*******************************
Wacana Mingguan : 28 Juli  2001
===============================

"BERSUKACITA SEKALIGUS BERDUKACITA"
`````````````````````````````````````

"...Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan." I Petrus 1 : 6

Kalau kita membaca dan merenungkan I Petrus 1 : 3 - 12 secara keseluruhan,
maka kita akan menemukan suatu pembelajaran dari tulisan tersebut secara
luar biasa mengenai suatu prinsip kehidupan kita sebagai pengikut Tuhan
Yesus Kristus di tengah-tengah dunia yang kita layani.

1. Rasul petrus mengemukakan bahwa kita sebagai pengikut Tuhan Yesus
Kristus seharusnya selama hidup di dunia patut bergembira dan bersuka cita
oleh karena kita telah memiliki suatu pengharapan yang pasti akan janji
Allah ( baca ayat 1 - 3 ).

2. Disisi yang lain kita harus menerima suatu kenyataan bahwa selama
menjalani kehidupan di dunia ini lebih banyak mengalami " dukacita " dari
pada suka citanya. Duka cita itu disebabkan timbulnya berbagai macam
pencobaan dan godaan untuk mempertahankan suatu prinsip kebenaran yang
telah kita pegang.

Duka cita, berarti mengalami kesukaran / menderita karena hal-hal tertentu
/ mengalami penderitaan yang menjadikan kita berduka cita.

Namun dalam praktek hidup nyata sehari-hari acapkali kita sebagai pengikut
Tuhan Yesus Kristus sering menolak kenyataan adanya dukacita ketimbang
menerimanya dengan penuh rasa syukur.  Mengapa bisa terjadi hal seperti itu
?

1. Kita sebagai orang Kristen sering memiliki pengertian yang salah
mengenai kehidupan iman percaya kita. Misalnya, kita memiliki suatu
pengharapan dan pengertian bahwa kalau kita sudah menjadi Kristen /
pengikut Kristus pasti semuanya akan beres, termasuk seluruh persoalan yang
kita sedang hadapi pasti selesai dengan sendirinya.  Rupanya kita lupa
bahwa sebagai seorang Kristen kita masih hidup dalam daging di dunia ini,
belum hidup nyata dalam Sorga.  Sehingga beban, persoalan, pencobaan, tidak
akan pernah hilang dari kehidupan kita bahkan silih bergantian akan
berdatangan.

2. Kita juga gagal memelihara dan menjaga keseimbangan antara "sukacita"
dan "dukacita" yang sedang terjadi / kita alami dalam kehidupan kita
sehari-hari.  Akhirnya dukacita yang lebih banyak menimpa kehidupan kita
telah menjadikan kehidupan kita menjadi 'putus asa ' dan suasana emosi kita
terbawah oleh arus tersebut.

3. Adanya pendapat yang terlalu ekstrem mengatakan bahwa jikalau orang
Kristen itu mengalami dukacita/kesedihan, maka "imannya" tidak akan nampak
teruji..

Nah kalau kita sendiri membaca perjalanan hidup Rasul Paulus dari II
Korintus 4 : 8 -12 atau riwayat hidup Ayub dalam pasal 1 - 4. Justru kita
akan menemukan hal yang sebaliknya, suatu perjalan hidup yang tidak akan
pernah menyenangkan meskipun dalam hidupnya memiliki kelebihan hubungan
yang istimewa dengan Allahnya.

Duka cita / pencobaan itu datang silih berganti dalam bentuk:
a. aniyah, bisa fisik bisa non fisik.
b. difitnah
c. disalah mengerti.
d. dianggap orang asing / pendatang.
e. tidak disukai.
f. diusir.

Apa yang menjadi penyebabnya,oleh karena kita sebagai orang Kristen telah
memiliki:
a. cara kehidupan.
b. pendangan hidup.
c. pengajaran.
d. teladan hidup, yang sangat jauh berbeda dengan "orang-orang dunia" yang
ada disekitar kita.

Itulah sebabnya dalam II Timotius 3 : 12, Rasul Paulus menulis suatu
prinsip hidup Kristen demikian : "Semakin hidup kita serupa dengan Kristus,
semakin kita mengalami berbagai macam kesukaran didalam hidup ini dan
semakin sulit dalam kehidupan kesehariannya.  Contoh adalah
kehidupan Tuhan Yesus sendiri.

Pelajaran apakah yang dapat kita terima dari hal ini :

1, apabila Allah mengijinkan kita mengalami "dukacita" merupakan salah satu
cara dari Allah untuk mengajarkan suatu prinsip kebenaran.

2. Peristiwa dukacita merupakan bagian dari rencana allah untuk
mempersiapkan kita kepada "suatu situasi tertentu " yang bakal kita alami
dalam kehidupan yang akan datang.

3. Kita harus mengetahui dan mengerti "paradoks" dalam kehidupan Kristen
sehari-hari yang telah ditetapkan Allah, sesuai dengan I Petrus 1 : 6.
(Agus Santoso).

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke