SIFAT-SIFAT MUKMIN SEJATI DALAM AL-QUR`AN

http://almanhaj.or.id/content/3651/slash/0/sifat-sifat-mukmin-sejati-dalam-al-quran/

Keimanan merupakan kunci kebaikan dan keberuntungan seseorang di dunia dan
akhirat. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla sering sekali menyebutkan
kata 'iman' ini dalam al-Qur'ân, baik dalam konteks perintah, larangan,
anjuran, pujian dan lain sebagainya. Jika penyebutan lafazh 'iman' itu
dalam konteks perintah, larangan atau penetapan hukum di dunia, maka itu
berarti, ucapan itu diarahkan kepada seluruh kaum Mukminin, baik yang
imannya sempurna ataupun kurang . Sedangkan, jika penyebutan kata 'iman'
itu dalam konteks pujian kepada orang-orangnya dan penjelasan balasannya,
maka itu berarti, ucapan itu diarahkan untuk orang-orang yang imannya
sempurna. Kelompok yang kedua inilah yang hendak dijelaskan di sini.

Dalam al-Qur'ân, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan bahwa orang Mukmin yaitu
orang yang mengakui dan mengimani semua pokok akidah, menginginkan dan
melakukan apa Allâh Azza wa Jalla sukai dan ridhai, meninggalkan semua
perbuatan maksiat dan bergegas untuk bertaubat dari perbuatan dosa yang dia
lakukan. Allâh Azza wa Jalla juga menyebutkan bahwa keimanan mereka
memberikan dampak positif pada akhlak, perkataan dan tindak-tanduk mereka.

Allâh Azza wa Jalla telah menyebutkan sifat kaum Mukminin itu yaitu yang
beriman kepada semua rukun iman, mendengar dan taat serta patuh, baik
secara lahir maupun batin. Allâh Azza wa Jalla juga menyebutkan sifat
mereka yang lain dalam firman-Nya :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ﴿٣﴾أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ
دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allâh , gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya keiman
mereka bertambah, dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal. (Yaitu)
orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki
yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di
sisi Rabb mereka dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.
[al-Anfâl/8:2-4]

Sifat-sifat lain yang Allâh Azza wa Jalla sebutkan yaitu jika mendengar
ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla dan mengingat Allâh Azza wa Jalla mereka
gemetar, menangis namun hati mereka lembut dan tenang; mereka senantiasa
takut kepada Rabb mereka; khusyu' dalam shalat, menjauh dari perbuatan
sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan, memberikan persaksian yang
benar dan menunaikan amanah.

Allâh Azza wa Jalla juga menyatakan bahwa diantara sifat kaum Mukminin
adalah yakin dengan sepenuh hati tanpa ada ragu sedikitpun, berjihad di
jalan Allâh Azza wa Jalla dengan harta dan jiwa raga mereka dan mereka
ikhlas dalam semua perbuatan mereka, cinta kepada sesama kaum Mukminin,
mendoakan kebaikan untuk kaum Mukminin di masa lalu dan yang akan datang,
berusaha menghilangkan kebencian terhadap kaum Muslimin dari hati mereka,
senantiasa loyal kepada Allâh Azza wa Jalla , Rasul-Nya dan kaum Muslimin
serta berlepas diri dari semua musuh Islam, menyuruh melakukan yang ma'ruf
dan meninggalkan kemungkaran dan mereka senantiasa taat kepada Allâh Azza
wa Jalla dan Rasul-Nya dalam segala kondisi.

Inilah di antara sifat Mukmin sejati. Dalam diri mereka berpadu antara
akidah yang benar, keyakinan yang sempurna dan keinginan kuat untuk
senantiasa bertaubat. Ini semua melahirkan sikap patuh untuk melaksanakan
perintah dan meninggalkan larangan.

Semua sifat ini merupakan sifat Mukmin sejati yang akan terhindar dari
siksa Allâh Azza wa Jalla , yang berhak mendapatkan pahala serta berhak
meraih semua kebaikan yang merupakan buah dari keimanan.

Setelah mengetahui sifat-sifat ini, seyogyanya bagi seorang Mukmin
mengintrospeksi dan melihat dirinya, sudahkah dia memiliki sifat ini? Jika
sudah, sudahkah sifat-sifat terpuji ini sempurna ataukah masih banyak
kekurangannya? Introspeksi seperti ini sangat urgens untuk memacu semangat
memperbaiki diri. Kalau sebatas mengetahui sifat-sifat terpuji yang
merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat ini tanpa ada
tindak-lanjut dengan menilai diri, maka alangkah ruginya. Sebab, dengan
menilai diri, dia akan mengetahui kekurangan-kekurangannya sehingga terpacu
untuk menyempurnakannya dengan bertaubat dan istighfâr. Inilah yang
menyebabkan proses introspeksi ini menjadi penting. Karena semua yang
dijanjikan untuk kaum Mukminin itu akan bisa diraih hanya dengan iman yang
sempurna.

Allâh Azza wa Jalla telah menetapkan lebih dari seratus kebaikan yang bisa
diraih dengan iman. Nilai satu kebaikan melebihi nilai dunia dan seisinya.
Diantara kebaikan yang bisa diraih dengan keimanan yaitu ridha Allâh Azza
wa Jalla yang merupakan karunia tertinggi. Iman juga bisa menyebabkan
seseorang masuk surga, selamat dari siksa neraka, terhindar dari siksa
kubur, terhindar dari berbagai kesulitan pada hari Kiamat, gembira di dunia
dan akhirat, teguh dalam keimanan di dunia dan istiqamah dalam ketaatan dan
ketika meninggal dan dikubur tetap diatas iman, tauhid dan bisa menjawab
dengan benar.

Dengan iman seseorang bisa meraih kehidupan yang baik di dunia, rizki,
kebaikan, kemudahan, terhindar dari berbagai kesulitan, ketenangan hati dan
jiwa, qana'ah, hidup nyaman, anak keturunan yang baik dan menjadikan mereka
sebagai penghibur bagi seorang mukmin, sabar ketika mendapat ujian dan
musibah.

Dengan sebab keimanan, Allâh Azza wa Jalla menghilangkan berbagai beban
dari kaum Mukminin, melindungi mereka dari berbagai keburukan, menolong
mereka dalam menghadapi musuh, tidak menyiksa kaum Mukminin yang lupa, yang
tidak tahu dan yang keliru. Allâh tidak memberikan beban kepada mereka
bahkan Allâh Azza wa Jalla menghilangkannya dan tidak membebankan kepada
mereka sesuatu diluar batas kemampuan mereka.

Dengan sebab iman, Allâh mengampuni dosa-dosa kaum Mukminin dan memberikan
taufik kepada mereka untuk segera bertaubat.

Jadi keimanan merupakan sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allâh
Azza wa Jalla , mendekat kepada rahmat Allâh Azza wa Jalla dan meraih
pahala dari Allâh Azza wa Jalla . Iman juga merupakan sarana ampuh untuk
meraih ampunan Allâh Azza wa Jalla dan menghilangkan atau meringankan semua
kesulitan.

Secara rinci, manfaat yang bisa diraih dengan keimanan itu sangat banyak.
Singkatnya, kebaikan dunia dan akhirat merupakan buah dari keimanan
sebaliknya keburukan-keburukan itu ada akibat dari hilangnya keimanan.
Wallâhu a'lam

(Dikutip dari kitab Al-Qawâidul Hisân, Syaikh Abdurrahmân bin Nâshir
as-Sa`di, halaman. 77-80)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XIV/1431H/2010. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Kirim email ke