Bangsa Indonesia juga susah mas... ratusan tahun juga dijajah negara lain sudah merdeka tetap saja susah...! kecuali beberapa gelintir orang : yang bisa menikmati gaji mewah ... yang bisa mengeruk uang negara dianggap uang warisan nenek moyangnya
semakin susah .. lha kok gak semakin berhasil yah mas negara ini ? kenapa ? ada yg salah ? -----Original Message----- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of verdi adhanta Sent: 19 Januari 2010 19:30 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kepungan Yahudi di Cikeas (buku baru lagi...) Ini mitos yang sudah lama tidak ditangani dan akhirnya jadi bumerang. Mitos super-jew ini bukan cuma di Indonesia, tapi tampaknya juga hampir di seluruh dunia. Mitos ini mengatakan bahwa orang-orang Yahudi punya genetik "super" sehingga mereka sangat sukses dan lebih cerdas dari yang lainnya. Saya tidak akan menolak fakta bahwa orang-orang Yahudi memang cenderung sukses dan lebih cerdas dibanding orang lain. Tapi ini bukan disebabkan genetik, atau "terpilih" nya, melainkan karena etos dan kultur. Kaum Yahudi sudah diburu, ditekan dan dibantai selama lebih dari 2000 tahun. Artinya suasana ketakutan dan kesulitan hidup sudah menghantui mereka selama itu. Tapi justru ini yang menjadi kekuatan hidup kaum Yahudi; 2000 tahun tekanan dan kesulitan hidup telah membangun etos kerja dan pikir yang tinggi, dan kesadaran mereka telah beradaptasi dengan lingkungan yang serba buruk bagi mereka. Semakin susah sebuah lingkungan kemasyarakatan, justru semakin berhasil mereka. Ada pengetahuan ekonomi yang dalam derajat tertentu dapat menjelaskan ini: 1. RESOURCE CURSE (The Paradox of Plenty) http://en.wikipedia.org/wiki/Resource_curse <http://en.wikipedia.org/wiki/Resource_curse> "Kutukan sumber daya" adalah fakta yang terobservasi, dimana masyarakat/negara dengan sumber daya yang memadai, justru mengalami keterbelakangan pembangunan. Negara-negara dengan tropis, yang hanya punya dua musim, cenderung punya masyarakat yang less developed. Saya sebut "dimanja sumber daya", sehingga etos berpikir dan survival tidak terbentuk. Orang Papua, contohnya, tidak cukup ada motivasi untuk berbuat sesuatu karena kebutuhannya sudah dipenuhi oleh alam. Praktisnya, mereka sudah hidup di "surga", karena kebutuhan hidup mereka tidak melebihi hasil alam. Sebaliknya masyarakat yang "susah" sumber daya, seperti mereka yang hidup empat musim, cenderung punya masyarakat yang lebih developed. Matahari yang kadang cuma beberapa bulan, malam yang bisa berlangsung samapai 3 bulan, membuat produksi makanan dan pewaktuan perburuan/hunter-gather jadi suatu tantangan. Ini cenderung membangun masyarakat yang selalu berpikir untuk survive. 2. DUTCH DISEASE (Penyakit belanda) http://en.wikipedia.org/wiki/Dutch_disease <http://en.wikipedia.org/wiki/Dutch_disease> Ini adalah kutukan berikut; Ditemukannya sumber daya eksploitatif (minyak bumi, gas, dsb) justru mendorong penurunan sektor manufaktur (industri) Yang dijadikan landasannya adalah observasi atas ekonomi Belanda sejak 1959. Dan sebaliknya yang terjadi pada orang Yahudi: Hampir seluruh dunia telah menekan kehidupan mereka selama ribuan tahun. Akibatnya mereka survive, dan kuat. Jadi bukan karena genetik, atau "terpilih", melainkan karena kultur.. Thx.