Sesudah suharto mundur di tahun 1998, nama Hatta mulai diangkat-angkat dan 
ditonjolkan "jasa-jasanya". Tapi sejarah telah mencatat, Hatta sebagai salah 
seorang peminpin Indonesia tidak bebas dari dosa-dosa berdarah dalam Provokasi 
Madiun dan hubungannya  dengan Imperialisme Amerika dalam bekerja sama membasmi 
kaum kiri dan golongan Komunis di Indonesia. Suara- suara yang mengungkapkan 
kebenaran  dan kegelapan sejarah di masa silam harus terus diaktifkan dan 
diserukan setiap saat. Salah satu kelemahan kaum kiri dan kaum progressip 
revolusioner sekarang ini adalah karena mereka kurang aktif dan kurang tegas 
serta kurang berani menyuarakan kebenaran, ragu menyuarakan keadilan serta 
segan membangkitkan semangat revolusioner rakyat. Sebaliknya kaum reaksioner 
(termasuk kaum reaksioner dari kalangan yang dulu pernah revolusioner) selalu 
aktif, selalu agressif dan selalu siaga menggunakan setiap kesempatan untuk 
menyuarakan ideologi kontra revolusioner mereka, selalu lebih agresssif 
menggunakan kebohongan dan fitnah serta memalsu fakta sejarah. Keadaan yang 
tidak seimbang ini harus dijadikan berimbang menjadi perlawanan yang paling 
tidak 1-1.

    Perdebatan dengan kaum reaksioner harus dihadapi dan bukannya harus 
dihindari dalam kesempatan yang bagaimanapun karena itu adalah arena perjuangan 
yang tidak tergantung pada  tempat dan waktu. Kaum peneliti sejarawan muda 
harus berpihak pada rakyat dengan tegas meskipun tetap harus bekerja secara 
ilmiah dan bukannya bersikap seperti banci politik seperti John Roosa dan para 
murid-muridnya yang di Indonesia sejenis Hilmar Farid dan gerombolannya yang 
sudah dia kebiri menjadi setengah suharto setengah PKI. Sejarawan muda kebirian 
semacam itu tidak punya harga sepeserpun bagi rakyat Indonesia dan akan mudah 
dilupakan orang sebelum mereka sempat bikin dosa yang lebih besar lagi.
ASAHAN.


----- Original Message ----- 
From: Dian Su 
To: Djoko Sri ; gelora45 ; Wahana-News ; Sastra Pembebasan ; nasional-list 
Cc: Widodo Suwardjo ; Dian Su 
Sent: Friday, August 20, 2010 12:06 PM
Subject: #sastra-pembebasan# Tentang Dokumen RED DRIVE PROPOSAL.


  
Bung Djoko Sri Moeljono yang baik;
 
Terima kasih atas berita tentang peluncuran buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI 
DOKTRIN TRUMAN DI ASIA yang Bung hadiri. Saya  gembira, bahwa acara itu juga 
dihadiri oleh Pak Soemarsono yang sepuh.

 
Adalah baik sekali  pertanyaan Bung tentang dokumen Red Drive Proposal. Selama 
ini banyak ditulis keterlibatan Amerika dalam Peristiwa Madiun didasarkan pada 
adanya rapat rahasia di Sarangan yang melahirkan Red Drive Proposal. Ada yang 
berberpendapat bahwa, tidak cukup bukti-bukti ilmiah tentang adanya rapat 
rahasia Sarangan ini. Pribadi-pribadi yang disebut menghadiri rapat ini sudah 
pada meninggal semua. Karena ini rapat rahasia, sampai sekarang belum ada bukti 
hitam atas putih tentang kejadian ini. Saya berpendapat, ini termasuk salah 
satu acara yang bisa diriset para sejarawan untuk kepastian ada atau tidaknya 
pertemuan Sarangan yang dihadiri wakil-wakil Amerika Serikat, dan Pemerintah 
Indonesia yang diwakil Perdana Menteri Moh.Hatta, Soekiman, Moh. Roem dan 
Soekamto.
 
Tetapi, tak bisa dibantah keterlibatan Amerika dalam Peristiwa Madiun dengan 
bukti-bukti yang dipaparkan dalam buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI DOKTRIN 
TRUMAN DI ASIA. Doktrin Truman yang digalakkan sejak tahun 1947 berintikan the 
policy of containment - pembendungan dan pembasmian komunisme sejagat - yang 
berlanjut dengan Perang Dingin adalah jelas jemelas dalam kenyataan. Peristiwa 
Madiun hanyalah salah satu peristiwa dari realisaasi Doktrin Truman itu, 
mendahului Perang Korea dan Perang Vietnam.
 
Gatatan Bung mengenai tuduhan "Gerwani memotong kemaluan para jenderal" adalah 
sekelumit pemalsuan sejarah yang bersimaharajalela di zaman orba Soeharto. 
Inilah sejarah yang yang membikin pembodohan bangsa yang harus kita lawan 
selanjutnya. 
 
Sungguh berharga sekali simpanan Bung berupa dokumen-dokumen mengenai kenyataan 
yang dialami di pembuangan Pulau Buru. Saya mengharapkan agar barang bernilai 
sejarah ini jangan lenyap tanpa guna. Tentu Bung bisa mendapat cara terbaik 
dalam pemeliharaannya, hingga simpanan Bung itu dapat bermanfaat untuk 
penulisan sejarah berdasar pendirian cari kebenaran dari kenyataan.
 
Dan tak lupa, saya harapkan kesan serta kritik-kritik Bung atas buku PERISTIWA 
MADIUN: REALISASI DOKTRIN TRUMAN DI ASIA.
 
                                                     Salam hangat;
 
                                                       Suar Suroso.
 
 
 
 
 
--- On Fri, 8/20/10, djoko sri moeljono <moel...@yahoo.com> wrote:

From: djoko sri moeljono <moel...@yahoo.com>
Subject: Re: [GELORA45] Diskusi dan Bedah Buku Peristiwa Madiun: Realisasi 
Doktrin Truman di Asia
To: gelor...@yahoogroups.com
Cc: "widodo soewardo" <wid...@magcime.cu>
Date: Friday, August 20, 2010, 1:40 PM

  

Bung Suar Suroso,
 
Saya hadir dalam diskusi buku anda yang dihadiri sekitar 40 orang.
Sayang seali acaranya jadi melenceng karena pembicara yang jurnalis
Rakyat Merdeka dengan latar belakang pengetahuan tentang Amerika
menjadi pembicara yang menyamakan kapitalisme = sosialisme,sama
sama mencari untung bagi masing-masing bangsa. Bedah buku jadi
debat yang tentu saja tidak berujung.
Hadir pak Sumarsono yang sudah sepuh tapi bersemangat dan beliau
lebih banyak diam tidak berkomentar karena kalau ikut menyiram per
debatan dengan bensin pasti jadi seru dan bisa berlarut-larut.
Saya belum sempat baca karena begitu letih dan sampai rumah tidur
Ada satu pertanyaan : bung Suar Suroso pernah baca sendiri doku
men Red Drive Proposal? 
Istilah yang juga populer saat itu : PKI menusuk dari belakang,saat
Indonesia berjuang melawan Belanda malah berkhianat.
Memang republik kami banyak kebohongan seperti :"Gerwani memo
tong kemaluan jendral dsb dsb" dan ini sampai sekarang dan mungkin
sampai entah kapan akan dipercaya orang. Padahal visum dokter tidak
menyebutkan hal tsb dan beruntung visuk dokter yang asli ada dan di
simpan di Amerika. Kalau disimpan di Indonesia bisa hilanga disembu
nyikan orang atau dibakar.
Saya punya koleksi foto dari Buru dan surat-menyurat dengan keluarga
Kalau di simpan di Indonesia oleh Yayasan atau badan teretentu,pasti
dibakar FPI atau Front Anti Komunis. Tetapi saya sdudah dihubungi
Gerry van Klinken dari KITLV Belanda.
Mereka bersedia menyimpan artefak-artefak ini agar tidak hilang tanpa
bekas. Ini kan bisa dijadikan bukti bahwa Pembuangan di Buru benar-
benar ada dan bukan ceritera fiksi? Tetapi akan berakaibat bahwaa bi
la diperlukan maka orang harus melihatnya di Leiden
Salam sejahtera dari Jakarta yang sedang puasa
 
 
Djoko Sri Moeljono

[Non-text portions of this message have been removed]



Kirim email ke