Type orang yg pesimistis dan pragmatis beginilah yg lagi menguasai
Indonesia, mulai pemimpinnya, sampai kebanyakan rahayat biasa..mentalnya
calo sekali. Tak mau usaha dan mau jalan pintas. Sisi mental yg sebenarnya
harus dibina kalau mau bicara soal kemandirian bangsa, kalau hanya masa lalu
yg jadikan penghalang untuk maju..apapun kelihatannya bangsa ini tak mampu
untuk melakukan sesuatu, tak mampu dari knowledge, SDM dan moral. Kalau
sudah pesimistis benar..kenapa masih mau tinggal di Indonesia??

On 5/29/06, Sulistiono Kertawacana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Untuk menuju seperti Jepang harus ada persamaan rasa..antara rakyat dan
> pimpinannya..bagaimana kita bisa mendukung BUMN Indoensia ketika kasat di
> depan mata begitu banyak korupsi di dalamnya...bagaimana rakyat mau buta
> membeli produk pertamina yg masih banyak dikorup (banyak literan di pomp
> bensinnya yg gak pas)..jika salahnya pertamina dkk tetap dibela..itu menurut
> saya  -maaf- "nasionalisme kodok" beralihnya sebagain kosnumen kepada pomp
> bensin swasta yg lebih kredibel adalah merupakan "hukuman" bagi manajemen
> pertamina yg menanggung image masih buruk....ini akan mendorong pemerintah
> menunjuk manajemen yg lebih profesional...itu tujuannya..persaingan untuk
> kebaikan konsumen (tentu ansionalsime masih sangat diperlukan, asal jangan
> membuta..kita perlu "menghukum" manajemen yg masih buruk)....
> Best regards,
> Sulistiono Kertawacana
> Mobile : +62-888 166 9874.
>
>   ----- Original Message -----
>   From: Agus Nizami
>   To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   Sent: Monday, May 29, 2006 5:57 PM
>   Subject: RE: [ekonomi-nasional] Kita tidak akan hancur kalo kita
> .........
>
>
>   Jepang dulu juga dipandang remeh produknya. Mobil dan jam tangan buatan
>   Jepang dulu dianggap gampang rusak. Namun masyarakat Jepang tetap setia
> dgn
>   produk mereka hingga perusahaan Jepang berkembang dan produk mereka
> semakin
>   membaik.
>
>   Kualitas produk Korea juga masih di bawah Jepang, namun masyarakat Korea
>   setia membeli produknya hingga makin lama makin baik.
>
>   Untuk belanja saya lebih memilih pasar tradisional atau supermarket
> lokal.
>   Kenapa? Karena harga di Carrefour sudah tidak jauh berbeda (dulu mereka
>   mungkin paling murah). Apalagi untuk produk tradisional seperti ember,
>   buah2an, sayur atau cobek, dijamin beli di pasar tradisional lebih
> murahh.
>
>   Belanja di pasar tradisonal/supermarket lokal juga lebih hemat bagi
> saya,
>   karena untuk ke Carrefour terdekat paling tidak harus buang bensin Rp
>   30.000.
>
>   Dulu mertua saya adalah pemilik pabrik sepatu yang sukses bersama
> ratusan
>   pemilik pabrik sepatu lainnya di sepanjang kali Ciliwung. Ini karena
> tentara
>   dan polisi di zaman Soekarno membeli sepatu dari pengusaha sepatu bangsa
>   sendiri. Bangsa Indonesia jadi pemilik pabrik sepatu. Bukan hanya
> sekedar
>   jadi buruh.
>
>   Jika kita hanya beli sepatu impor made in Thailand, Vietnam, dsb, maka
>   bangsa kita sudah tidak jadi pemilik pabrik sepatu juga tidak bisa jadi
>   buruh sepatu. Belum lagi di bidang lainnya. Import-minded terlalu tinggi
>   akan membuat kita jadi bangsa yang konsumtif tapi miskin.
>
>   Tapi memang pengusaha kita juga harus jujur terhadap pembelinya.
>   Saya pernah menabung di BNI. Cuma kecewa sekali dengan pelayanannya. BNI
>   card saya potong karena iuran Rp 50.000,- yang telat bayar dalam waktu
>   kurang dari setahun bengkak sampai lebih dari Rp 150.000 lebih. Kemudian
>   hampir saja uang jutaan rupiah yang baru saya masukkan tidak tercatat di
>   buku tabungan saya. Untungnya saya meminta agar mutasinya dicetak
> sehingga
>   langsung ketahuan. Tidak ada maaf atau perasaan bersalah dari petugas
> BNI
>   tsb.
>
>   Memang dilematis. Di satu sisi pengusaha Indonesia harus jujur, di sisi
> lain
>   bangsa Indonesia juga harus mencintai produk dalam negeri.
>
>   Alhamdulillah saya bisa membeli sepatu kerja, kaos, baju, dan sepatu
> buatan
>   lokal. Hasilnya juga tidak jelek2 amat ketimbang beli sepatu Adidas yang
>   akhirnya jadi terlihat seperti bulukan...
>
>   -----Original Message-----
>   From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Irawady Azwar
>   Sent: Monday, May 29, 2006 3:32 PM
>   To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   Subject: Re: [ekonomi-nasional] Kita tidak akan hancur kalo kita
> .........
>
>   Boy Arfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:    Tidak ada negara yang bisa
>   diancurin selama rakyatnya bersatu
>   Salah satu cara untuk tidak dihancurin
>   Belilah produk buatan sendiri
>   Kalo belanja jangan ke careforur tapi belanjalah di tiptop atu
>   supermarket lokal lainnya
>     Saya belanja ke Carefour karena harga disitu lebih miring dan
> service-nya
>   juga memuaskan, tempat parkirnya gratis dan luas, dan vafourable untuk
>   mengajak keluarga belanja kesana..
>
>   Kartu kredit pakailah mandiri atau bni
>     Benefit yang saya dapatkan di citibank lebih preferable dan tentu saya
>   tenang jika menabung di Bank Asing karena kemungkinan untuk di KORUP
>   (terbukti!) dan Berkurangnya rekening tanpa alasan yang jelas (ini
> pernah
>   terjadi pada saya di salah satu Bank di atas) cenderung tidak ada.
>
>   Kalo mau baju jangan pake merk dari cina yang harganya lebih murah dikit
>   dari pada produk lokal
>     Yah tentunya saya cenderung memilih yang lebih murah dengan KUALITAS
> yang
>   sama..
>
>   Kalo sepatu beli merk yongki atau edward forrer atau buatan lokal
>   lainnya
>     Kalo sepatu saya fikir sudah jelas, KUALITAS akan menentukan
> segalanya..
>
>   Kalo elektronik beli panasonic ( karena pabriknya di indonesia )
>     Saya lebih pilih merek lain tentu karena merek lain banyak yang lebih
>   sophisticated..
>
>   Jadi semuanya dimulai dari kita
>     Kalo lebih hebat lagi tiru korea yang begitu cinta kepada produk
> sendiri
>     itu karena memang produk korea qualified punya.. saya juga punya HP
>   samsung bukan karena korea minded, tapi toh kualitasnya bagus dan
> memangnya
>   Indonesia punya produk HP local?
>
>     pakai BBM dan OLI Pertamina
>     Andai saja di sekitar rumah saya ada Shell atau Petronas, tentu saya
> akan
>   prefer membelin bensin mereka.. biar mahal sedikit tapi pelayanan
> memuaskan.
>   kebetulan saya sedang berada di Singapore dan saya lihat pom bensin
> asing
>   itu: ada electronic receiptnya (ga mungkin dikadalin oleh petugasnya),
> kaca
>   mobil di lap, mesin diperiksa, tekanan ban di check and so on.. Tapi
> untuk
>   oli mesin, saya akuin memang oli Pertamina paling top dan saya selalu
>   menggunakannya tanpa ada keluhan sama sekali..
>       Nah, rekan-rekan, sekarang ini bukan saatnya lg kita mengikuti
>   propaganda orde baru dahulu yang selalu melihat dari satu sudut pandang
> yang
>   absurd..
