Rekan-rekan di Milis,

   Ide untuk membuat Information Centre di Buleleng, sangat bagus sekali. Melalui Pusat Informasi ini, masyarakat baik asal Buleleng maupun tidak, akan dapat menyumbangkan pikiran dan pengalamannya untuk pembangunan Buleleng pada khususnya dan Bali pada umumnya. Salah satu bentuk kepedulian masyarakat ini adalah adanya Milis ini. Saya sendiri banyak menimba pengetahuan dari Milis ini, meskipun saya arahnya sudah menuju “kelod kauh” yang mungkin sebentar lagi dititipkan “digeni”, diantar warga “maudeng selem”.

    Masalahnya sekarang: apakah para pengambil keputusan mau mendengar dan peduli terhadap masukan masyarakat ini. Saya cukup lama “ngayah” di Pemda, melayani cukup banyak Bupati, sehingga saya sedikit tahu bagaimana kecendrungan mereka yang lagi berkuasa itu. Itu sebabnya saya menulis di Milis ini tentang LAIN JURAGAN LAIN SELERANYA. Kecendrungannya adalah semua ingin membuat sejarah dan meningalkan sesuatu yang bisa dibanggakan waktu beliaunya berkuasa. Belum lagi masuk unsur politik. Lihat patung Banteng di Makam Pahlawan di Singaraja, waktu mulai bangkitnya lambang pohon beringin. Lihat itu patung Singa Ambara Raja yang warna gunta ganti seperti warna “ogoh-ogoh”.

    Misalkan saja permimpin kita ada keinginan untuk mendengar masukan masyarakat. Buat alamat Email dan masuk di Milis ini. Dengan jaringan maya ini, beliaunya ( maksud saya Bu Pati dan Pak Pati ) bisa mendapat masukan dan mendengar KELUHAN masyarakat. Kalau tidak mau Emailnya dijejali  “rubbish” ( kalau masukan dianggap sampah ), bikin dua alamat. Satu alamat masuk di Milis dan satu alamat lagi untuk hanya keperluan dinas. Dan untuk memberikan informasi dijaman IT ini, memang seharusnya Pemkab. sudah punya website. Saya cari-cari di internet, apakah Kab. Buleleng punya alamat Email atau Website, hasilnya nihil. Yang saya ketemukan Cuma gambar telanjang. Contoh Kab. Jermbrana punya website dengan address : Jembrana.go.id

     Saya kira bukan soal biaya. Pemkab. kan bisa bayar seorang web master untuk membuat dan mengelola web site ini. Yang menarik pula di Pemkab. Buleleng ada Dinas Informasi dan Elektronika. Saya pernah kesana, banyak kompouter, branded, KATANYA segera punya web site.

     Pertanyaan  Pak Bangsing, apa Buleleng punya buku panduan. Saya pernah ngayah ( mantan, maan taen ) sebagai Ka Dinas Pariwisata. Waktu itu saya menerbitkan buku panduan “Discover Buleleng, Enjoy the difference”. Buku itu saya susun dengan bantuan teman-teman orang Bule karena saya hanya tahu bahasa Bali kasar. Saya juga menyusun buku kecil ( booklet ) tentang Gedong Kirtya. Saya juga menyusun buku tentang data pariwisata Buleleng hasil survey Dinas kami waktu itu. Begitu saya “lengser” tidak pernah saya lihat ada terbitan baru, buku yang saya susun hanya dicetak ulang, TANPA DIEDIT ISINYA. Sayang sekali, akhirnya buku itu menjadi MISGUIDED BOOK. Barangkali yang perlu MENCETAKNYA, bukan goalnya. Saya pernah protes mengenai hal ini karena dalam buku tercantum nama saya sebagai penyusunnya.

    Kembali tentang pelestarian budaya, yang diperlukan dalam Information Centre ini, bukan hanya masukan waktu dibangun, juga PENGAWASAN masyarakat setelah selesai. Maksud saya, jangan sampai ganti Bupati, seleranya lain, dibongjkar lagi. Bicara soal sejarah, kadang-kadang seorang pemimpin tidak menyadari membuat sejarah. Misalnya kalau PLTGU Pemaron go ahead, maka pariwisata Lovina tinggal sejarah dan pemimpin waktu itulah yang membuat Lovina menjadi sejarah. Sampai bertemu lagi Milis ini. Setidak-tidaknya outlet untuk unek-unek. Nyoman Suwela

 



Nyoman Bangsing <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ysh. Pak Nengah Sudja, Pak Gde Wisnaya, Pak Suwela, Pak Ketut Arthana, Ibu
Widiasari, Ibu Dwi dan teman-teman lp3b lainnya.

