Paul dan yang lainnya.
gimana kalau kita lihat ukuran yang sudah sering kita dengar tetapi jarang dipakai untuk reservoir characterization, yaitu "density".
Density ini sangat terpengaruh oleh properti dari batuan dan fluida nya.
Jadi kalau crossplot nya hanya memperlihatkan bahwa hanya batuan nya nya saja yang bisa dipisahkan (porosity nya juga ya), maka langkah selanjutnya pake density.


density disini maksudnya density nya berdiri sendiri jangan digabung dengan elastic property yang lain.

kalau tidak salah ada paper ttg hal ini yang diterbitkan oleh HAGI komwil Riau beberapa tahun yang lalu.

ini share sedikit mengenai inversi.
satu hal yang sangat penting diperhatikan yang sering dilupakan adalah Q.C. dari low frequency model nya. Karena ini adalah hasil interpretasi.


Mengenai low frequency model: Ada satu hal yang agak lucu yang sering didengar pada waktu membandingkan hasil inversi dengan kurva dari wireline, sbb: adalah hasil inversinya sudah benar karena sudah mengikuti trend dan "hanya" fluktuasi kurva nya (high freq. nya) yang berbeda.
apakah ini tidak berarti inversinya masih salah tetapi low freq model nya sudah ngikuti trend ?


hati2 juga kalau pakai stacking velocity sebagai low (atau ada yang sebut ultra low) frequency model.
karena jangan2 yang dominan dalam interpretasi adalah stacking velocity ini bukan detail hasil inversi nya. ini pernah kejadian dengan salah satu data yang saya pakai, hasil tanpa memakai stacking velocity(sebagai low freq. model) tidak memperlihatkan suatu geomorphology yang "make sense", tetapi yang pake memperlihatkan suatu bentuk geomorphology "yang dinginkan".


jangan takut pake waktu yang 80% untuk info yang 20 %, karena sering yang kita anggap kita sudah tahu 80 % itu ternyata keliru.
lagipula yang 20 % itu mungkin mengisi bagian yang penting dari "jigsaw puzzle" kita.


fbs


From: Paulus Tangke Allo <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To: <fogri@iagi.or.id>
To: fogri@iagi.or.id
Subject: [fogri] 80-20 -was DHI
Date: Wed, 27 Apr 2005 10:28:44 +0700

aku cenderung pakai prinsip 80-20.
andaikata utk keseluruhan proses karakterisasi reservoar kita beri angka 100%
maka utk mengetahui 80% informasinya, di banyak hal kita hanya perlu
spend 20% waktu sedangkan utk mengetahui 20% sisanya, kita perlu spend
80% waktu kita.


teknik2 baru di bidang geofisika reservoar kebanyakan digunakan utk
mengetahui 20% sisa informasi (segala sesuatu yg detil). sebelum
sampai kesana, yg perlu dipikirkan, apakah kita perlu mengetahui yg
20% ini? karena utk mengetahui yg 20% ini, perlu spend waktu 80%.
apakah sepadan antara waktu yg dibutuhkan dgn banyaknya informasi yg
didapatkan? kalau memang sepadan, silahkan go ahead dgn teknik2
tersebut. tapi kalau ternyata tidak sepadan, yah...mungkin sebaiknya
ditunda dulu.

sori kalau agak ngelantur dari subjek awal.


--pta

On 4/26/05, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
....
> o iya masalah inversi mana yang harus dipakai : kalau mamgn semua medukung
> dan punya data seismik bagus dan tentunya ada budget kenapa tidak inversi
> ip is karena dengan itu hasilnya bisa digoreng goreng jadi cube cube
> lainnya .....


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
---------------------------------------------------------------------


_________________________________________________________________
Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE! http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/



--------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/ ---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke