MessageP Sudja yang baik, saya quote kalimat teman dekat saya :
" Rwa Bhineda Selalu dalam langkah kita hidup, tindakan-tindakan berlawanan kita satukan menjadi tindakan, yang kanan-kiri, yang negatif-positif, yang tumbuh-membusuk, yang lahir-mati, selalu harapan-kekhawatiran, bersama-sama menyertai segala pikiran, perkataan dan tindakan kita. Tak ada yang bisa melepaskan dari satu sama lainnya, dalam diri sebab akibat. karena itu, tak ada yang bisa menjadi lebih benar dari yang lain, lebih suci dibandingkan yang lain. Namun hanya satu: Kita tidak bisa pindah ke lain bumi............" Sekarang saya berpendapat : Sejujurnya kita perlu mengakui ada dua golongan : golongan 'the have' dalam arti luas sekali ya... termasuk elit dst.... and 'the have not' juga arti luas tapi lebih jelas (global warming pun milih milih kok kalau strike dan kebanyakan yang kena paling banyak ya yang dari golongan the have not kan... jadi mungkin juga cocok dengan Tri hita karana: tiga kebaikan dan sebab berhukum akibat dan Desa Kala Patra tiga penyebab kebaikan dalam kehidupan semesta; semua saling memberi, menjaga dan menghidupi sekaligus meniadakan jika tidak dalam keseimbangan.... jadi dalam hal menjadi pahlawan atau mendapat gelar pahlawan, saya rasa pada jaman itu AA Gde Agung memang ada di golong 'the have' dan memilih untuk menjadi diplomat berjuang dengan strategi di tingkat atas di banding dengan berjuang angkat bedil. Dalam hal perjuangan beliau, perlu dipertimbangkan pada jaman itu keputusan keputusan yang dibuatnya adalah yang di rasa terbaik pada jaman itu apakah itu yang di sebut dengan keputusannya sendiri (private domain) tapi memang dalam jaman itu ternyata dengan ilmu diplomasinya bisa mempengaruhi hal positif untuk kepentingan Negara (public domain); apakah yang ini yang perlu di uji kembali; saya tidak puya kompetensi untuk menilai hal ini. Tentunya harus juga di ingat bahwa beliau saat itu adalah seorang politikus jadi tentunya berlaku 'in politics there is no friend, there is only enemy and alliances (kepentingan)....' Dari pada membanding bandingkan siapa yang pantas dan tidak pantas, Mungkin yang perlu dilakukan adalah masyarakat umum dapat ikut mengusulkan kalau P Item atau pun Ibu Desak juga mendapatkan gelar pahlawan tersebut. apalagi kalau yang di pahlawan kan adalah semeton bali juga, perlu kita dukung, jadi tidak berkonotasi seakan ada kecemburuan atau iri hati antar semeton yang membuat kita mundur atau jalan di tempat; jadi bagaimana kalau kita usul melalui data yang teruji dan disampaikan ke komite. Jadi perlu kita melakukan saling memberi, menjaga dan menghidupi... (tapi tidak yang terachir karena bukan tugas kita) Anyway, in truth WE ARE ALL HEROES in our own way.... kalau mesebeng pahlawan membuat kita lebih bergairah hidup kenapa tidak, yang penting kita tidak menyakiti orang lain.... sepakat nggak? salam, vieb ----- Original Message ----- From: Nengah Sudja To: bali@lp3b.or.id Sent: Thursday, December 06, 2007 9:51 PM Subject: [bali] Re: Fw: [samigita] Ide Agung Anak Gde Agung, Four forgotten independence heroes get official recogn Yth. Mbak Viebeke yang baik dan semeton sareng sami, Selain kenal Ibu Desak Raka sebagai guru ( aljabar+ ilmu ukur) dimasa perjuangan 1947-1950, kebetulan kenal juga Ide AA Gde Agung dan Nyonya. Ketika Ide AA duta besar di Austria saya pribadi diundang beliau menginap di Kedutaan RI Wina. Saya juga pernah naggil di Puri beliau di Gianyar. Langkah perjuangan politik Ide AA relatif panjang. Dari masa perjuangan kemerdekaan sampai