>     Saya sepakat sekali dan mendukung kampanye produk lokal, tapi please
>   masyarakat Indonesia jangan dibuat semakin bodoh.. Saya fikir, jika
> produk2
>   Indonesia telah memenuhi atau mungkin mirip dengan kualitas barang2
> milik
>   asing, kita tidak akan perlu cape2 menghimbau Indonesian tuk cinta
> produk
>   dalam negeri. Satu-satunya alasan kebanyakan orang memilih barang
> Indonesia
>   tentu karena harganya yang murah.. sedangkan orang menengah dan keatas
> yang
>   punya duit, pasti akan lebih mementingkan kualitas (Hal ini merupakan
> hal
>   yang logis). Seharusnya yang harus kita insist adalah bagaimana
> Indonesia
>   bisa menciptakan produk yang berkualitas dan tentunya service yang
>   memuaskan.. setelah itu barulah kita bisa mengatakan orang2 yang
> cenderung
>   memilih produk asing adalah sok western2an atau memang western. Mari
> kita
>   galakan peningkatan PRODUKTIFITAS, bukan mengajak konsumerisme
> masyarakat..
>   itulah yang membuat Jepang dan Korea bisa maju.. (Ayo belajar yang
> benar,
>   buat masyarakat anti malas,
>   berantas buta huruf, tingkatkan etos kerja, kembangankan karakter
> bangsa..
>   hal ini yang harus kita galakan)
>     Produk Oli misalanya, karena pengalaman membuktikan Oli Mesran
> Pertamina
>   bagus, coba saja lihat market share-nya.. luar biasa bukan? sisanya
> adalah
>   orang2 yang sok western dengan memilih oli sintetis hanya karena tergiur
>   oleh iklan "Number one in US" dan "olinya para aktris"  tanpa mereka
> sadari
>   bahwa oli sintetis tidak cocok untuk mesin dengan suhu udara di
> Indonesia.
>
>     Memang perlu semangat nasionalis untuk membangun Indonesia, tetapi
> dengan
>   nasionalisme yang sempit kita akan terlihat bodoh dihadapan siapapun..
>   Mulailah dari diri sendiri..
>
>   salam
>   Kind Regards
>
>   -----Original Message-----
>   From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Irawady Azwar
>   Sent: Wednesday, May 24, 2006 02:30 PM
>   To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   Subject: RE: [ekonomi-nasional] Pertamina akan Hancur?
>
>   Nah itu dia Mas Boy maksud saya.. Apa yang didapat oleh pertamina
>   sebagai konsekwensi PSO-nya adalah kerugian. Untuk itulah, setelah para
>   investor hilir itu nanti sudah siap dgn infrastrukturnya, sudah waktunya
>   PSO tidak dibebankan lagi hanya kepada Pertamina. Tapi coba lihat
>   dibidang hulu, kewenangan BP Migas sekarang ini dahulunya dipegang oleh
>   Pertamina. Belum lagi dengan keharusan TAC, JOB dll bersama dengan KPS
>   yang dapat meringankan beban2 Pertamina sekaligus sebagai ajang transfer
>   of knowledges dan profit tentunya. Hal inilah yang menurut saya tidak
>   dimaksimalkan oleh Pertamina selama ini..
>
>   Boy Arfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Mungkin kalo kita baca atau kita lihat pertamina itu sebenarnya tidak
>   pernah menjadi anak emas Negara yang ada adalah pertamina sebagai salah
>   satu institusi untuk menjadi bagian dari pemerintah. Jadi kalau boleh
>   saya kasih tau selama ini pertamina hanya mendapat fee dari pemerintah (
>   untuk processing cost dan distribusi cost. Dan untuk pembelian crude
>   pertamina harus melakukan pembelian terlebih dahulu dan nanti diganti
>   setelah dilakukan audit dan dananya bersumber dari dana internal
>   perusahaan dan kadang kadang pemerintah kalau harga berada diatas harga
>   apbn pergantiannya malah jadi nggak jelas kapan dilakukan tapi yang
>   diganti adalah harga apbnnya ) jadi Selama ini pertamina adalah seperti
>   Bukan seperti layaknya perusahaan secara umum. ( jadi kalau masyarakat
>   menilai bahwa banyak kemudahan adalah salah .. seperti kasus lpg dimana
>   pertamina membeli gas kepada KPS akan tetapi dijual ditentukan oleh
>   harga politik sehingga lpg dijual dibawah harga pembelian ... apakah itu
>   namanya kemudahan ?)
>   Jadi kita tidak bisa mengaca dengan petronas yang secara organisasi
>   adalah real perusahaan sehingga bisa melakukan investasi atau dapat
>   mengembangkan diri. Pertamina dinyatakan sebagai perusahaan baru pada
>   tahun 2003 yang lalu.
>   Sedangkan pertamina tidak mempunyai kemampuan untuk investasi karena
>   dana untuk investasinya tidak ada.
>
>   -----Original Message-----
>   From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Irawady Azwar
>   Sent: Wednesday, May 24, 2006 11:48 AM
>   To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   Subject: RE: [ekonomi-nasional] Pertamina akan Hancur?
>
>   Jujur saya tidak terlalu perduli bagaimana Pertamina akan mundur atau
>   bahkan lebih maju. Memang sih yang namanya national company harus kita
>   support terus layaknya US Gov yang terus melindungi 7 sisters-nya
>   dimanapun perusahaan2 itu menancapkan pipanya di seluruh dunia.
>     Tapi selama ini, sebelum ada UU Migas, Pertamina sudah jadi anak emas
>   dengan monopolinya. Tapi apa hasilnya? sekarang bahkan sudah mulai
>   tertinggal oleh mantan muridnya dahulu yaitu Petronas.
>     Hal tersebut dikarenakan dua beban sekaligus yang harus di angkut oleh
>   Pertamina yaitu sebagai Public Service Obligation dan Profit Oriented
>   Company. Makanya, sekarang harus jelas Pertamina itu mau dibawa kemana.
>   Kalo menurut saya jadikan saja Pertamina sebagai perusahaan profit biasa
>   yang harus dan bisa bersaing dengan pemain2 lain. Kalo PSO, kita
>   serahkan saja pada Perusahaan2 (termasuk pertamina) yang bisa memberikan
>   hasil bumi yang terjangkau dan merata untuk masyarakat. Itulah yang
>   terpenting.. "bagaimana rakyat bisa menikmati apa yang mereka miliki"
>   oleh siapapun yang bisa mewujudkannya.
>
>     Cheers
>     Ady
>
>   Boy Arfi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Kalau saya mungkin berpikir lain
>   Sebenarnya yang perlu diciptakan adalah bagaimana
>   Mencintai produksi sendiri
>   Industri textile turun karena
>   Rakyat yan berpaling ke produk cina
>   Padahal harganya untuk kualitas yang sama
>   Tidak jauh berbeda
>   Begitu juga dengan pertamina atau perusahaan lainnya
>   Sebenarnya kalo boleh kita meniru negara korea atau negara  tetangga
>   Begitu bangga mereka menggunakan produk sendiri
>
>   salam
>   -----Original Message-----
>   From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sulhan Askandar
>   Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:26 AM
>   To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>   Subject: Re: [ekonomi-nasional] Pertamina akan Hancur?
>
>   Semoga kekuatiran pak Agus tidak menjadi kenyataan,
>   karena secara rata2 sekitar 60% hasil hulu itu
>   dikuasai negara, termasuk yang disebut dengan Domestic
>   Market Obligation dan bagian hasil untuk negara
>   (equity share). Yang penting Pertamina dijadikan
>   perusahaan negara yang independent dan
>   profesional.Tidak setiap kali ganti presiden maka
>   dirut Pertamina diganti.Kalau kebiasaan tersebut tetap
>   berlanjut dan Pertamina dijadikan cash cow elit yang
>   berkuasa, ya bakal makin terpuruk saja.
>
>
>
>
>   --- Agus Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   > Dengan liberalisasi industri migas, di mana
>   > perusahaan-perusahaan asing
>   > seperti Shell, Petronas, dsb diizinkan membuka SPBU
>   > sendiri, diperkirakan
>   > nasib Pertamina akan suram.
