-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mo ndaftar :    [EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
        http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
-----------------------------------------------------------------------------------------------

http://www.surabayapost.co.id/
SURABAYA  Jum'at, 10 November 2000
                   
 Soal Penjualan Air PDAM Tercemar Mesin Pompa Sudah Tua
Surabaya - Surabaya Post 

     Kasubsi Distribusi Air PDAM wilayah Barat dan Timur, Muntholib dan Bukhori, yang
     diperiksa unit Tipiter Polwiltabes mengatakan kepada penyidik bahwa mesin pompa 
air PDAM
     yang menyalurkan ke masyarakat sudah terlalu tua. Mesin itu buatan zaman Belanda 
sehingga
     dimungkinkan hasilnya sudah tidak bagus lagi atau air yang diangkat dari tempat 
penjernihan
     menjadi keruh. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/dar1.htm
Jumat, 10 Nopember 2000 Jawa Tengah - Pantura  

           Nelayan Jateng Selalu Dikalahkan
           Aparat Tidak Tegas Tangani Kasus di Masalembo 

           PEKALONGAN -Para nelayan Pekalongan menilai aparat di Jawa Timur
           kurang tegas dalam menangani beberapa kejadian yang menimpa
           nelayan dari Jawa Tengah, khususnya kasus penangkapan,
           perampasan, dan pembakaran kapal-kapal oleh nelayan Masalembo.

           Selama ini, kapal asal Jateng selalu dikalahkan. Aparat di Jatim selalu
           membela nelayan setempat. Buktinya, setiap kapal yang ditangkap
           nelayan Masalembo, terpaksa dditebus dengan uang puluhan juta
           rupiah. Namun kali ini, nelayan Jateng sudah bersatu dan menuntut
           Kapolri dan KSAL menindak tegas para pembakar kapal asal Pati.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/slo11.htm
             Jumat, 10 Nopember 2000 

           Selebaran Memprovokasi Petani

           KARANGANYAR- Jumlah tunggakan kredit usaha tani (KUT) di
           Kabupaten Karanganyar hingga akhir Oktober 2000 sebesar Rp 38,207
           miliar. Sebagian besar tunggakan itu masih berada di tangan petani.
           Meski demikian, belum ada kelompok tani yang dikenai sanksi.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/NASIONAL/kri08.htm
>Jumat, 10 November 2000

KRI Dewa Ruci Menantang Badai dan Gelombang 

PELABUHAN Ujung Surabaya, Jawa Timur, 17 April 1981. Diiringi
lagu-lagu mars, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci secara
beringsut mulai meninggalkan dermaga Surabaya untuk segera berlayar
menuju Pelabuhan Yokosuka, Jepang. Di dalam perutnya, KRI Dewa
Ruci yang waktu itu dikomandani Letkol Laut (P) Rio Judanto membawa
53 anak buah kapal (ABK), 69 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL),
dua orang anggota Pramuka, dan seorang wartawan-semuanya ikut
dalam misi pelayaran astronomi ke Jepang.Namun, sebulan persis
setelah meninggalkan Surabaya dan tak jauh dari perairan Teluk
Suruga-sekitar 90 mil laut dari Pelabuhan Yokosuka Jepang-tiba-tiba KRI
Dewa Ruci dihantam badai besar dan gelombang tinggi. Nyaris bagaikan
sebilah papan kayu di tengah lautan tanpa batas, begitulah kekerdilan
KRI Dewa Ruci di tengah lautan-demikian kesan wartawan Kompas
Ansel da Lopez yang ikut pelayaran ini-manakala kapal layar latih bagi
taruna AAL ini terperangkap dalam sebuah gelombang angin topan
disertai ombak besar setinggi tujuh meter, dengan laju kecepatan angin
sampai 30 knots per jam. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/NASIONAL/knmi40.htm
>Jumat, 10 November 2000

KN Mina Meretas Wilayah Terisolasi 

KANTOR Navigasi NTT yang pelayanan
tugasnya hingga kawasan Selatan Daya
Maluku, sejak tahun 1997 didukung sebuah
kapal khusus Kapal Navigasi (KN) Mina.
Tugas utama kapal milik Ditjen Perhubungan
Laut (Perhubla) yang berpangkalan di Tenau
(Kupang/NTT) itu, adalah sebagai sarana
bantu navigasi untuk keselamatan pelayaran dalam wilayah
tugasnya. Namun, kiprahnya di kawasan tersebut pantas diberi
panggung atas kerelaannya mengemban tugas tambahan yang justru
sangat membantu masyarakat di daerah terpencil.Sebagaimana
dijelaskan oleh nakhodanya, Ferdinand Wetang, kapal yang
didukung 23 awak itu di wilayahnya tidak hanya melayani tugas
utamanya. KN Mina dengan kecepatan 10 knot per jam, ternyata
mendapat tugas tambahan seperti membantu kelancaran tugas
pemerintahan serta pelayanan sosial. Bahkan tidak berlebihan kalau
kapal yang berbobot mati 257 ton itu telah ikut meretas isolasi
wilayah Selatan Daya, Maluku.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/hti30.htm
>Jumat, 10 November 2000

HTI untuk Selamatkan Industri Kehutanan 

INDUSTRI kehutanan terutama kayu lapis
(plywood) kini terancam kekurangan bahan
baku kayu bulat (log) akibat maraknya
penebangan liar dan penjarahan hutan-hutan
alam. Kalau penyediaan bahan baku tetap
mengandalkan hutan alam seperti selama ini,
nasib industri kehutanan yang menghasilkan
devisa 8 milyar dollar AS per tahun itu tinggal tunggu waktu.Asal
semua pihak sungguh-sungguh, jalan keluarnya bisa dilakukan
dengan mengembangkan hutan tanaman industri (HTI) pertukangan,"
ujar Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), Drs
Abbas Adhar. Dari sisi ekologi, kelestarian hutan bakal terjaga
karena kebutuhan bahan baku tidak lagi mengandalkan hutan alam.
Dari sisi ekonomi, industri kehutanan yang kini menyerap tenaga
kerja sekitar 2,5 juta orang dengan nilai investasi hampir Rp 28
trilyun terselamatkan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/10/DAERAH/meng29.htm
>Jumat, 10 November 2000

Mengapa Departemen Kehutanan Harus Mandiri? 

HUTAN dan kehutanan Indonesia kini tengah
menghadapi masalah yang sangat kompleks
dan ruwet tanpa ada bayangan cerah bagi
masa depannya. Lebih-lebih setelah
reformasi, penjarahan hutan marak di
mana-mana. Tidak peduli itu hutan lindung,
hutan konservasi, atau hutan produksi dibabat
oleh segerombolan orang yang tidak bisa dikendalikan lagi oleh pihak
berkompeten.Ironisnya, pada saat kehutanan itu membutuhkan
penanganan, banyak pihak dalam lingkungan masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), pejabat pemerintah termasuk
departemen teknis yang seharusnya melakukan perbaikan dan
pembinaan, malah berlomba-lomba memberikan pernyataan yang
mendiskreditkan dunia hehutanan sendiri. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/09/eko6.htm
             Kamis, 9 Nopember 2000 

           Industri Jamu Menemukan Momentum (1)
           Krisis Ekonomi Justru Naikkan Omzet

           KRISIS ekonomi yang dalam banyak hal telah mengubah wajah
           Indonesia, ternyata menjadi momentum positif bagi industri
           obat-obatan tradisional atau produsen jamu. Tekanan harga yang
           dialami industri obat-obatan modern akibat memburuknya nilai tukar
           rupiah, merupakan titik tumpu bagi makin berkembangnya produksi
           jamu.

           PT Sido Muncul misalnya, harus terus menambah persediaan bahan
           bakunya. Bila pada 1997 masih 120 ton/bulan, setahun kemudian
           melonjak 67 persen menjadi 180 ton/bulan. Pada 1999 naik lagi 53
           persen, mencapai 275 ton/bulan. Lalu tahun ini bertambah lagi 45
           persen, membutuhkan 400 ton/bulan.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0011/10/eko7.htm
             Jumat, 10 Nopember 2000 

           Industri Jamu Menemukan Momentum (2-Habis)
           Sido Muncul, yang Pertama Raih Sertifikat CPOB

INDUSTRI yang menggunakan bahan baku tanaman obat,
dapat dikembangkan untuk mampu menangani proses
pembuatan lima jenis produk. Pertama, jamu dengan segala
inovasinya. Kedua, minuman tradisional. Berikutnya,
meliputi kosmetik, perawatan tubuh dan spa. Keempat,
fitofarmaka dan makanan tambahan, serta terakhir,
medicated candy.

Luasnya pemanfaatan tanaman obat itu makin terasa pada
banyaknya ragam dalam satu jenis produk saja. Pada
minuman tradisional misalnya, terdapat banyak pilihan. Antara
lain ada STMJ, alang sari, jahe wangi, ginseng tea, dan kunyit asam
yang di PT Sido Muncul menjadi salah satu andalannya.


---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke