Sdr Hadi -
saya setelah puluhan tahun hidup diluar Indonesia dgn pendidikan yg didapat  dari luar indonesia - dimana tradisi anti minoritas tidak diperbolehkan dan dimana minoritas dilindungi undang2    Saya harus memberikan sedikit kommentar terhadap mereka yg hidup didalam keadaan oppress oleh mayoritas seperti diindonesia. 
Saya melihat bahwa mereka yg baru keluar dari Indonesia tidak berani mengeluarkan pendapatnya dan selalu mengalah meskipun mereka dalam keadaan korrekt. Mereka tidak berani bertanggungjawab atau mengambil initiatip dan bersedia membeli keadaan baik.  Anak2 saya yg mendapat pendidikan 100% diluar Indonesia tidak memiliki inferiority complex ini. Saya dulu juga mempunjai inferiority komplex ini tetapi sekarang sudah hilang.
 
Harap sdr Hadi mengerti bahwa cara hidup dgn perasaan tertekan seperti diIndonesia meskipun memiliki cukup kekuasaan - harta /politik/pengetahuan etc adalah salah dan tidak normal. You have to be proud of yourself and defend your rights where ever needed. Kita bukan budak masyarakat kita adalah member dgn sama hak.
Suku cina harus sama proudnya dgn suku2 Indonesia lainnya. Memang kita tidak boleh mencerminkan diri dgn China tetapi kita boleh mencerminkan diri kita dgn OeiTiongHam atau TanKaKeh atau siapapun yg pernah berhasil diIndonesia. Kita harus bangga terhadap keturunan kita dgn tradisi2nya yg ruwet tetapi teratur.  Saya hanya melihat keadaan teman2 saya yg keluar dari satu klas disekolah menengah dan semua berasal dari suku cina. Kita semua lebih dari 60 % berpendidikan postgraduate dan proud mengenai hasil keringat kita. Yg tidak mengambil jalan science semua berhasil dalam bidang business.
Anak2 kita harus mendapat berkatan kebanggaan kita didalam penghidupan mereka dan jangan sekali2 mencapai sesuatu keadaan dimana mereka hanya menelam m=penghinaan.
Tetapi kalau kita sudah mencapai level ini kita sendiripun jangan melakukan tindakan2 discriminatip Kita tidak boleh memandang suku2 lain lebih rendah tingkatannya dari kita. Kita jangan sekali2 memperbudakan pembantu rumah kita [ini selalu saya lihat diIndonesia] Saya hidup diantara suku arab, India , caucasian dan lain2nya dan saya merasa bahwa suku2 lain yg berasal dari Indonesia seperti suku jawa atau sunda atau batak kalau diluar Indonesia selalu menganggap kita semua satu suku yaitu suku Indonesia. Karena itu pernikahan antar suku asal Indonesia dapat dilaksanakan tanpa keributan2 seperti diIndonesia. Ingat kalau diluar Indonesia kita yg bhineka diIndonesia tetap akan bersatu -= aneh tetapi betul.Agama macem2 tidak penting.
 
Inilah mengalaman hidup saya dan I am proud of it.
 
Andreas
 
hadi_pranoto2001 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Maksud, dari posting saya sebenarnya haruslah kita juga melihat
perkembangan anak kita yang menjadi minoritas disekolahnya, kalau
selama anak kita masih bisa menerimanya..ya udah biarkan saja.
tapi jika sudah melewati batas yang tidak bisa ditanggung ya mending
pindahkan saja..yang kita lihat adalah perkembangan anak kita, kasih
pengertian yang baik.kalau bisa menanggungnya ya syukurlah... kalau
tidak bisa ya jangan dipaksakan..yup saya setuju dengan saudara
ullyse. saya bersekolah di sekolah yang mayoritasnya adalah non
tionghoa, disana saya banyak belajar bagaimana berteman dengan non
tionghoa.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ah, jangan menyepelekan anak-anak. Pada nakut nakutin ortu yang mau
> nyekolahin anak aja.
>
> Banyak kok pengalaman anak yang tidak ambil pusing masalah di cina-
cina
> kan di jawa-jawa kan atau apalah, anak kecil juga sudah punya
kemampuan
> survive. Boro sampe depresi segala. Yang penting ortu terus
mendampingi
> dan mendukung anak lah, komunikasi jangan berenti, tapi jangan
sampai
> juga masalah kecil dibikin besar, nanti anak curiga malah. Anak
yang
> belum tahu diskriminasi nanti malah terpupuk kecurigaan akan
> diskriminasi, udah gede jadi paranoid, hiiii. 
>
> Bagi pengalaman, tiga teman dekat saya, satu muslim, sekolahnya di
> sekolah swasta yang mayoritas Kristen melulu, sudah besar
berwawasan
> luas, sampai detik ini saya masih kagum keputusan ortunya yang
tidak
> takut anaknya tertekan sebagai minoritas. Satu lagi Kristen, jawa,
> sekolah di sekolah swasta yang mayoritas tionghua, jadi minoritas,
tapi
> dia belajar melihat yang tionghua enggak semuanya brengsek dan
enggak
> semuanya baik, sama aja kayak semua orang di muka bumi ga peduli
ras nya
> ada yang baik ada yang brengsek, satu lagi tionghua tulen,
sekolahnya di
> negri melulu, sama, dia juga melihat jadi minoritas enggak
selamanya
> jelek.
>
> Kesimpulan, yang terbiasa jadi minoritas wawasannya lebih luas
daripada
> yang ngumpet dalam lingkungan mayoritas melulu, bisa mengarah
kepada
> chauvinist :P bahaya.
>
> Perkembangan anak-anak, yang penting orang tua mendampingi,
sementara
> cari jalan supaya anak belajar menghadapi segala rintangan dalam
> hidupnya, begitu sajalah.
>
> -----Original Message-----
> From: Edy Wijaya [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, July 20, 2005 7:33 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Di-cina-cina-kan
>
> yoi, kalau sekolah di swasta dijamin tidak ada resiko
> ttg hal beginian yang bisa bikin anak depresi, kenapa
> harus ambil resiko?
>
> iklan "salah" beli minyak kayu putih aja sampe mertua
> bilang: bikin anak kok coba-coba.
>
> sama tuh, sekolahin anak kok coba-coba :D
>
> kalao anaknya badan gede, kelihatan berani dan bandel,
> silahkan aja dicoba, kalau mau jadi pahlawan (mungkin
> jadi) tentu harus ada pengorbanan dong, misalnya dari
> kecil sudah dicina-cinakan selama sekitar 6 jam x 5
> (hari) x 52 (minggu) x 6 (taon) -> sampe kelas 6 SD
>
>
> --- hadi_pranoto2001 <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
> > Lihat situasi dan kondisi juga lah, jangan sampai
> > terlalu parah
> > hingga anak sendiri despresi terganggu jiwanya
> >







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke