''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''' Sari Berita: Jumat, 11 Juni 1999 """""""""""""""""""""""""""""""""""""" *'Hubungan dengan Israel Melukai Perasaan Umat Islam' *PAN, Partai Islam, Golkar Siap Koalisi *Ghalib Lapor Polda, ICW Mengadu ke Mabes Polri *Golkar Siap Jadi Oposisi *Ghalib Akhirnya Minta Maaf *KPU Diminta Diskualifikasi Perolehan Suara Golkar *PKB Terima Mega Jadi Presiden *PDI Perjuangan, PKB dan PAN, Koalisi Ideal *Nasib Ghalib di Ujung Tanduk *Kendati Didatangkan Panser, Pemilu Hanya Terlaksana Di Enam Kecamatan *TNI Dukung Siapapun Yang Jadi Presiden *Voting Presiden, TNI Sebaiknya Abstain *Hujat Habibie, Faisal Diperiksa Mabes *Ekonomi Dambakan Unggulnya Kaum Reformis -------English Section--------- **Indonesia Ruling Party Bounces Back ======================== S E L A M A T M E M B A C A ------------------------------------ 'Hubungan dengan Israel Melukai Perasaan Umat Islam' ------------------------------------------------------- JAKARTA , Republika Berbagai reaksi keras kemarin muncul menyikapi pernyataan PDI Perjuangan (PDI-P) yang siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Mereka menyatakan penolakan membuka bubungan dengan negara Zionis itu selama ini, selain masalah politis juga alasan agama. Yakni, hingga kini Israel adalah agresor dan masih menduduki Masjidil Aqsa -- yang merupakan kiblat pertama umat Islam -- di Yerusalem. Dengan alasan itu, menurut Wakil Sekjen DPP PAN, Hasballah M Saad, rencana PDI Perjuangan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel jelas akan sangat melukai perasaan umat Islam. Dan bila itu dilakukan, katanya, maka penolakan pihak Islam kepada PDI Perjuangan akan terus semakin membesar. Selengkapnya: http://www.republika.co.id/9906/11/16299.htm PAN, Partai Islam, Golkar Siap Koalisi ---------------------------------------- JAKARTA, Republika Dua parpol besar yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar siap menggalang koalisi dengan parpol berasas Islam pascapemilu ini. Anggota MPP DPP PAN, Soewarno Adiwidjojo, menyatakan partainya siap menggalang koalisi dengan Parpol Islam dan Partai Golkar. ''Ini karena sebelumnya PAN sudah menjalin kerja sama yang baik dengan parpol Islam,'' ujarnya kepada pers di Jakarta kemarin. Selengkapnya: http://www.republika.co.id/9906/11/16293.htm Ghalib Lapor Polda, ICW Mengadu ke Mabes Polri ----------------------------------------------------- JAKARTA, Republika Perseteruan antara Jaksa Agung Andi Muhammad Ghalib dan Indonesia Corruption Watch (ICW) kian seru karena keduanya saling mengadukan tindakan seterunya. Kemarin, Ghalib mengadukan ICW ke Polda Metro Jaya, sedangkan ICW mengadukan Ghalib ke Mabes Polri. Selengkapnya: http://www.republika.co.id/9906/11/16289.htm Golkar Siap Jadi Oposisi * Akan Muncul Kubu Habibie Vs Megawati -------------------------------------------- Jakarta, Kompas Partai Golkar siap menerima kenyataan untuk tidak lagi berkuasa sebagai konsekuensi hasil Pemilu 1999. Dalam perannya sebagai oposisi, Golkar akan bergabung dengan partai-partai Islam untuk beroposisi terhadap pemerintah. Konsekuensinya, dalam Sidang Umum (SU) MPR mendatang, koalisi parpol yang akan terjadi kemungkinan besar tak berdasarkan platform politik lagi, melainkan siapa figur calon presidennya. Karena itu, akan muncul dua koalisi besar, yakni pendukung Habibie sebagai calon presiden yang akan "berhadapan" dengan pendukung Megawati Soekarnoputri. Selengkapnya: http://kompas.com/kompas-cetak/9906/11/UTAMA/golk01.htm Ghalib Akhirnya Minta Maaf ---------------------------- Jakarta (Bali Post) - Jaksa Agung Andi Ghalib melalui Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (JAM Intel) Yusuf Kartanegara minta maaf kepada para wartawan yang merasa dirugikan, menyusul adanya larangan bagi mereka untuk meliput di lingkungan Kejaksaan Agung. Menurut Yusuf, istilah cekal tidak dikenal