Oleh: Abdurrahman Yuri (A Deda) 
 
 
 Hakikat Musibah
 1. Musibah sudah ditakdirkan Allah. 
 "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu 
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami 
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami 
jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang 
luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang 
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi 
membanggakan diri." (QS. al-Hadiid [57]: 22-23). 
 
 
 2. Setiap muslim akan mendapat ujian. 
 "Benar-benar Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, 
serta kekurangan harta, lenyapnya nyawa, dan sedikitnya buah-buahan. Dan 
berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang 
apabila tertimpa musibah mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami ini adalah milik 
Allah, dan kami juga akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang-orang yang 
mendapatkan pujian dari Rabb mereka dan curahan rahmat. Dan mereka itulah 
orang-orang yang diberikan petunjuk." (QS. al-Baqarah [2]: 155-157). 
 "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami 
telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. al-Ankabut [29]: 2). 
   
 3. Musibah adalah kebaikan dari Allah. 
 Rasulullah saw bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk seorang 
hamba, maka didahulukannya siksaan-Nya di dunia, dan jika Allah menghendaki 
keburukan untuk hamba-Nya maka ditangguhkan siksaan itu karena dosa-dosanya, 
dan siksaan itu akan dirasakannya kelak pada hari kiamat." (HR. Tirmidzi).
 
 Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah mendapat 
kebaikan akan diuji oleh-NYA dengan suatu musibah." (HR. Bukhari). 
   
 4. Musibah akibat kesalahan diri. 
 "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan 
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari 
kesalahan-kesalahanmu)." (QS. asy- Syuura [42]: 30) 
 Nabi Muhammad saw bersabda, "Seorang hamba tidak akan tertimpa bencana, besar 
atau kecil, kecuali karena suatu kesalahan. Dan Allah memaafkan sebagian besar 
kesalahan itu." (HR Tirmidzi). 
   
 5. Setiap musibah ada akhirnya. 
 "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah 
kesulitan itu ada kemudahan." (QS. al-Insyirah [94]: 5-6). 
   
 Sikap Manusia terhadap Musibah  
 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, "Orang ketika 
menghadapi musibah terbagi dalam empat tingkatan:
 • Tingkatan pertama: Lemah (marah dengan lisan dan perbuatan).
 • Tingkatan kedua: Bersabar. "...bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah 
bersama orang-orang yang sabar." (QS. al-Anfaal [8]: 46).
 • Tingkatan ketiga: Merasa ridha ada tidaknya musibah itu terasa sama saja 
dalam hal keridhaan terhadapnya. 
 • Tingkatan keempat: Bersyukur. "Tiada sebuah musibah pun yang menimpa seorang 
muslim, kecuali pasti Allah hapuskan (dosanya) dengan sebab musibah itu, bahkan 
sekalipun duri yang menusuknya." (HR. Bukhari & Muslim). 
 

Kirim email ke