Saya sependapat dengan Pak Sudja. Bila dimungkinkan, nampaknya kita perlu
memberdayakan masyarakat kita, dimana masyarakat ikut aktif mengawasi
jalannya proyek yang akan dilaksanakan. Kita bisa memulainya dengan membentuk
information centre.
Pusat informasi yang ada nantinya kita bisa perluas aktifitasnya.
Sebagai bentuk servis, lp3b bisa memberikan info tentang pendidikan tinggi
pada masyarakat Buleleng. Melalui servis ini, kita berharap masyarakat akan
tertarik, dan mulai melirik lp3b.
LP3B juga bisa menggandeng PHRI, dan Dinas Pariwisata Buleleng, untuk
menggali potensi wisata yang dimiliki Bali Utara. Untuk maksud itu diperlukan
survey tentang potensi wisata yang dimiliki Bali Utara. Coba kita lihat,
apakah kita punya buku panduan tentang pariwisata Buleleng ?
Wisatawan yang ada jelas memerlukan informasi yang lengkap tentang obyek
pariwisata yang ada di Bali Utara.
Kita bisa melakukan survey tentang potensi wilayah beserta SDM yang ada di
Buleleng.
Satu contoh konkret, bila saya ingin belajar menabuh Gender, siapa yang bisa
saya hubungi ?
Bila seseorang ingin belajar/kursus melukis, siapa yang bisa dihubungi ?
Bila saya ingin punya sunari, siapa yang mahir membuatnya ?
Apabila seorang wisatawan ingin menginap di Bali Utara, apakah sudah ada web
yang memuat info tentang hotel-hotel yang ada di Bali Utara, termasuk
sewanya ?
Bila LP3B punya informasi yang lengkap tentang Bali Utara, maka akan banyak
pihak akan melirik lp3b. Apalagi bila kita mempunyai segala informasi tentang
Bali, mulai dari potensi manusianya, potensi wilayahnya, info lingkungan,
info budayanya, dan segala pernik-pernik tentang Bali, maka lp3b nantinya
akan semakin dicari banyak orang.
Dari info yang ada, nantinya bisa ditelorkan berjilid-jilid buku yang bisa
kita wariskan pada anak cucu kita.
Pertanyaannya maukah kita melakukan pekerjaan besar seperti itu ?
Jawabannya terpulang pada kita semua.

Ngiring asapunika dumun, benjang pungkur malih wawanin. Sampai jumpa.

salam sejahtera dari
Nyoman Bangsing

On Sat, 19 Jul 2003 10:20:51 +0700, nsudja wrote
> Mbak Widi, Gde Wis dan kawan-kawan,
> Saya ikuti kegiatan heritage Pelabuhan Buleleng pada milis ini..
> Dalam kerangka good governance (yang berkaitan dengan kepentingan
> publik perlu mempertimbangkan aspek seperti tranpansi,
> pertanggung jawaban publik, partisipasi masyarakat, pencapaian
> efisiensi), apakah tidak sebaiknya diadakan satu ruang information
> centre, dimana rancangan yang akan diterapkan oleh siapa saja
> (termasuk pemerintah) diperkenalkan dulu di info centre ini? Contoh
> pembangunan PLTGU Pemaron, merupakan contoh yang jelek. Tidak ada
> info centre, tidak diperkenalkan secara memadai. Dengan dua rapat
> atau seminar, ditambah kunjungan ke Gresik saja pihak investor IP sudah
> meng-claim telah melakukan sosialisi ( kalimat kekuasaan,
> centralistik). Ibarat baru kenal, sudah mau cium ceweknya. Ini
> budaya negara belum kenal civilian society. Coba baca artikel kami
> di lp3b.or.id;opini. Satu ruangan lama di Pelabuhan kiranya dapat
> disiapkan/dimanfaatkan untuk info centre, dimana masyarakat dapat
> melakukan dialog akan rencana/gagasan pelestarian kawasan pelabuhan
> itu. Saya tidak kenal kawasan Pelabuhan Buleleng. Tapi pernah
> sebagai pelabuhan utama BALI.. Tahun 1950, keberangkatan saya
> pertama kali ke JAWE lewat pelabuhan ini dengan menumpang kapal KPM,
> BEH untuk pertama kali naik kapal laut. Berangkat sore hari, tidur
> tergeletak ramai-ramai dengan siswa lainnya di dek dan besok paginya
> tiba di Tanjung Perak, Surabaya.Terus ke Malang, naik kereta api
> juga untuk pertama kalinya, BEH. Waktu itu orang Bali biasa masih
> memakai kata BEH,BEH untuk hal yang aneh yang baru dihalaminya. Nah,
> mewakili generasi BEH ini, saya mengusulkan. Mari buka budaya
> baru, buka info centre untuk setiap kegiatan publik di setiap
> kabupaten dan propensi. Inisiatip Sdr. sebagai Burger Iniitiatief
> tetap penting dan diperlukan. Tetapi sudah itu gagasan /rencana
> dipajang dan dibuka dialog dan berikan penjelasan kepada masyarakat.
> Bila berhasil ini yang pertama kali di Bali dan di Indonesia?
> Selamat bekerja dan berjuang untuk kehidupan publik yang lebih baik.
> Burger Inisiatif tetap diperlukan untuk. menelorkan gagasan. Terus
dilanjutkan
> dengan penyertaan partisipasi masyarakat. Ini suatu proses yang perlu
> ditempuh dan jelas perlu waktu. Masyarakat kita lama melupakan
> proses, maunya mengejar hasil /status. Cepat kaya, kalau bisa tanpa
> proses kerja keras! SALAM. Nengah Sudja.
> ----- Original Message -----
>

--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi : http://www.lp3b.or.id
Arsip : http://bali.lp3b.or.id
Moderators :
Berlangganan :
Henti Langgan :


Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!

Kirim email ke