di lingkungan Kejakgung. Yusuf mengimbau wartawan yang meliput di lingkungan Kejakgung hendaknya tertib dan sopan tanpa mengesampingkan sikap kritis. ''Tidak ada lagi istilah cekal dan larangan. Ketiganya bebas meliput kembali,'' tegas jenderal berbintang tiga ini. Selengkapnya: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/1999/6/11/n4.htm KPU Diminta Diskualifikasi Perolehan Suara Golkar ---------------------------------------------------- Jakarta (Bali Post) - Kemenangan PDI Perjuangan dalam perolehan suara sudah diperkirakan sebelumnya oleh berbagai pihak. Tetapi, bila sampai saat ini Golkar masih tetap memperoleh suara tinggi, beberapa parpol banyak yang tidak percaya terhadap kenyataan itu. ''Karena itu, seharusnya KPU mendiskualifikasi perolehan suara Partai Golkar, yang jelas-jelas telah melakukan money politics di beberapa daerah,'' kata Ketua Komite Pimpinan Pusat (KPP) Partai Rakyat Demokratik (PRD) Faisol Reza kepada Bali Post di Jakarta, Kamis (10/6) kemarin. Selengkapnya: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/1999/6/11/p10.htm PKB Terima Mega Jadi Presiden --------------------------------- Jakarta (Bali Post) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menerima Megawati menjadi presiden menggantikan Habibie, jika hasil pemilu memang mempercayai Ketua Umum PDI Perjuangan itu memimpin bangsa ini. Demikian dikatakan Ketua Umum PKB Matori Abdul Djalil usai diskusi ''Koalisi Parpol Menuju Pemerintahan Baru'' yang diadakan majalah Tajuk di Jakarta, Kamis (10/6) kemarin. Selengkapnya: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/1999/6/11/p7.htm PDI Perjuangan, PKB dan PAN, Koalisi Ideal ----------------------------------------------- Jakarta (Bali Post) - Koalisi yang ideal untuk membentuk pemerintahan baru, koalisi yang melibatkan PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Demikian dikatakan pengamat politik Indonesia asal Australia Dr. Harold Crouch dalam diskusi ''Koalisi Parpol Menuju Pemerintahan Baru'' di Jakarta, Kamis (10/6) kemarin. Selengkapnya: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/1999/6/11/p5.htm Nasib Ghalib di Ujung Tanduk Hari Ini, Habibie Umumkan Dipecat atau Tidak ----------------------------------------------- Jakarta, Jawa Pos.- Naas benar nasib Jaksa Agung Andi Muhammad Ghalib. Maunya menghabisi Teten Masduki karena mengungkap dugaan suap atas dirinya, kini malah jabatannya terancam melayang. Presiden B.J. Habibie ternyata mau mempertimbangkan usul ICW (Indonesia Corruption Watch) untuk memecat Ghalib. Hari ini, keputusan tentang itu akan diumumkan setelah presiden bertemu dengan Menko Wasbangpan Hartarto Sastrosoenarto. Selengkapnya: http://jawapos.com/11jun/de11jn1.htm Kendati Didatangkan Panser, Pemilu Hanya Terlaksana Di Enam Kecamatan --------------------------------------- LHOKSEUMAWE (Waspada): Kendati aparat keamanan mendatangkan Panser ke berbagai pelosok desa di setiap kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara, namun pemilu di daerah itu hanya terlaksana di enam kecamatan dari 26 kecamatan yang ada, itupun jumlah pemilih relatif sedikit. Sampai hari terakhir pelaksanaan pemilu di kabupaten "petro dolar" itu, Rabu (9/6), hanya terlaksana di enam kecamatan, yaitu Banda Sakti, Jeumpa, Syamtalira Bayu, Murah Mulia, Lhoksukon dan Baktiya dengan total jumlah pemilih berkisar 300 orang. Sedangkan perolehan suara dari ke 3000 pemilih tersebut didominasi Golkar, disusul PAN, PDI Perjuangan dan PPP. Sementara 20 kecamatan lainnya total tidak terlaksana, baik disebabkan tidak datangnya pemilih ke TPS maupun karena tidak disiapkannya TPS dengan alasan kondisi keamanan belum memungkinkan. Selengkapnya: http://waspada.com/ TNI Dukung Siapapun Yang Jadi Presiden ------------------------------------------- JAKARTA (Waspada): Seluruh jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mendukung siapapun yang