Harapan Negatif Merusak Diri 

By: M. Agus Syafii

Kita sebagai manusia seringkali menyebut dirinya sebagai makhluk yang lemah 
sehingga bisa melakukan hal-hal yang tanpa disadarinya bisa merusak diri 
sendiri. Bila hatinya sudah tersakiti, mendapat cobaan, diuji atau ditimpa 
musibah oleh Allah atau hatinya disakiti hal itu bisa menyebabkan perbuatan 
yang tidak rasional seperti merusak diri sendiri, merusak orang lain dan bahkan 
ada yang sampai mengakhiri hidupnya. Memang hidup anda sekarang terasa berat 
tetapi yakinlah anda masih bisa melewatinya. Allah tidak menyukai orang2 yang 
berputus asa. Kebahagiaan dan kesedihan selalu datang silih berganti, Jadi 
janganlah bersedih hati, yang anda perlukan sekarang adalah ketegaran dalam 
menghadapi kehidupan, niscaya anda mendapatkan kebahagiaan.

'Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka 
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah 
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi 
Maha Penyayang.' (QS. az-Zumar : 53).

Merusak diri sendiri lebih disebabkan harapan negatif pada dirinya.  Ada tiga 
hal cara pandang yang kemudian memunculkan harapan negatif. Pertama, diri 
sendiri (self). Kedua, dunia (world). Ketiga, masa depan (future). Orang yang 
memiliki harapan negatif karena cara pandang negatif tentang diri sendiri dan 
masa depan.  Mereka yang berputus asa dan patah semangat menilai dirinya 
sebagai manusia yang tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan serta merasa 
tidak memiliki kesempatan hidup bahagia dimasa mendatang.  Munculnya cara 
pandang negatif tentang diri sendiri dan masa depan yang melahirkan harapan 
negatif sehingga mampu merusak diri sendiri maupun merusak orang2 
disekelilingnya.

Harapan negatif bersemayam dibenak dan pikiran orang yang berputus asa 
disebabkan adanya perbedaan antara kenyataan diri (actually self) dengan 
semestinya yang dicapai oleh dirinya sendiri (ideal self). Upaya membandingkan 
realitas yang ada pada dirinya dengan cita-cita ideal yang dipatokkan untuk 
dirinya sendiri menjadi pemicu harapan negatif. Contohnya, seorang istri yang 
menggambarkan sempurna sosok suami, mencintai keluarga, pekerja giat, santun 
dan karier yang melejit sampai pada suatu hari bertubi-tubi Allah memberikan 
cobaan, sang istri merasakan suami tidak seperti yang dibayangkan sehingga 
kenyataannya menjadi tidak sama dengan apa yang semestinya dan idealnya dalam 
benak sang istri. Contoh lainnya, disebuah perusahaan ada seorang karyawan 
dituntut untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik, keberhasilan 
perusahaan berkaitan dengan kesejahteraan dirinya, sementara ia merasa telah 
mengembangkan perusahaan tetapi lima tahun bekerja gajinya
 nggak pernah naik-naik maka ia menyimpulkan ketidaksamaan antara apa yang 
telah ada dan apa yang semestinya ada.

Ketidaksamaan antara yang ada dan yang semestinya ada disebut dengan 'actual 
ideal self discrepancy.' pola pikir dan cara memandang diri seperti ini akan 
berdampak buruk pada pikiran dan perilakunya, yang bisa merusak dirinya sendiri 
dan orang2 disekelilingnya. Bagi orang2 yang beriman dan bertaqwa kepada Allah 
akan tetap bersemangat, optimis dan percaya diri maka semua pola pikir semacam 
itu tidak akan muncul bahkan dibuang jauh-jauh dari hidup mereka. Perbedaan 
antara yang telah ada pada dirinya dan apa yang semestinya ada, tidak lantas 
mengecilkan nyalinya  & tidak menghilangnya semangat tetapi malah sebaliknya 
perbedaan apa yang telah ada (actually self) dan apa yang semestinya ada (ideal 
self) justru menjadi motivasi untuk mendorong dirinya menjadi lebih baik untuk 
meraih kebahagiaan di dunia dan diakhirat.

'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya 
jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan 
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya 
kemudahan dalam urusannya.' (QS. ath-Thalaq : 2-4).

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, hadir di kegiatan 'Salam Amalia (SALMA)' jam 8 s.d 11 siang, Ahad, 26 Juni 
2011,  Bila  berkenan berpartisipasi buku2, Majalah, buku Pelajaran, peralatan 
sekolah, baju layak pakai. Kirimkan ke Rumah Amalia.  Jl. Subagyo IV blok ii, 
no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431

Kirim email ke