Di Barat sebetulnya cara praktis untuk menghormati ratusan yang hadir juga ada, yang sekarang suka dipakai di wedding2 tuh, yang angkat gelas ke segala penjuru itu. Atau melambaikan tangan a-la lady di ke segala penjuru itu. Ada juga yang sedikit membungkuk atau mengangguk seperti dirigen konser.

 

Acara pai-pai di keluarga saya masih ada, tapi hanya dalam acara minta angpau pas imlek atau pas teh-pay doank. Hehehe, sisanya jabat tangan. Iya ya, kenapa jadi jabat tangan ya, padahal waktu saya kecil masih wajib pay kalau bertemu yang lebih tua, entah tamu yang datang atau kita yang berkunjung. Makin besar malah makin sering jabat tangan bahkan sama yang jauh lebih tua. Kadang bingung, saya mau pay yang tua mengulur tangan, jadi jabatan. Saya mau jabat yang tua rangkap tangan, jadi agak kagok.

 

Bagusnya, jabat tangan terasa agak lebih akrab, sebab harus mendekat dan ada kontak fisik.

Jeleknya, ya itu, ciri khas budaya jadi hilang.

 

Kalau mau pertahankan dua-duanya, enaknya kapan pakai jabat tangan dan kapan pakai soja?

 

-----Original Message-----
From: Yan Widjaja [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, No
vember 21, 2005 8:22 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Paipai /soja itu Sangat Praktis!

 

 

Paipai atau Soja itu Sangat Praktis -

Jauh melebihi adat-istiadat dari Barat seperti bersalaman atau berjabatan tangan!

Buktinya:

bila Anda memasuki sebuah ruangan atau aula di mana berkumpul lebih dari 100 orang tamu,

karena hampir semuanya Anda kenal, mau tak mau Anda mesti bersalaman dengan mereka satu demi satu - bayangkan pegal dan lamanya!

 

Padahal menurut adat-istiadat dan kesopan-santunan Tionghoa yang sudah dibakukan selama Ribuan Tahun, Anda cukup bersoja, menjura, atau paipai, dengan cara merangkapkan kedua tangan ke depan dada sambil agak membungkuk ke semua penjuru - itu sudah berarti menghormati hadirin!

 

Itulah salah satu ciri kebudayaan khas Tionghoa yang sangat praktis dan tinggi nilainya - namun sayangnya sudah dilupakan oleh sebagian terbesar anak muda Tionghoa masakini - mungkin karena mereka tidak paham atau tidak mau mengerti?

 

Lewat milis seperti inilah kebudayaan seperti ini harusnya diperkenalkan pada yang muda-muda!

 

Salam,

Yan W.

  
"Martha J." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

MJ : setuju bahwa jawa tengah masih kuat adat-istiadat
ketionghoaannya. hal lain, awal tahun tujuhpuluhan, saya diajak
mama/papa ke jawa tengah (Purwokerto) minap dirumah teman masa
kecilnya yang baru ketemu lagi setelah puluhan tahun. disana saya
merasa agak terganggu juga sama kebudayaan tionghoa yang masih
melekat kuat diantara mereka. kalau pertama kali ketemu untuk
perkenalan mesti pai-pai dulu sih masih bisa diterima deh. tapi
rasanya kok mesti ber-kali2 melakukan itu. iya enggak sih, seingat
saya rasanya tiap keluar rumah mesti pai pai dulu sama yang lebih
tua.
>

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/


 


Meet your soulmate!
Yahoo! Asia presents Meetic - where millions of singles gather


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke