Kiat Mengatasi Trauma

By: M. Agus Syafii

Pernah ada seorang bapak separuh baya datang ke Rumah Amalia mengeluh karena 
kegelisahannya sudah membuatnya tidak bisa tidur, cemas & selalu berkeringat 
dingin. ia ingin menangis tanpa sebab, ketakutan yang tidak jelas apa yang 
telah membuatnya takut.  ketika memaksakan dirinya kerja, kepalanya sakit dan 
pengennya rebahan sampai oleh atasannya diberikan cuti untuk beristirahat. Ia 
merasakan kekosongan dalam jiwa, perasaan takut kehilangan dan takut mati 
seringkali muncul tiba-tiba. Semua proses yang dirasakan secara sadar bahkan 
dirinya bertanya, 'kenapa saya jadi seperti ini ya Mas Agus?' Sejak seminggu 
yang lalu ia sukar tidur, meski sudah mengantuk, mata tidak dapat dipejamkan. 
Setiap berangkat kantor tubuhnya terasa sakit semua. dadanya terasa nyeri. 
Dipagi hari ia mengalami 'bad mood'. Sekalipun dikantor banyak orang, ia merasa 
takut bertemu orang banyak, Suatu ketika diajak istrinya untuk kondangan, 
tiba-tiba ia merasa takut bertemu dengan banyak
 orang. Sampai harus meninggalkan istrinya kondangan sendirian.

Ternyata setelah ditanya kenapa hal itu bisa terjadi, ia menceritakan bahwa 
lima tahun yang lalu ia mengalami kecelakaan mobil. Kecelakaan itulah yang 
menyebabkan trauma berkepanjangan. Ketika trauma itu tersimpan rapi tidak ada 
orang yang bisa membantunya untuk mengeluarkan perasaan ketakutan pada saat 
itu. Tidak ada yang memberikan jalan keluar untuk memahami apa yang terjadi dan 
harus apa yang dilakukan untuk memahaminya. Semua orang beranggapan trauma itu 
sudah selesai karena ia sudah menunjukkan sudah tenang, sudah bisa tertawa dan 
bisa ngobrol santai. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa trauma itu masih 
tersimpan dalam ingatannya. Dan sekarang trauma itu muncul kembali. Ia menangis 
tanpa sebab, tiba-tiba dirinya merasa kosong, pernah seolah ada yang 
membisikkan untuk berlari ditengah jalan rayanya. kemampuan diluar kesadarannya 
itulah yang mulai mengontrol dirinya. cara berpikir dan emosinya. 

Trauma adalah peristiwa yang menakutkan, menyedihkan dan mengkhawatirkan, atau 
kejengkelan yang sangat luar biasa. Pada saat peristiwa itu terjadi sadar 
dirinya tidak memahami apa yang sedang terjadi atau ketidakmampuannya untuk 
menerima sebuah realitas seperti kehilangan orang yang dicintai atau karena 
perpisahan. Proses ketidakpahaman dan penolakan inilah yang membuat 
ketakutan-ketakutan terus berkembang sehingga reaksi akut berupa kecemasan, 
tenang, bayang-bayang masa lalu terus datang menghantui. Kalau sudah seperti 
itu yang yang paling penting dilakukan adalah perasaan menerima apa yang telah 
terjadi dan mensyukurinya kehidupan sebagai sebuah anugerah dari Allah akan 
mampu meredakan traumanya. Gunakan dzikir dengan menyebut Asma Allah untuk 
mengeluarkan semua perasaan yang tidak dapat dipahaminya itu. Berdzikir dengan 
menyebut dengan menyebut Asma Allah dalam beberapa hari ada perasaan 
tidaknyaman namun proses akan berlangsung sampai menuju
 ketenangan hati. Selanjutnya jadikanlah dzikir dengan menyebut Asma Allah 
sebagai kegiatan yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari agar trauma 
tidak muncul kembali.

'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan 
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.' 
(QS. ar-Raad : 28).

Wassalam,
M. Agus Syafii
-
Yuk, ikutan menjadi Sahabat Amalia dengan berbagi kebahagiaan, silahkan hadir 
di kegiatan 'Sahabat Amalia' Ahad, 23 Januari 2011, di Rumah Amalia. Jl. 
Subagyo IV Blok ii, no.24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang. Dukungan & 
partisipasi anda sangat berarti bagi kami.  agussya...@yahoo.com atau SMS 087 
8777 12 431,http://www.twitter.com/agussyafii, http://agussyafii.blogspot.com/




      

Kirim email ke