masa setelah kemerdekaan. Pada kurun waktu itu tentu terjadi banyak perbedaan pendapat serta sorotan mengenai langkah politik beliau. Kontras perbedaan dari sudut pandang lawan politik. Sekedar ilustrasi, di kelas 3 SLU (=tingkat SMP) dalam pelajaran Bahasa Inggeris, kami diberi bacaan mengenai perang kemerdekaan Amerika Serikat. Disini diceritakan ada seorang pejuang kemerdekaan yang dibuatkan tugu pahlawan, dimana pada tugu itu, satu kakinya saja yang diperingati, yang diberi kehormatan (honour). Karena pada suatu waktu ketika ia ikut berjuang membela kemerdekaan, satu kakinya luka tertembak ( lalu diamputasi ?). Tapi ia juga pernah bekerja sama dengan pihak kolonialis Inggeris melawan para pejuang kemerdekaan. Saya lupa siapa nama pahlawan Amerika ini. Coba di cari di internet, mungkin dapat diperoleh cerita yang lebih tepat. Atau ada yang lebih tahu rinciannya. Saya baru mulai membaca " The Argumentative Indian" Amartya Sen. Kalimat pertama: Prolixity is not alien to us in India. We are able to talk at some length. .................. This is not a new habit. The ancient Sanskrit epics the Ramayana and the Mahabharata ( maksudnya mengajari ?) ........... And we encounter masses of arguments and counterarguments spread over incessant debates and disputations. Kemudian dilanjutkan dengan sub judul: Dialogue and Significance. Dimana penulis menbawakan Bhagawat Gita , one small section of Mahabharata , dialog antara Khrisna's emphasis on doing one's duty, on one side , and Arjuna's focus on avoiding bad consequenses ( and generating good ones), on the other. Krishna's: "And do not think of the fruit of action". Sebagai politisi (terkait urusan publik), saya kira Ide AA melakukan langkah berdasarkan keyakinan beliau (private domain), barangkali mengikuti nasehat Khrisna's: "And do not think of the fruit of action". Beliau sendiri menanggung karmanya. Sayangnya dalam kehidupan politik kita berbangsa dan bernegara,- berkaitan dengan urusan publik- kita miskin , malas dialog, mengabaikan argumen, silang pendapat dan menghidari disputations. Bahkan masalah berkaitan dengan urusan negara /publik, ...Dewa Ratu...., diselesaikan "secara adat", sehingga substansi , akar masalah tidak pernah terpecahkan bersama dengan masyarakat secara tuntas. Dalam pemberiaan gelar pahlawan, apakah ada dasar penelitian sejarah (bukan politisi)-nya, ada proses dengar pendapat (public hearing) dan untuk kemudian dituangkan dalam penjelasan lembaran negara misalnya, sehingga masyarakat dapat memahaminya?.Sampai kini masyarakat bertanya, mengapa Bung Tomo, penggerak Arek-Arek Suroboyo, pertempuran 10 Nopember 1946 melawan Pasukan Inggeris belum mendapat gelar pahlawan nasional? Mengapa seorang isteri presiden misalnya menberi bintang maha putera? Apa ini bukan pejalah gunaan kekuasaan? Bagaimana mengawasinya, apa sistem pemberiaan gelar itu sudah tepat? Pemberian gelar kepada Imam Bonjol terakhir ada yang mempermasalahkan ( benar melawan Belanda, tapi melakukan "genocide" di Tapanuli). Sekedar renungan bersama, para semeton sareng sami. Rupanya kita masih perlu belajar bersama memilah-milah, mana urusan, ranah pribadi dan mana ranah public(private /public domain). Juga dalam membaca , menafsirkan Mahabhrata / Bhagawat Gita. Mahabhrata , pertujukkan wayang mulai dengan prolog, syarat dialog dan kritik. Mari, berani dan tidak malas melakukan dialog,untuk memperoleh pendalaman masalah. Terima kasih. SALAM. Nengah Sudja. . -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Asana Viebeke Lengkong