uup berlaku nggak buat dpr. ? Apa hanya buat rakyat aja. Jangan jangan buat 
anggota dpr gak berlaku. Perlu di tulis yg jelas itu(liat ada foot note nya 
gak, jgn jgn kayak iklan promo pulsa,hahahah ketipu). La yg bikin aja kelakuan 
nya banyak yg mesum.

tri wibowo wrote: 
>             Terlepas dari pluralisme dan isme-isme lainnya. Sebetulnya, DPR 
> dan pemerintah tuh mbok mengaca diri! Bicara soal     ografi, justru DPR dan 
> PEMERINTAH itu yang     o. Misalnya, masih inget nggak soal kasus VIDEO MEZUM 
> Yahya Zaini (Kepala Bidang Kerohanian Partai GOLKAR) dan Maria Eva?  Masih 
> inget nggak sama kasus perselingkuhannya Al Amin Nasution? (Partai 
> berbasiskan AGAMA loch) Kasus pelecehan sexsual oleh Anggota DPR Max Moein? 
>  Sebaiknya Negara jangan mengurus MORALITAS masyarakat-nya! URUS dulu MORAL 
> para ANGGOTA DPR dan PEMERINTAH sendiri. Salam, Bowo KETUA MASYARAKAT TAAT 
> BERIBADAH (kalau hari raya doang :)) 
> 2008/10/30 BDG KUSUMO < [EMAIL PROTECTED] cz > 
>  Bung Imam ÿb., 
>  salut kita untuk PDI-P, PDS, juga perorangan 
> anggota DPR RI dan semua 
>  komponen Civil Society yang menolak RUU     ografi 
> dan dengan demikian 
>  gigih mempertahankan pluralisme di Nusantara. 
> Ingat, bahwa pluralisme 
>  adalah sama dan sebangun dengan demokrasi. Demagogi 
> tentang ber 
>  demokratisasi yang "takes time" namun sekaligus 
> rajin meletakan fondasi 
>  untuk men nihilisasi 
> pluralisme adalah kemunafikan kolosal. Kita tolak! 
>    
>  Salam, Bismo DG 
>    
>  ----- Original Message ----- 
>  From: imam 
>  To: Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com 
> ; jurnalperempuan@ yahoogroups. com 
> ; fhmindonesia2005@ yahoogroups. com 
> ; artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com 
>  Sent: Wednesday, October 29, 2008 2:22 PM 
>  Subject: [ac-i] Salut Untuk PDI-P 
>  Tidak perlu 
> jenius untuk mengetahui kalau ancaman bagi Indonesia adalah rembetan krisis 
> keuangan global, bukan     ografi.  Ancaman gawat darurat di depan hidung 
> kita semua adalah pelemahan pertumbuhan, ancaman PHK masal, rupiah terjun 
> bebas. 
> Kita menghadapi krisis keuangan global, bukan krisis     ografi. Tapi kenapa 
> yang diurusin DPR malah RUU '    o'? Di saat arus penolakan terhadap RUU '    
> o' 
> menguat, DPR ngotot mensahkan RUU '    o'.. Menjadi pertanyaan, kalau 
> notabene 
> arus publik menolak RUU '    o' namun DPR malah melawan arus, terus di mana 
> makna "wakil rakyat"? 
>  Di tengah krisis 
> keuangan global, menjadi pertanyaan, apa urgensinya RUU '    o'? Apa rakyat 
> menjadi sejahtera bila pakaiannya diatur-atur?  Apa kemiskinan dan 
> pengangguran akan menurun dengan mengatur cara berpakaian rakyat, dengan 
> mengatur bacaan rakyat, dengan mengatur film dan konten yang boleh diakses 
> orang 
> dewasa? Apa sektor riil akan tertolong dengan RUU '    o' ini? 
>  Mbok ya membuat 
> RUU itu jangan suka-suka sesuai selera politiknya sendiri, jangan membuat RUU 
> yang melanggar kepastian hukum, melanggar hak sipil masyarakat. Frase kata 
> 'gerak tubuh' digabung dengan pasal 'peran serta masyarakat', wah akan 
> membuat 
> cewek cantik bertubuh seksi rentan menjadi korban pemerasan. Kemudian, pasal 
> 'peran serta masyarakat' itu, apa kita ingin merubuhkan negara hukum ini dan 
> menyerahkannya pada angry mob..??! 
>  Melihat kosa 
> kata di RUU '    o' ini yang memuat kata 'senggama', 'onani', 'oral seks', 
> 'anal 
> seks', alih-alih RUU ini untuk memberantas     ografi, justru RUU inilah 
> salah 
> satu contoh     ografi. 
>  Salut pada PDI-P 
> yang menolak RUU '    o' ini. 
>  Regards, 
>  Imam 
>  No virus found in this incoming message. Checked by AVG - 
>  http://www.avg. com Version: 8.0.175 / Virus Database: 270.8.4/1753 - 
> Release 
> Date: 28.10.2008 21:20 
>      



      

Kirim email ke