-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mo ndaftar :    [EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
        http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
-----------------------------------------------------------------------------------------------

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Tebangan Liar Libatkan Oknum Aparat
* Pejabat Terlibat akan Dimutasi
Kotabaru, BPost

Maraknya penebangan liar yang terjadi di Kabupaten Kotabaru ternyata melibatkan
oknum anggota TNI, Polri, pegawai kehutanan, bahkan sampai aparat birokrasi di
tingkat desa.

Hal tersebut terungkap dalam laporan tim panitia khusus tebangan liar DPRD Kotabaru 
yang
disampaikan H Syairani Yusran dihadapan bupati bertempat di ruang rapat kantor dewan
setempat, Sabtu (11/11).

http://www.indomedia.com/bpost/112000/13/index.htm

Supremasi Hukum Lemah, Peti Marak
Banjarmasin, post 

Maraknya penambangan liar (Peti) batubara yang merambah kawasan tambang di Kalsel,
disinyalir akibat tidak ditegakkannya supremasi hukum. Misalnya diindahkannya 
kewajiban untuk
membuat jalan sendiri serta membuat Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). 

"Semula Peti hanya satu, namun karena tidak ditegur semakin hari menjadi semakin 
banyak,
hingga akhirnya sulit dihapuskan, " tandasnya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/tekn19.htm
>Senin, 13 November 2000

Teknologi Modern Mengangkat Citra Jamu
Semarang, Kompas 

Teknologi modern kini bisa digunakan untuk mengangkat citra jamu,
obat tradisional Indonesia yang hingga saat ini terus berkembang.
Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan untuk
memanfaatkan cara dan pengobatan tradisional. Beberapa negara
maju saat ini juga sedang mengembangkan cara dan pengobatan
tradisional tersebut. Departemen Kesehatan kini juga sedang
mencari bentuk dan posisi pengobatan tradisional dalam sistem
kesehatan nasional. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/long19.htm
>Senin, 13 November 2000

Dr Dwikorita Karnawati: Longsor Susulan Terjadi Akhir November
Yogyakarta, Kompas

Masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor di Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan DI Yogyakarta diminta waspada dan mengantisipasi
akan datangnya ancaman banjir dan terutama longsor susulan yang
diperkirakan akan berantai pada akhir November dan bulan
Desember. Banjir dan longsor susulan itu akan terjadi saat curah
hujan makin meningkat.Dari hasil pengamatan dan analisis data
lapangan sementara ini diperoleh kesimpulan, beberapa titik rawan
longsor dan banjir akan terjadi di wilayah Jateng, dan tiga lainnya di
Kabupaten Kulonprogo DIY.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/DAERAH/kapa20.htm
>Senin, 13 November 2000

Kapal Pukat Harimau Dibekingi Oknum Aparat
Medan, Kompas 

Seperti nelayan lainnya di Sumatera Utara, nelayan tradisional di
Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Deliserdang juga nyaris putus
asa menghadapi kapal pukat harimau yang terus merampok isi laut.
Hal ini menyebabkan nelayan-nelayan kecil tak bisa lepas dari
himpitan kemiskinan sebab tak mampu bersaing dengan para
penguras perairan tempat mereka mencari nafkah itu.Nelayan sudah
mengadu kesana-kemari, meminta bantuan pemerintah dan aparat
keamanan untuk mengatasinya. Namun kapal-kapal pukat yang
dilarang Keputusan Presiden nomor 39/1980 itu tetap saja
beroperasi.

"Karena itulah kami terpaksa main hakim sendiri, menangkap dan
membakar dua di antaranya pada bulan ini dan bulan yang lalu," kata
Ketua Kelompok Nelayan Desa Pantai Cermin Kiri, Harun (62) dalam
kesempatan acara hari ulang tahun Indosat ke-33 di Gedung Indosat,
Pantai Cermin, Minggu (12/11).

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Banjar dan Obsesi Radikal tentang Orang Katu

KALAU bukan karena kemampuannya membedah UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, mana mungkin Ir Banjar Yulianto Laban, MM, berani
mempertaruhkan pangkat dan jabatannya hanya demi mempertahankan komunitas kecil di
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Ternyata, ada celah kecil yang berhasil ia temukan. 
Itulah
yang memungkinkan ia mencoba memulai usaha reformasi di bidang politik konservasi yang
telah lama diperjuangkan kalangan yang punya kepedulian pada hak-hak masyarakat adat
(indigenous people).

Bagai setitik air di padang gurun, begitulah kira-kira perjuangan Banjar. Ia ingin 
membantu
memerdekakan rakyat kecil dari aturan-aturan sepihak yang membuat mereka dipinggirkan 
dari
komunitas aslinya. Hal itu dimulainya dari komunitas Katu, paguyuban kecil di hutan 
TNLL yang
memiliki pandangan dan cara sendiri dalam mengolah hutannya, tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip konservasi.

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Penerima Walhi Award 2000, Ir Banjar Yulianto Laban MM
Perlu Perubahan Total UU Konservasi

   idak banyak aparat birokrat, apalagi di daerah, yang punya keberanian menentang
   kebijakan pemerintah. Selain takut dipecat, juga mungkin khawatir pangkatnya tidak
dinaikkan oleh atasan. Ir Banjar Yulianto Laban, MM, mungkin salah satu dari sedikit 
pejabat
daerah yang berani ''melawan'' kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang konservasi 
alam.

Pegawai eselon III yang ditempatkan sebagai Kepala Balai Taman Nasional Lore Lindu
(TNLL) itu, berani menentang kebijakan pemindahan (involuntary resettlement) masyarakat
Katu dari kawasan TNLL demi membangun basis konservasi yang bersahabat dengan
penduduk asli. Berbekal pemahaman tentang prinsip-prinsip konservasi, ia mengeluarkan 
''surat
pernyataan'' yang mengakui hak-hak adat Orang Katu untuk tetap tinggal di dalam TNLL. 

http://suarapembaruan.com/News/2000/11/12/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Enam Korban Longsor Belum Ditemukan
Longsor Lagi di Pakem Sleman, Satu Tewas dan Dua Luka Parah
Yogyakarta, 12 November

Bencana tanah longsor terjadi lagi di tebing kali Boyong Hargobinangun Pakem, Sleman, 
Sabtu
(11/11) sore. Akibatnya, Nyonya Suwanti (40) tewas, sedangkan dua temannya, yakni 
Nyonya
Parto (50) dan Bejo (41) luka parah. 

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 15.30 WIB, setelah hujan deras di kawasan itu. Bejo
mengatakan, korban yang selamat kini dirawat di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem. 
Sebelum
kejadian, Bejo dan teman-temannya melakukan penambangan pasir, seperti biasanya.

http://kompas.com/kompas-cetak/0011/13/IPTEK/penc10.htm
>Senin, 13 November 2000

Pencemaran di Teluk Jakarta Sudah Mencapai Radius 10 Km
Jakarta, Kompas

Pembuangan limbah yang telah berlangsung lama dan dengan
intensitas yang tinggi telah membuat perairan di Teluk Jakarta
tercemar hebat. Pemantauan yang dilakukan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, pencemarannya telah
meluas sampai sejauh 10 kilometer dari garis pantai.Tanpa
memperhatikan faktor polusi itu baik dari bahan buangan organik
maupun anorganik, termasuk yang berbahaya dan beracun, maka
program rehabilitasi terumbu karang di kawasan itu tidak mencapai
hasil yang optimal. 


---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke