dear teman-teman,
saya senang saat ini semakin banyak diantara kita yang
dekat dengan permasalahan lingkungan. Artikel ini,
adalah salah satu yang harus dibaca dan dihayati jika
kita semua bertanggungjawab terhadap mahluk kecil yang
bernama "anak", mereka menjadi kelompok yang semakin
sulit hidup dimasa depan. Kondisi lingkungan yang
semakin hancur membuat mereka semakin sulit
memanfaatkan SDA, kesehatan yang semakin mahal membuat
umur produktif  pendek. Jadi kalau dihitung-hitung,
kita ini adalah kelompok pas-pasan. Kenikmatan hidup
dan kesejahteraan yang ada saat ini, adalah kamuflase
dari begitu besar beban dimasa depan. Karena kita
ingin hidup enak, dengan biaya murah....dimana biaya
kerusakan lingkungan, biaya penurunan kesehatan dan
kualitas hidup tidak pernah dihitung, jangan-jangan
oleh pengelola negara ini kita tidak dianggap bukan
manusia........atau udah kebanyakan kali...!!! Ini
jelas salah satu penyebab kebangkrutan negara, karena
umur produktif yang pendek sama dengan inefisiensi.
Belum BEP udah pada koit....! 
Kesalahan selalu diulang-ulang, karena rendahnya
kemampuan pengurus negara/wilayah dalam memandang
sebuah program. Dianggapnya kerusakan
lingkungan/penurunan kesehatan masyarakat sebagai
bagian yang harus ditanggung masyarakat/dibebankan ke
masyarakat.....kita capai-capai sekolah, makan makanan
yang bergizi, cuman mau dijadikan tumbal.
Kasihan...deh kita2....! Apalagi saudara-saudara kita
yang demo ngotot minta PLTGU harus di
Pemaron,....kasihan deh mereka. Karena anak cucunya,
menanggung malu sampai tujuh keturunan:
He...he....Kakek lu goblok!!!