>   >
>   > Kenapa?
>   >
>   > Meski saat ini hampir seluruh SPBU dikuasai oleh
>   > Pertamina, namun di sektor
>   > hulu (pengeboran minyak) Pertamina hanya menguasai
>   > 10%. Sementara perusahaan
>   > asing seperti Exxon, Chevron, dsb justru menguasai
>   > 90% sektor hulu.
>   >
>   > Jadi begitu perusahaan asing masuk ke sektor hilir,
>   > bukan mustahil Pertamina
>   > akan tersingkir karena minimnya sumber minyak yang
>   > dikuasai.
>   >
>   > Sikap Pertamina yang begitu mudah menaikan BBM juga
>   > menimbulkan antipati di
>   > sebagian rakyat Indonesia. Sulit mengharapkan
>   > nasionalisme bangsa untuk
>   > menolong Pertamina.
>   >
>   > Demikian sekedar renungan singkat dari saya.
>   >
>
>
>   Send instant messages to your online friends
>   http://uk.messenger.yahoo.com
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>   Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>     SPONSORED LINKS
>           Financial professional   Business finances   Small business
>   finance     Business degree finance
>
>   ---------------------------------
>     YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>       Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.
>
>       To unsubscribe from this group, send an email to:
>   [EMAIL PROTECTED]
>
>       Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
>   ---------------------------------
>
>
>
>
>   __________________________________________________
>   Do You Yahoo!?
>   Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
>   http://mail.yahoo.com
>
>   [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>   Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>     SPONSORED LINKS
>           Financial professional   Business finances   Small business
>   finance     Business degree finance
>
>   ---------------------------------
>     YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>       Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.
>
>       To unsubscribe from this group, send an email to:
>   [EMAIL PROTECTED]
>
>       Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
>   ---------------------------------
>
>
>
>
>
>   ---------------------------------
>   Be a chatter box. Enjoy free PC-to-PC calls  with Yahoo! Messenger with
>   Voice.
>
>   [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>   Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>       SPONSORED LINKS
>           Financial professional   Business finances   Small business
> finance
>   Business degree finance
>
>   ---------------------------------
>     YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>       Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.
>
>       To unsubscribe from this group, send an email to:
>   [EMAIL PROTECTED]
>
>       Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
>   ---------------------------------
>
>
>
>
>
>   ---------------------------------
>   Ring'em or ping'em. Make  PC-to-phone calls as low as 1ยข/min with Yahoo!
>   Messenger with Voice.
>
>   [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>   Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>   SPONSORED LINKS Financial professional  Business finances  Small
> business finance
>         Business degree finance
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS
>
>     a..  Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.
>
>     b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
>
>      [EMAIL PROTECTED]
>
>     c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
> Service.
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>  SPONSORED LINKS
>   Financial professional<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Financial+professional&w1=Financial+professional&w2=Business+finances&w3=Small+business+finance&w4=Business+degree+finance&c=4&s=108&.sig=PY0UblCZ3E9Zbebj21s0AA>  Business
> finances<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Business+finances&w1=Financial+professional&w2=Business+finances&w3=Small+business+finance&w4=Business+degree+finance&c=4&s=108&.sig=OI-IC046ONnq_c6_0TtSJA>  Small
> business finance<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Small+business+finance&w1=Financial+professional&w2=Business+finances&w3=Small+business+finance&w4=Business+degree+finance&c=4&s=108&.sig=oNFQlYN1Dyln1qJhxPX56Q>   Business
> degree finance<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Business+degree+finance&w1=Financial+professional&w2=Business+finances&w3=Small+business+finance&w4=Business+degree+finance&c=4&s=108&.sig=6TfnUAXsiHmAjdEhFKCt1Q>
>  ------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>    -  Visit your group "ekonomi-nasional<http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional>"
>    on the web.
>
>    -  To unsubscribe from this group, send an email to:
>     [EMAIL PROTECTED]<[EMAIL PROTECTED]>
>
>    -  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
>    Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>.
>
>
>  ------------------------------
>



--
OK TAUFIK


[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Financial professional Business finances Small business finance
Business degree finance


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke