Di sinilah saya rasa perlu kerjasama yang erat antara Departemen Finance dengan Departemen IT di dalam suatu perusahaan dalam mengambil keputusan jenis software yang diperlukan dalam suatu perusahaan. Untuk multi national company tentunya tidak akan berlaku karena policy IT biasanya diambil dari kantor pusat, sedangkan untuk perusahaan lokal terutama kelas menengah bawah evaluasi ini mutlak dilakukan. Jangan sampai implementasi IT ini diputuskan semata mata karena me too policy dari top manajemen atau kecanggihan departemen IT yang presentasi akan hebatnya suatu software, tapi pihak finance perlu pula mengetahui apakah penggunaan sofware tersebut bisa benar benar bisa memberikan nilai tambah. Ada baiknya evaluasi melalui EVA (Economic Value Added) bisa dipergunakan dalam penentuan penggunaan IT dalam suatu perusahaan agar jangan sampai kelihatan mentereng tapi hasilnya malah membebani keuangan perusahaan.
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ryan Fitriyanto <fitriya...@...> wrote: > > Kalo menurut saya, selama kita gak butuh sama fitur baru, ya gak ada alasan > untuk upgrade. > > Same case sama dunia foto, ketika ada kamera2 baru yang menawarkan fitur2 > baru yang gak pernah kita butuhkan, ya gak ada alasan untuk upgrade, thats > it. > > Kaitannya sama keuangan, menurut saya, kita harus bijak dalam 'belanja' > teknologi, pahami kebutuhan kita, baru deh tentuin apa perlu upgrade atau > tidak. > > Salam > > ryan > >