Meng-generalisasi semua agama demikian sebenarnya kurang tepat..

Dalam sejarah agama-agama dari satu rumpun (Abrahamik: Semitik: Yahudi,
Kristen, Islam) mungkin pertentangan ini memang sering terjadi 

Tapi dalam sejarah agama-agama Timur yang telah ada ribuan tahun sebelum
Agama Semitik muncul : para penganut Veda, ataupun yang tidak setuju
(menentang Veda) : seperti Buddha, Jain, termasuk Kongfucu, Tao, dsb,
pertentangan sampai berdarah-darah ini tidak pernah terjadi...

Buddha sebagai pembaharu Hindu, dimana Buddha menolak Veda,  tidak
dianggap musuh oleh umat Hindu, dalam kitab Hindu malah disebutkan
Buddha adalah salah satu dari Avatara, yaitu Avatara ke-9 (Setelah Rama
dan Krisnha)...

 

Sangat menyedihkan sekali melihat patung-patung Buddha yang besar-besar
(raksasa), yang merupakan warisan sejarah dunia, di-bom oleh Kelompok
Taliban....

Padahal para pengikut Buddha adalah cinta damai, dan tidak pernah
berinteraksi dengan kelompok Taliban....

Agama-agama Timur lebih introspeksi ke-dalam melalui yoga dan
meditasi...

 

Sebenarnya agama-agama Semitik (Kristen, Islam, Yahudi) punya juga
aliran yang lebih menyempurnakan manusia ke-dalam batin dan bukan
ekspansif dan external ..

Misalnya para penekun Tasawuf dan Sufi dari kalangan Islam, dan juga
ordo-ordo meditative gereja tertentu yang lebih mencari pencerahan
ke-dalam jiwa....

Cuma masalahnya yang sekarang lebih menonjol adalah aspek-aspek
External, expansif dan kekerasannya..mungkin karena mass-media yang
tidak seimbang, selalu menampilkan hal-hal yang buruk/kekerasan, dan
jarang sekali meliput hal-hal tentang kebaikan, kedamaian, kasih sayang
dsb...

 

Saya tidak melihat Atheistik, agnotisme dll, sebagai jawaban/alternatif
atas, kekisruhan antar umat beragama dewasa ini, di setiap agama ada
ajaran untuk proses kontemplatif, meditative, melihat kedalam batin, ke
pencerahan jiwa, dan bukan hanya sekedar aksi kekuatan, pamer, expansif,
yang lebih bersifat external...

 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of made wiryana
Sent: Friday, October 19, 2007 8:44 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Eksistesialisme

 

Diskusi seperti ini sangat bagus jika dimunculkan.

Diperlukan toleransi dan kejujuran intelektual tanpa bias oleh

fanatisme sempit tentang agama tertentu.

 

Ternyata filsafat eksistensialisme memang benar adanya.

Sangat lama saya berpikir hal yang sama seperti ditulis mbak vieb.

Pikiran ini timbul dengan adanya pertanyaan dalam diri saya

 

1. Jika Tuhan maha segalanya, mengapa tidak dengan ke-maha-annya
menyatukan manusia untuk tidak saling menyakiti?

2. Jika yang disebut Tuhan segala agama sama, mengapa dalam akidahnya
sering bertentangan agama satu dengan yang lainnya?

3. Jika akidah diturunkan Tuhan mengapa sejarah sering mempengaruhi
akidah?

 

Begitulalah pertanyaan yang sering timbul dalam benak saya.

Akhirnya saya menemukan (menurut saya) dalam filsafat eksistensialisme,
ternyata manusia memiliki "eksistensi" dalam dirinya yang mandiri dan
tidak dipengaruhi oleh apapun selain apa yang ada dalam benaknya.

 

Jika benaknya menginginkan sesuatu dan tekad bulat untuk mencapai
sesuatu tentu dengan segala cara dijalankan untuk mencapai sesuatu itu.

 

Jika dibenaknya menginginkan kedamaian dan tidak saling menyakiti, orang
atheispun yang mungkin tidak kenal agama akan berbuat kebajikan bahkan
melebihi orang yang beragama. Begitu sebaliknya jika dibenak orang ingin
menguasai sesuatu untuk dirinya/kelompoknya, akidah apapun akan
diinjak-injak bahkan dicari pembenarannya dalam agamanya untuk mencapai
sesuatu itu.

 

Jadi Eksistensi pikiran manusialah yang menentukan apa yang terjadi
dalam kehidupannya. Ingat perang dan saling menyakiti telah terjadi
sejak manusia diciptakan, kemudian mengenal agama, sampai saat ini.

 

Yang diperlukan saat ini adalah eksistensi pikiran manusia yang saling
mengasihi, apa yang ada dalam dirimu adalah sbagian dari diriku,
begitupun apa yang ada dalam diriku sebagian adalah milikmu (kamu adalah
aku, aku adalah kamu) lupakan akidah-akidah aku adalah aku kamu adalah
kamu, kamu dan aku berbeda.

Smoga pencerahan akan datang dari segala penjuru dan menyinari semua
mahluk di dunia ini.

 

Salam

Wiryana

 

  

________________________________

Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di
Yahoo! Answers
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http:/id.answers.yahoo.com/>


Kirim email ke