terpilih menjadi presiden pada SU MPR 1999, asalkan merupakan putra terbaik bangsa dan proses pemilihannya berlangsung dalam suasana demokratis. Gubernur Lemhanas, Letjen TNI Agum Gumelar, menegaskan hal itu menjawab pertanyaan dalam diskusi "Evaluasi Pemilu dan Indonesia Pasca Pemilu 1999" di Jakarta Media Center Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (9/6). Diskusi itu juga menghadirkan pengamat politik Nurcholis Madjid, Koordinator Pelaksana Harian Jaringan Universitas Pemantau Pemilu (Unfrel) Todung Mulya Lubis, dan Sekjen DPP PAN Faisal Basri. Selengkapnya: http://waspada.com/ Voting Presiden, TNI Sebaiknya Abstain Kemal Idris: Untuk Jaga Netralitas di DPR ------------------------------------------ Jakarta, Jawa Pos.- Kelompok Barisan Nasional (Barnas) kemarin mendesak TNI dan Polri agar tidak menggunakan suaranya dalam pemilihan presiden nanti. Jadi, TNI harus abstain dalam pemilihan presiden nanti, ujar Ketua Barnas Letjen (pur) Kemal Idris kepada wartawan di Jakarta kemarin. Sikap abstain ini, kata Kemal, perlu ditunjukkan demi menjaga netralitas TNI dan Polri. Untuk menghadapi pemilihan presiden RI, netralitas TNI dan Polri hendaknya diterjemahkan dengan cara abstain. Selengkapnya: http://jawapos.com/11jun/de11jn3.htm Hujat Habibie, Faisal Diperiksa Mabes --------------------------------------- Jakarta, Jawa Pos.- Sekjen PAN Faisal Basri MA kemarin terpaksa berurusan dengan polisi. Dia diperiksa di Mabes Polri gara-gara pernyataannya soal Habibie. Di sebuah media Faisal menyatakan, Kalau Habibie bersedia menjadi presiden lagi berarti tidak tahu diri. Pernyataan itu dipersoalkan Habibie karena dianggap menyudutkan dirinya sebagai pejabat negara. Tapi, kehadiran Faisal di Mabes Polri masih berstatus sebagai saksi. Selengkapnya: http://jawapos.com/11jun/de11jn4.htm Ekonomi Dambakan Unggulnya Kaum Reformis ------------------------------------------------ Jakarta, Kompas Eforia bak bulan madu, yang menghentak di hari pertama pengumuman daftar sementara perolehan suara, sudah mulai surut. Namun ekonom, pengusaha, bankir dan lainnya tetap mendambakan bertahannya keunggulan partai-partai reformis. Alasannya, mereka penat dengan status quo, serta menaruh harapan besar pada perubahan yang dipercaya hanya bisa di embuskan kaum reformis. Demikian komentar sejumlah kalangan, mengenai keunggulan sementara partai-partai reformis dan dampaknya pada perekonomian, Kamis (10/6). Selengkapnya: http://kompas.com/kompas-cetak/9906/11/UTAMA/ekon01.htm ------------English Section---------- Indonesia Ruling Party Bounces Back By Geoff Spencer, Associated Press Writer Thursday, June 10, 1999; 6:06 p.m. EDT ----------------------------------------- JAKARTA, Indonesia (AP) -- Indonesia's ruling Golkar Party, written off before this week's historic election as a spent force because of its authoritarian past, bounced back in vote counting Thursday. Party officials predicted it still might be able to lead a coalition in a new Parliament. Such a development would dash the hopes of pro-reform parties, democracy activists and student protesters that the first free election in Indonesia in 44 years would wipe away the remnants of President Suharto's rule. The autocratic Suharto, who like many Indonesians uses only one name, held power for 32 years thanks in part to support from Golkar, which enjoyed a huge parliamentary majority. More: http://search.washingtonpost.com/wp-srv/WAPO/19990610/V000244-061099-idx.ht ml "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) *********************************************************************** Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED] Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772 *********************************************************************** Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan: subscribe eskolnet-l ATAU unsubscribe eskolnet-l