Teman-teman,

Ini saya dapatkan dari kelompok diskusi lain. Yang ingin saya tekankan 
adalah bagian terakhir dari tulisan ini, yang berkaitan dengan konversi 
kawasan suaka dan hutan lindung untuk kegiatan pertambangan. Dari bentuk 
tulisannya, tampaknya masih sangat berbau gosip. Apakah ada yang mengetahui 
kebenaran dari berita ini ?

salam,

Anjelita



>PERSEKONGKOLAN JAHAT UNTUK MERAMPOK KEKAYAAN NEGERI
>oleh: Aswatama
>
>Krisis di Indonesia belum berakhir, dan kelihatannya akan semakin parah.
>Pemerintahan Gus Dur tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi krisis hutang
>luar negeri, pencemaran lingkungan hidup akibat eksploitasi alam yang
>gila-gilaan, dan penindasan lain terhadap rakyat oleh kekuatan modal
>internasional dan domestik.
>
>Pertengkaran IMF dan pemerintah memperlihatkan kepada kita apa sesungguhnya
>yang sedang terjadi. IMF memperlihatkan wajah aslinya sebagai lintah darat
>internasional yang tidak banyak bedanya dengan lintah darat di
>kampung-kampung yang menindas petani dan rakyat desa. Pemerintah Indonesia
>juga memperlihatkan wajah aslinya sebagai kacung, yang tidak punya sikap
>jelas dan hanya mengekor kepada kebijakan modal internasional yang dipandu
>oleh IMF.
>
>Kita bisa menghargai langkah-langkah pemerintahan Gus Dur dalam menciptakan
>ruang demokrasi, tapi dalam hal ekonomi ia tidak ada bedanya dengan
>'rezim-rezim demokrasi hasil pemilu' di Dunia Ketiga: antek neoliberalisme!
>Para menterinya berlomba-lomba menyenangkan hati para penanam modal dan
>menindas rakyat sendiri. Menko Sospolkam berjanji melakukan apa saja untuk
>membawa investor masuk, Gus Dur akan melarang semua kegiatan mogok kalau itu
>mengancam keselamatan modal internasional. Pokoknya, jual murah, apapun
>dilakukan agar investor. Ini fase paling mengerikan dalam sejarah, karena di
>balik kalimat-kalimat diplomatis, pesan sesungguhnya dari para penguasa
>sekarang kepada dunia internasional: "Mari datang ke Indonesia, tindaslah
>rakyatnya. Kami akan melakukan apa saja untuk melindungi kalian."
>
>Dalam kehidupan sehari-hari penindasan terus terjadi. Harga BBM naik karena
>IMF menyuruh pemerintah menghentikan subsidi. Kenapa? Karena IMF ingin
>setiap keping uang dari kantong pemerintah itu segera dikembalikan kepada
>mereka, bukan untuk subsidi BBM atau beras. Padahal kita tahu hutang itu
>dibuat oleh rezim kediktatoran Soeharto. Inilah kejahatan terhadap
>kemanusiaan yang paling bejat, dan sudah tepat ucapan Fidel Castro yang
>meminta dunia internasional membuat pengadilan Nuremberg (yang dibuat untuk
>mengadili para penjahat perang fasis Nazi) bagi lembaga keuangan
>internasional dan spekulan.
>
>Di mana-mana rakyat semakin menderita akibat kebijakan ekonomi pemerintah.
>Para ekonom bertindak tidak lebih dari seorang germo, yang berpikir keras
>untuk menjual apa pun dari Indonesia ini untuk 'memenuhi persyaratan IMF'.
>Kita lihat ribuan perempuan muda Indonesia menjadi TKI yang hidupnya tidak
>lebih baik dari budak-budak sekitar 400 tahun lalu. Harga-harga naik karena
>pemerintah harus menyetor uang subsidi bensin ke kantong bank swasta untuk
>mengganti hutang rezim Soeharto, jutaan orang dipecat karena perusahaan
>memilih tutup ketimbang untung hanya sedikit, kekerasan terus melanda karena
>frustrasi yang berkepanjangan.
>
>Baru-baru ini keluar lagi berita baru, bahwa pemerintah akan segera
>melakukan konversi hutan lindung untuk daerah pertambangan. Menjual isi
>perut tanah dan air Indonesia untuk mendapat dollar, adalah startegi
>mutakhir pemerintah Indonesia dalam mengatasi krisis.
>
>Jaringan Advokasi Tambang berhasil mendapat informasi tentang negosiasi
>antara Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral dengan Departemen Pertanian
>dan Kehutanan, "untuk mengkonversi kawasan suaka alam dan hutang lindung
>menjadi wilayah pertambangan." Berikut cuplikan data-data luas suaka alam
>dan hutan lindung yang akan dikorbankan:
>
>Sumatera                : 2.141.950 ha
>Jawa                    : (datanya tidak diberikan)
>Sulawesi                : 996.445 ha
>Nusa Tenggara   : 44.200 ha
>Maluku          : 359.640 ha
>Kalimantan              : 1.767.580 ha
>Papua                   : 3.319.000 ha
>
>Sedangkan Suaka Alam yang akan dikonversi seluas:
>
>Sumatera                : 689.120 ha
>Jawa                    : 273.300 ha
>Sulawesi                : 184.617 ha
>Nusatenggara    : ----
>Maluku          : 159.000 ha
>Papua                   : 1.507.000 ha
>
>*untuk informasi lebih lanjut hubungi [EMAIL PROTECTED]
>
>Lebih lanjut, Jaringan Advokasi Tambang melaporkan: "Saat ini Dep Energy dan
>SDM beserta Deptanhut menutup rapat-rapat data-data perusahaan apa saja yang
>diberikan ijin dan lokasi mana saja yang akan dikonversi..." Tapi semua
>sudah bisa menduga siapa-siapa yang nantinya akan duduk di meja perundingan
>siap menyantap jutaan hektar itu: Freeport McMoran (AS), Unocal (AS), BHP
>(Australia) dan puluhan perusahaan multinasional lainnya.
>
>Sementara elit politik sibuk berebut kursi dan posisi, modal internasional
>merambah, menjarah, merampok, dan mencuri kekayaan negeri dari tangan
>anak-anaknya sendiri. Strategi perbudakan modern ini akan terus berlanjut,
>dan pelan-pelan setiap kepala di Indonesia akan dipaksa menjadi budak yang
>dijual tubuhnya untuk dihisap dan dinikmati oleh modal internasional. Hanya
>kebangkitan rakyat yang dapat melawan semua ini. Pilihan kembali kepada kita
>semua, tunduk menyerah dan jadilah budak, atau bangkit melawan dan tumbuh
>jadi rakyat yang sejahtera dan bangga!
>
>Gresik, 13 Oktober 2000


---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke