~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
    Layanan Informasi Aktual
         [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Senin, 12 Oktober 2003

KRONOLOGIS PENYERANGAN DESA BETELEME
 
Beteleme, ibukota kecamatan Lembo, kabupaten Morowali. Diserang pada tgl 10 Oktober 2003 jam 01.00 dinihari waktu Indonesia Tengah. Penyerang masuk dari arah dekat jembatan atau Beteleme tua.
Cara penyerangan yakni meledakan bom kemudian disusul dengan rentetan tembakan senjata api laras panjang dan laras pendek, bom dan tembakan tersebut membuat penduduk setampat panik, ketakutan dan berusaha untuk menghindarkan diri atau menyelamatkan diri. 
 
Saat serangan, disertai dengan bunyi tiang listrik besi yang dipukul berulang-ulang, disertai dengan pekikan Allahu Akbar,…….Allahu Akbar,….Allahu Akbar……. Penyerang yang berpakaian putih-putih tersebut membongkar toko - toko milik masyarakat mengambil (mencuri) bensin yang biasanya dijual dalam botolan, kemudian menggunakannya untuk membakar rumah-rumah masyarakat.

Seorang penyerang terlihat bergaya sebagai pemimpinnya memegang senjata api genggam laras pendek berwarna putih perak serta selalu menembak baru disusul dengan tembakan kawan-kawannya dan ledakan bom. Penyerang melakukan aksinya sekitar satu jam kemudian terdengar semacam aba-aba atau kode untuk segera kembali dan menyudahi aksinya.
 
Korban sebagai berikut:
I. Rumah-rumah penduduk besrta isinya dibakar oleh  penyerang,sekitar 35 rumah. Massa juga melakukan penjarahan barang-barang berharga penduduk. 3 buah mobil dibakar, 7 buah sepeda motor juga dibakar dan 1 Gereja Sidang Jemaat Allah habis dibakar. Para penyerang menggunakan senjata organik, dari selongsong   pelurunya yang ditemukan masyarakat diketahui senjata tersebut dari jenis  AK, M16, FN dan beberapa jenis lainnya.
 
II. Korban manusia baik luka maupun meninggal:
1. Wedlrina Mbae, wanita umur 55 tahun, pekerjaan guru . Korban mengalami  luka tembak  bagian dada. Korban pada saat itu sedang berada dalam kamar, penyerang dengan membabai buta menembak kearah rumah korban dari luar rumah. Peleru menembusi dua pintu kayu,  setebal kira-kira 1,5cm. Dan masih menembusi dada korban. Korban meninggal.

2. Oster Tarioko, laki-laki umur 40 tahun, pekerjaan pengawai PLN Beteleme. Korban mengalami luka tembak bagian kaki kiri. Korban meninggal karena terjadi pendarahan waktu diantar menuju ke Rumah Sakit Kolonodale.

3. L. Malo, laki-laki umur 46 tahun.   Mengalami luka tembak yang menghancurkan lengan kanan. Saat ini (10 Okt 03 jam 10 malam) sedang dirawat di Puskesmas Betelehem.

4. T. Kambae, laki-laki. Terserempet peluru di bagian pelipis, dirawat di rumah.
5. Deki Lingkua, laki-laki umur 20 tahun,. Mengalami luka tusukan dibagian dada kiri tepatnya dibawah ketiak. Saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit GKST Tentena.

6. Beberapa orang lainnya mengalami luka lecet karena lari menyelamatkan diri.
 
Kondisi Beteleme Sebelum Kejadian

Beteleme ibu kota kecamatan Lembo terletak dalam vegetasi padang dan hutan terletak kira- kira 25 Km dari ibu kota kabupaten Morowali , yaitu Kolonodale. Kondisi sebelum terjadi penyerangan di Beteleme , tidak ada bibit konflik  pada masyarakat Beteleme . Tidak ada perkelahian antar pemuda ataupun perkelahian karena miras dan sejenisnya yang biasanya dikatakan pemicu konflik. Interaksi sosial masyarakat Beteleme berjalan dengan baik dan saling membutuhkan satu dengan lainnya.

Kondisi pada siang sampai malam hari (tanggal 10 Okt 2003) tidak terlihat pemisahan-pemisahan pada masyarakat. Tidak ada barikade atau penghalang di jalan-jalan. Interaksi sosial pada masyarakat terlihat biasa dan tidak tergangggu .
Desa beteleme  sebenarnya sudah diincar lama oleh pasukan jihad yang juga menyerang desa Peleru pada waktu lalu yang menyebabkan Pdt. Rinaldy Damanik ditangkap karena mengevakuasi warga Kristen Peleru yang  diserang.

Pasukan ini tidak dapat melanjutkan aksinya karena setelah penyerangan di desa Peleru satuan Brimob dari Papua ditempatkan di daerah ini dan Morowali. Setelah baru-baru ini dilakukan penarikan pasukan karena dianggap sudah aman maka para penyerang kembali beraksi.
 
Pada waktu malam (11/10/03) diperoleh berita bahwa desa Saatu, Pinedapa sedang diserang. Tim dari  CC GKST sedang turun. Mohon doakan teman-teman yang sedang berada dilapangan untuk mengurus warga jemaat yang diserang, semoga mereka juga tidak mengalami nasib yang sama dengan Pdt. Rinaldy Damanik, ditangkap karena mengevakuasi dan mengurus warga Kristen.

Akibat situasi ini  ketenangan warga Kristen kembali terusik dan situasi di Poso, Tentena, Morowali kembali mencekam. Apalagi saat penyerangan dengan berbagai senjata organic tersebut tidak ada satupun pasukan keamanan yang datang. Sampai saat ini warga Kristen tidak melakukan perlawanan apapun. (Sumber: fkk-jb).
 
Eskol Net

Kirim email ke