Air Mata Kasih Sayang

By: M. Agus Syafii

Laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan 
kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Air matanya mengalir begitu 
saja tanpa terasa. Air mata seorang suami yang mencintai istri dan anaknya. Tak 
ada hidup yang sempurna tanpa ujian dan cobaan.  Awal perjalanan hidupnya datar 
dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier, Allah memberikan 
kemudahan. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan 
kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota 
keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain. 

Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu 
benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, 
terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan 
beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak 
terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian 
itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa 
Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya. Ujian keimanan berikutnya, justru 
menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis 
istrinya berisiko tinggi jika hamil lagi. Tentu saja sebagai suami hal itu 
membuatnya sangat terpukul dengan pernyataan itu. Dia teringat bagaimana masa2 
indah dilalui berdua & dirinya sangat khawatir terhadap kondisi sang istri. 
Kemudian dia berinisiatif untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia. Sungguh 
menakjubkan, ternyata kista istrinya bisa
 sembuh tanpa harus operasi. Terlebih kehamilan yang kedua telah membuat 
hidupnya menjadi terasa bahagia. Kelahiran anak yang dinanti memhiasi indah 
hidup ini dengan penuh syukur.

Dua cobaan hidup yang begitu terasa berat semakin menyadarkannya agar semakin 
mendekatkan diri kepada Allah. Terlebih dengan kehadiran sang buah hati, seolah 
diberikan anugerah yang terindah. Disaat dia melihat istri dan sang buah 
hatinya tertidur lelap. Kesejukan hatinya dipenuhi rasa syukur kepada Allah 
menyatu dalam cinta dan tanggung jawab sebagai seorang suami. Air matanya yang 
bening mengalir terlihat indah. Air mata kasih sayang seorang suami yang 
mencintai dengan setulus hati istri dan anaknya. Limpahan kasih sayang Allah 
menjadikan kebahagiaan dan ketenteraman keluarganya. "Apabila seorang suami 
memandang istrinya dengan kasih sayang & istrinyapun memandang dengan kasih 
sayang maka Allah memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang. Bila suami 
memegang telapak tangan istrinya maka dosa-dosa keduanya berguguran dari celah 
jari tangan keduanyanya." (HR. Rafi'i)

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, raih kebahagiaan di hari kemenangan dg hadir pada kegiatan "Hari Nan Fitri 
Bersama" (HANIF), Ahad, 23 Oktober 2011 Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila 
berkenan berpartisipasi Paket sembako, baju baru untuk anak2, Buku dan alat2 
tulis, konsumsi. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 
Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat 
berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431



Kirim email ke