hihihi..PKI nya sadar..ngak membunuh lagi...FPI nya malah yg jadi PKI...



________________________________
From: Umar Said <kon...@club-internet.fr>
To: Zamanku <zamanku@yahoogroups.com>
Sent: Sat, June 26, 2010 9:57:03 AM
Subject: [zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

  
 
  
Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid. free.fr
yang sampai sekarang sudah dikunjungi  620 230 kali
 
 = = = =   = = =   = = =  
 
Tindakan FPI Banyuwangi harus
kita lawan  bersama
 
 
Berikut di bawah ini disajikan pernyataan (statement) Dr Ribka Tjiptaning dan 
berita Antara tentang tindakan FPI (Front Pembela Islam) Banyuwangi yang dengan 
menggunakan kekerasan telah membubarkan pertemuan antara  anggota-anggota 
Komisi IX DPR (bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja) dengan masyarakat, dengan 
alasan bahwa pertemuan itu adalah suatu kegiatan berselubung  untuk menumbuhkan 
semangat komunisme lagi karena banyak peserta dari luar Kabupaten Banyuwangi 
yang datang, Menurut Ketua FPI Banyuwangi, pertemuan itu merupakan acara temu 
kangen bekas anggota PKI dan keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus 
dibubarkan.
 
Untuk itu, lanjut dia, FPI bersama organisasi masyarakat Islam di Banyuwangi 
membubarkan acara tersebut untuk menjaga kondusivitas keamanan di kabupaten 
paling timur Pulau Jawa itu.
"Kami mengantisipasi tumbuhnya bibit PKI baru karena gerakan PKI pada tahun 
1965 berawal dari Kabupaten Banyuwangi," katanya menambahkan.
 
Mengingat seriusnya tindakan destruktif FPI Banyuwangi dalam peristiwa ini bagi 
persatuan bangsa, yang bertentangan dengan Pancasila dan  Bhinneka Tunggal Ika 
seperti yang selalu dianjurkan oleh Bung Karno dan Gus Dur, maka  akan 
disajikan sebuah tulisan tersendiri mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan 
peristiwa ini.
 
Sebab, peristiwa FPI Banyuwangi ini sebenarnya mempunyai dimensi yang tidak 
kecil, dan yang ada hubungannya juga dengan politik dan praktek-praktek Orde 
Baru, yang anti-Bung Karno dan anti-komunis. Pernyataan Ketua FPI Banyuwangi 
bahwa pertemuan itu merupakan acara temu kangen bekas anggota PKI dan 
keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus dibubarkan, sepenuhnya 
mencerminkan satunya atau persamaan antara pandangan FPI dengan  rejim militer 
Suharto mengenai  masalah ini.
 
Tindakan FPI Banyuwangi yang destruktif bagi persatuan bangsa dan karenanya 
juga mencemarkan nama Islam ini perlu kita lawan bersama dengan berbagai cara 
dan jalan, demi kebaikan bangsa beserta anak cucu kita di kemudian hari. Kita 
tidak boleh membiarkan FPI terus-menerus menyebarkan racun dan merusak 
sendi-sendi demokrasi, dan menghancurkan dasar-dasar Republik Indonesia, yang 
telah dibangun dengan susah-payah oleh para perintis kemerdekaan.
 
Paris, 26 Juni 2010
 
        1. Umar Said
 
= = ==   = = = == 
 
 
 
 
 Statement Dr. Ribka Tjiotaning :
 
 
TOLAK POLITIK ANTI DEMOKRASI, 
TOLAK POLITIK DISKRIMINATIF
 
 Pada tanggal 21 Juni sampai dengan 23 Juni 2010, Komisi IX yang membidangi
 Kesehatan dan Tenaga Kerja melakukan Kuker (Kunjungan Kerja) ke Propinsi
 Jawa Timur. Rombongan Komisi IX DPR RI tersebut dipimpin langsung oleh Ketua 
Komisi, dr Ribka Tjiptaning.
 
 Kuker tersebut bertujuan memantau langsung pelayanan kesehatan dan
 kebijakan ketenagakerjaan berbagai kota di Jawa Timur. Sekaligus ingin
 menghimpun secara langsung aspirasi dan masukan masyarakat.
 
 Pada tanggal 24 Juni seharusnya jadwal Kuker sudah selesai, tetapi banyak
 elemen masyarakat berbagai kota di Jatim ingin bertemu dengan Ketua Komisi
 IX DPR RI. Selama ini Ketua Komisi IX menerapkan kebijakan yang tidak
 birokratis kepada elemen masyarakat yang berkeinginan menyampaikan
 aspirasinya. Walau sudah selesai jadwal resmi, Ketua Komisi dr Ribka
 Tjiptaning beserta Rieke Dyah Pitaloka dan Nursuhud (semuanya anggota Fraksi 
PDIP) 
mau menerima undangan tersebut.
 
 Mereka bertiga tanggal 23 berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qodiri 1, yang
 diasuh KH Ach Muzakki Syah. Kunjungan rombongan ini diterima dan disambut
 meriah oleh ribuan santri. Pada tanggal 24 Juni kami bertiga berencana
 bertemu dengan PPNI (Persatuan Perawat Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan
 Indonesia) pada pukul 13.00 WIB di Banyuwangi. Pada pukul 10.00 kami
 bertemu  terlebih dahulu dengan masyarakat di satu rumah makan di Kelurahan 
Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Intiya Ketua Komisi IX memberi materi 
tentang hak masyarakat untuk memperoleh kesehatan secara gratis, dan juga 
sosialisasi RUU BPJS yang sedang dibahas di DPR.
 
 Acara tersebut dibubarkan secara paksa oleh Ormas Islam  : Front Pembela
 Islam Banyuwangi, Jawa Timur bersama Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak.
 Polisi yang berada di sana justru turut membubarkan seperti permintaan dan
 tututan ormas tersebut. Mereka menuduh acara tersebut adalah pertemuan kader 
komunis.
 
 Atas peristiwa ini, kami menyatakan sikap :
 
 1. Bahwa yang dilakukan Front Pembela Islam Banyuwangi, Jawa Timur bersama
 Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak merupakan tindakan anti demokrasi dan
 melanggar HAM.
 
 2. Hapuskan sikap politik diskriminatif. Meniadakan satu kelompok dalam
 realita kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti kebijakan yang
 diskriminatif terhadap korban ’65 merupakan tindakan yang tidak menghargai
 pluralisme, tidak toleran, dan tidak berbudaya.
 
 3. Aparat yang turut membubarkan acara tersebut cermin kegagalan
 pemerintahan SBY dalam mereformasi tubuh Polri.
 
 Dengan begitu, saya akan melaporkan tindakan pelanggaran HAM tersebut ke
 Komnasham pada Senin tanggal 28 Juni 2010.
 
 Jakarta, 25 Juni 2010
 
 Dr Ribka Tjiptaning
 
* * *
 
FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
 
Kamis, 24 Juni 2010 
 
Banyuwangi (ANTARA News) - Front Pembela Islam (FPI) bersama Forum Banyuwangi 
Cinta Damai dan LSM Gerak membubarkan acara sosialisasi kesehatan gratis yang 
digelar Komisi IX DPR di salah satu rumah makan di Kelurahan Pakis, Kabupaten 
Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
 
"Ini ada komunitas anggota PKI (Partai Komunis Indonesia). Kenapa ada di sini?" 
kata Ketua FPI Banyuwangi, Aman Faturahman, kepada sejumlah peserta pertemuan 
yang terkejut melihat kehadiran anggota FPI itu.
 
Acara sosialisasi kesehatan gratis itu dihadiri Ketua Komisi IX DPR, dr. Ribka 
Tjiptaning Proletariati dan anggota Komisi IX, Rieke Dyah Ayu Pitaloka.
 
Melihat suasana yang semakin memanas, panitia segera mengevakuasi Ribka dan 
Rieke ke kantor DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jalan Jaksa 
Agung Suprapto, Banyuwangi.
 
Menurut Ketua FPI Banyuwangi, pertemuan itu merupakan acara temu kangen bekas 
anggota PKI dan keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus dibubarkan.
 
"Sosialisasi kesehatan gratis dari Komisi IX hanya sebagai kedok. Saya curiga 
acara itu merupakan kegiatan terselubung untuk menumbuhkan semangat komunisme 
lagi karena banyak peserta dari luar Kabupaten Banyuwangi yang datang," kata 
Aman.
 
Untuk itu, lanjut dia, FPI bersama organisasi masyarakat Islam di Banyuwangi 
membubarkan acara tersebut untuk menjaga kondusivitas keamanan di kabupaten 
paling timur Pulau Jawa itu.
 
"Kami mengantisipasi tumbuhnya bibit PKI baru karena gerakan PKI pada tahun 
1965 berawal dari Kabupaten Banyuwangi," katanya menambahkan.
 
Sementara itu, Ribka Tjiptaning mengaku kecewa dengan sikap FPI yang 
membubarkan secara paksa acara sosialisasi kesehatan gratis Komisi IX DPR. 
Padahal, menurut dia, sosialisasi tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat di 
daerah.
 
"Kami tidak melakukan temu kangen bekas anggota atau keturunan PKI di 
Banyuwangi. Acara kami ini murni tugas Komisi IX DPR tentang sosialisasi 
pentingnya penyediaan fasilitas kesehatan gratis di daerah," katanya.
 
Penulis buku berjudul "Aku Bangga Jadi Anak PKI" itu pada 2002 mengaku sudah 
terbiasa mengalami intimidasi seperti itu. 
 
"Ini menunjukkan bahwa negara kita belum demokratis sehingga orang lain masih 
berpikir awam tentang latar belakang saya," katanya.
 
Sementara itu, Rieke menambahkan, kegiatan sosialisasi kesehatan gratis 
tersebut merupakan kegiatan umum dan bisa dihadiri siapa saja, termasuk bekas 
anggota atau keturunan PKI.
 
"Saya menyayangkan sikap yang dilakukan FPI karena bekas anggota atau keturunan 
PKI juga warga negara Indonesia," katanya.
 
Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Abas, mengatakan undangan 
yang hadir dalam kegiatan sosialisasi kesehatan gratis tersebut berasal dari 
berbagai elemen, namun beberapa peserta yang hadir merupakan keturunan keluarga 
bekas anggota PKI.
 
"Memang benar, ada beberapa peserta yang keturunan keluarga bekas anggota PKI," 
kata Abas yang juga menjadi panitia dalam kegiatan tersebut.(*)
 
 * * *   
 



      

Kirim email ke