Sent: Wednesday, December 05, 2007 11:38 AM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Re: Fw: [samigita] Ide Agung Anak Gde Agung, Four forgotten independence heroes get official recogn Yth. P Sudja, Maaf saya nggak punya nomor telpon dari Ibu Desak, saya usaha cari tapi belum dapat sampai sekarang.... Dari dulu sampai sekarang ini semua mau tampil jadi PAHLAWAN... kesiangan atau kemalaman sama saja... hehehe, kalau saya jadi orang biasa aja sudah payah apalagi jadi pahlawan.... Saya kenal sekali dengan keluarga Anak Agung Gde Agung dan tau juga ceritanya dari orang tua tua.... jadi memang menjadi haknya masyarakat menilai... karena kalau pemerintah kan menilainya berbeda... sudah pernah jadi presiden jadi harusnya ya pahlawan... Tetap sehat ya Pak Sudja, suatu waktu saya ingin sekali jumpa.... sekarang saya sedang melayani masyarakat Bali Aga di Br. Madia, Trunyan... masyarakat yang sama sekali tidak tersentuh oleh pergerakan perkembangan apa pun.... salam, vieb ----- Original Message ----- From: Nengah Sudja To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, December 04, 2007 7:57 AM Subject: [bali] Re: Fw: [samigita] Ide Agung Anak Gde Agung, Four forgotten independence heroes get official recogn Yth. Mbak Viebeke semeton sareng sami, Ibu Desak Raka Nadha adalah guru aljabar kami di kelas satu SLU (Sekolah Lanjut Umum) di Denpasar tahun 1947. Sungguh senang saya membaca, beliau pada umur 81 tahun masih sehat dan masih berpikir jernih. Ketidak setujuan Ibu Raka mengenai penetapan gelar pahlawan bagi Ide Anak Agung Gde Agung yang relatif begitu cepat ( setelah wafat) , dapat dimengerti mengingat mereka yang kini masih hidup dan berjuang pada awal revolusi kemerdekaan merasakan langkah politik yang dilakukan oleh Ida AA Gde Agung pada waktu itu. Mohon dapat diberikan alamat dan telpon Ibu Desak Raka Nadha, guru pertama kami yang memperkenalkan dan mengajar saya ketelitian mengenai aljabar di SLU yang dibimbing dengan nafas semangat kemerdekaan republik. Terima kasih. SALAM. Nengah Sudja. -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Asana Viebeke Lengkong Sent: Monday, December 03, 2007 8:26 PM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Fw: [samigita] Ide Agung Anak Gde Agung, Four forgotten independence heroes get official recogn FYI ----- Original Message ----- From: Asita To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, December 03, 2007 8:35 AM Subject: [samigita] Ide Agung Anak Gde Agung, Four forgotten independence heroes get official recogn Meanwhile, a former independence fighter in Bali, Desak Raka Nadha, 81, said that she didn't agree with the government's decision to make Ide Anak Agung Gde Agung a national hero. "When we were in the struggle, we were the ones who had to face torture. Meanwhile, Anak Agung was a federalist who worked together with the Dutch government. That alone disqualifies him from the status of national hero," she told The Jakarta Post in a phone interview. (lva) More http://blog.baliwww.com/bali-news-events/1059/ __._,_.___ Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Visit Your Group Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Moderator Central An online resource for moderators of Yahoo! Groups. . __,_._,___ __________ NOD32 2696 (20071130) Information __________ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com __________ NOD32 2703 (20071205) Information __________ This message was checked by NOD32 antivirus system. part000.txt - file is not an archive http://www.eset.com