******************************* Wacana Mingguan : 24 Juni 2001 =============================== 'Keselamatan dan Perbuatan Baik' ''''''''''''''''''''''''''''''''''''' Berbuat baik untuk mendapatkan keselamatan, ataukah karena diselamatkan maka mampu untuk berbuat baik? Pertanyaan di atas tergolong sangat mendasar karena acapkali manusia salah persepsi tentang keselamatan yang berasal dari Allah yang Maha Kudus dan Maha Suci. Pertama yang harus kita ingat ialah, bahwa "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, TIDAK ADA yang BERBUAT BAIK, seorang pun tidak..." (Roma 3:10-20). Ini menunjukkan bahwa semua orang telah berdosa, yaitu sejak Adam dan Hawa jatuh (melanggar perintah Allah). Sepanjang sejarah (sebagaimana sejarah manusia yang ditulis juga dalam Alkitab) kejahatan manusia atau rupa-rupa dosa selalu ada hingga kini, karena dosa telah menjalar ke seluruh umat manusia. Rupa-rupa dosa itu, misalnya; peperangan di berbagai belahan dunia, pembunuhan, perzinahan, penghujatan terhadap Allah, penyembahan berhala, amarah, dengki, iri hati, dusta, fitnah, bohong, pemerkosaan, amarah, kesombongan kecemaran, hawa nafsu, sihir, perseteruan dan perselisihan, pementingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. (Galatia 5 :19-21a). Dalam kondisi manusia berdosa itu dikatakan "Tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak." Berbuat baik di sini tentu dari sudut pandang Kesucian dan Kekudusan Allah, bukan dari sudut pandang manusia, karena ayat di atas adalah penjelasan suatu realitas kehidupan manusia menurut firman Allah (Alkitab). "Tidak ada seorang pun yang baik" dimaksud ialah menurut standard Kebaikan Allah. Dengan demikian, baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, tetapi baik menurut Allah pasti baik bagi manusia, karena Allah adalah Baik, Adil, Benar dan Kasih. Perbuatan seseorang yang baik menurut manusia tetapi ia menolak Allah berarti ia jelas jahat di hadapan Allah. Kejahatan manusia yang paling ekstrim ialah penolakan terhadap Allah. Oleh karena itu, dalam konteks keberdosaan manusia itu Rasul Paulus mengatakan: "Adakah kita mempunyai kelebihan daripada orang lain?. Sama sekali tidak." Lalu dikatakan pada ayat selanjutnya: "tidak ada seorang pun yang mencari Allah." (Roma 3) Pertanyaannya ialah, bagaimana mungkin manusia bisa berbuat baik sesuai dengan standard Kebaikan Allah kalau manusia itu menolak Allah?. Kebaikan berstandard Kebaikan Allah adalah Kebaikan yang berasal dari sumber Kebaikan itu sendiri, yaitu Allah di dalam Kristus Tuhan. Dalam Efesus 2: 7 dinyatakan bahwa: "...Ia (Allah) menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan KEBAIKAN-NYA terhadap kita di dalam KRISTUS YESUS. Intinya ialah: Kebaikan Allah di dalam Kristus Tuhan. "Akulah terang dunia", demikian perkataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 8:12, dan terang itu menerangi kegelapan kehidupan manusia. Dan terang itu hanya berbuahkan KEBAIKAN dan keadilan dan kebenaran (Efesus 5:9). Jadi, perbuatan baik pertama manusia ialah menerima Sang sumber Kebaikan dan Kebenaran itu, yaitu menerima Allah di dalam Kristus Tuhan. Mengakui keberdosaan dan ketidaklayakan kita di hadapanNya dan menerima anugerahNya yang besar. Penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus berkuasa menyelamatkan dan memerdekakan manusia dari belenggu/kuasa dosa. Barang siapa percaya kepadaNya diselamatkan. Inilah start awal perbuatan manusia berstandard Kebaikan Allah. Diselamatkan dan dibenarkan karena iman (Roma 3: 21-31). Dibenarkan berarti, perbuatan baik manusia yang beriman kepada sumber Kebaikan (Kristus Tuhan) menjadi layak dan berkenan/baik di hadapan Allah. Sehingga pertanyaan mendasar di atas sudah terjawab dengan suatu kesimpulan bahwa hanya karena diselamatkan-lah manusia mampu untuk berbuat baik (menurut standard Kebaikan Allah). Jadi, mungkinkah karena perbuatannya manusia berdosa itu dapat selamat? Tidak mungkin, karena semua manusia telah berdosa, tidak ada yang benar dan tidak ada yang layak di hadapan Allah sehingga perbuatan manusia itu pun tidak ada yang layak dihadapan Allah. Hal ini dipertegas di dalam Efesus 2:8: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil USAHA-mu, tetapi pemberian Allah." Sudahkah kita memulai perbuatan baik dengan terlebih dahulu menerima Allah dalam Kristus Tuhan di dalam hidup kita?. Kiranya Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Augustinus S). "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) *********************************************************************** Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED] Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772 atau BCA Cab. Darmo Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838 *********************************************************************** Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan: subscribe eskolnet-l ATAU unsubscribe eskolnet-l