madeWidi



--- Sudarma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Menuju PLTU Ramah Lingkungan 
> (Dari majalah Elektro Indonesia, No. 34, Nov. 2000 )
> 
> Oleh : Mukhlis Akhadi, Alhi Peneliti Muda di Badan
> Tenaga 
> Nuklir Nasional 
> 
> Meski batubara termasuk  sumber energi tak 
> terbarukan, 
> namun hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan
> batubara 
> di dunia saat ini masih sangat melimpah. Terhitung
> pada 
> tahun 1990, jumlah cadangan batubara dunia
> diperkirakan 
>  mencapai 1.079 milyar ton dan masih dapat
> diandalkan 
> sebagai sumber energi dunia hingga lebih dari 230
> tahun, 
> bahkan diperkirakan dapat mencapai hingga 300 tahun 
> mendatang. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data
> pada 
> P.T. Tambang Batubara Bukit Asam, hingga tahun 1991
> jumlah 
> batubara yang ditambang baru sebesar 14.478 ribu
> ton, dari 
> total cadangan yang diperkirakan sebesar 34 milyar
> ton. 
> 
> Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar 
> batubara memiliki dua reputasi yang saling bertolak 
> belakang. Di satu fihak PLTU betubara mempunyai
> reputasi 
> baik karena mampu memproduksi listrik dengan biaya
> paling 
> murah dibandingkan sistim pembangkit listrik
> lainnya. 
> Biaya operasi PLTU batubara kurang lebih 30 % lebih
> rendah 
> dibandingkan sistim pembangkit listrik yang lain.
> Namun di 
> lain fihak, PLTU batubara juga mempunyai reputasi
> buruk 
> karena merupakan sumber pencemar utama terhadap
> atmosfer 
> kita.  
> 
> Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama
> batubara, 
> memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan masalah
> 
> pencemaran lingkungan. Walaupun stasiun pembangkit
> listrik 
> batubara saat ini telah menggunakan alat pembersih
> endapan 
> (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel
> kecil 
> dari asap pembakaran batubara, namun senyawa-senyawa
> 
> seperti SOx dan NOx yang berbentuk gas dengan
> bebasnya 
> naik melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas.
> Kedua 
> gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada
> di 
> udara sehingga membentuk H2SO4 (asam sulfat) dan
> HNO3 
> (asam nitrat). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air
> hujan 
> sehingga mengakibatkan terjadinya hujan asam.
> Berbagai 
> kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap
> kesehatan 
> dapat muncul karena terjadinya hujan asam tersebut. 
> 
> Fenomena hujan asam sebetulnya sudah dikenali oleh
> para 
> pemerhati lingkungan sejak tahun 1950-an. Namun
> masalahnya 
> menjadi bertambah parah seiring dengan semakin 
> meningkatnya permintaan energi listrik yang disuplai
> 
> melalui PLTU batubara. Masalah hujan asam mungkin
> akan 
> merupakan masalah lingkungan jangka panjang yang
> teramat 
> serius.  
> Hujan asam bisa juga menjadi isu politik besar
> terutama 
> karena sumber asal dan para korbannya sering berada
> di 
> tempat yang berbeda. Bahan pencemar NOx dan SOx
> dapat 
> bergerak terbawa udara hingga ratusan bahkan ribuan 
> kilometer, mencapai lintas batas antar negara. 
> 
> Di samping itu, sangat sulit untuk menunjukkan
> secara 
> pasti sumber-sumber polutan yang menyebabkan
> terjadinya 
> hujan asam di suatu kawasan/negara tertentu. Emisi
> gas 
> asam dari negara-negara bagian di Lembah Sungai Ohio
> di 
> Amerika Serikat yang padat industri, termasuk
> Missouri dan 
> Tennessee, terbang ke timur dan utara keluar dari
> wilayah 
> AS menuju ke New England dan Kanada.  
> 
> Keasaman  Air :
> Dalam keadaan udara bersih, air hujan bersifat agak
> asam 
> dengan derajad keasaman (pH) 5,6. Penyebab keasaman
> ini 
> adalah adanya senyawa carbon dioksida (CO2), suatu
> senyawa 
> alamiah penyusun udara yang dalam air hujan
> membentuk asam 
> lemah. Senyawa ini dikeluarkan baik oleh manusia,
> hewan 
> maupun tanaman melalui sistim pernafasan. Air hujan 
> dikatagorikan sebagai asam apabila nilai pH-nya di
> bawah 
> 5,6.  
> 
> Air untuk konsumsi manusia harus memiliki nilai pH
> antara 
> 6-9. Asam dalam air hujan menambah kemampuan air itu
> untuk 
> melarutkan dan membawa lebih banyak logam-logam
> berat 
> keluar dari tanah, seperti merkuri (Hg) dan
> aluminium 
> (Al). Air asam ini juga dapat melarutkan tembaga
> (Cu) dan 
> timbal (Pb) dari pipa-pipa logam untuk menyalurkan
> air. 
>  Peristiwa ini tentu saja akan menggganggu
> persediaan air 
> untuk konsumsi manusia. Air dengan pH 5 menyebabkan
> ikan 
> salem dan farel tidak mampu berkembang biak. Pada pH
> 
> sekitar 4,5, ikan lenyap dari danau. Sedang pada pH
> 4, 
> danau menjadi tanpa kehidupan. Pada pH mendekati 3,
> daun 
> tanaman menjadi rusak.  
> 
> Di berbagai belahan dunia, manusia mulai semakin
> menyadari 
> perlunya menyelamatkan lingkungan hidup.
> Tindakan-tindakan 
> protektif kini sedang digiatkan untuk melindungi 
> sumber-sumber alam yang tak ternilai harganya ini
> dari 
> kehancuran total. Salah satu upaya protektif untuk 
> melindungi kekayaan hayati ekosistim alam ini adalah
> 
> dengan memperkenalkan berbagai jenis teknologi yang
> dapat 
> dipakai untuk memperkecil emisi gas-gas asam yang
> keluar 
> pada saat pembakaran batubara.  
> 
> Dewasa ini manusia di berbagai belahan dunia mulai
> sadar 
> akan perlunya menyelamatkan lingkungan dengan cara 
> mereduksi maupun menjinakkan polutan-polutan yang
> terlepas 
> ke lingkungan. Beberapa negara maju telah
> mengeluarkan 
> peraturan sangat ketat dan menanamkan investasi
> cukup 
> besar dalam rangka mengurangi polusi udara dari gas
> buang. 
> Untuk penyelesaian jangka panjang, salah satu cara
> yang 
> dapat ditempuh untuk menghindari terjadinya hujan
> asam 
> adalah dengan menghentikan sumber hujan asam
> tersebut.  
> 
> Teknologi  FBC :
> Dewasa ini telah dikembangkan sistim peralatan 
> berteknologi tinggi yang mampu mengurangi emisi
> polutan 
> dalam gas buang yang dikeluarkan cerobong, baik dari
> pusat 
> pembangkit listrik maupun industri lainnya yang
> membakar 
> batubara. Berbagai upaya untuk memperbaiki reputasi 
> batubara terus dilakukan dengan mewujudkan clean
> coal 
> technology, salah satunya adalah dengan teknologi 
> fluidised bed combustion (FBC). Teknologi ini di
> samping 
> mempunyai efisiensi pembakaran batubara yang tinggi,
> juga 
> mampu meredam secara drastis emisi gas-gas polutan
> seperti 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Shopping - Send Flowers for Valentine's Day
http://shopping.yahoo.com

--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke