utama Hindu dan Islam jadi berbeda, kalo umat 
Hindu unggul dalam bidang pertanian, maka umat Islam ahli dibidang teror.
  > 
  > Meskipun kedua bidang ini berbeda keahliannya, tetapi tetap yang lebih 
unggul itu adalah keahlian teror, karena dengan teror maka hasil pertanian bisa 
dikuasai, sedangkan para ahli pertanian tidak ahli dibidang teror sehingga cuma 
jadi korban2 teror.
  > 
  > > Wal Suparmo <wal.suparmo@> wrote:
  > > Agama2 dari Timur Tengah sedari
  > > permulaan saja sudah penuh
  > > BERLUMURAN DARAH.Termasuk Yesus
  > > yang disalib. Karena itu maka
  > > agama2 ini sangat laku karena
  > > menggali naluri manuia yang suka
  > > membunuh.
  > 
  > Kalo dalam Hindu dinamakan "sajen" untuk makanan dewa2, maka dalam Islam 
dinamakan "Qurban" untuk persembahan makanan bagi Allah.
  > 
  > Sajen itu bisa sayuran, tapi Qurban itu harus darah, tidak ada sayurnya. 
Dulu itu yang jadi "Qurban" adalah musuhnya, orang kafir, yahudi, murtad dan 
siapa saja yang bukan muslimin yang diakuinya.
  > 
  > Tetapi dizaman sekarang, sejak ada HAM, maka Qurban berupa manusia sudah 
dilarang, sebagai gantinya adalah kambing, sapi, dan tidak pernah sayuran 
bahkan ayampun tidak boleh.
  > 
  > Ny. Muslim binti Muskitawati.
  >



  

Kirim email ke