Bung Tunjung Utomo,
 
Pembicaraan kita bukannya nyebar kemana - mana, karena apapun yang akan kita 
lakukan untuk merubah Air Laut menjadi Air Tawar adalah energi yang diperlukan 
untuk mengoperasikan peralatan tersebut.
 
Kalau menggunakan RO, selain memerlukan energi listrik yang cukup besar, juga 
biaya pemeliharaan membran yang lumayan mahal.
Kalau soal ketersediaan RO ini cukup banyak dipasaran, sehingga soal masalah 
suku cadang dan perawatannya tidak akan menjadi masalah.
 
Jika akan menggunakan dengan cara memanaskan air laut, menampung uapnya dan 
kemudian mengembunkannya, itu juga memerlukan energi yang cukup besar.
Maka itu yang kita bahas disini adalah: bagaimana mendapatkan energi listrik 
yang murah???
Energi listrik ini akan dengan mudah untuk dirubah menjadi energi gerak atau 
energi panas.
 
Jadi pembicaraan kita masih fokus pak.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 21/7/09, Tunjung Utomo <tjthelea...@gmail.com> menulis:


Dari: Tunjung Utomo <tjthelea...@gmail.com>
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menristek Ditantang untuk Tawarkan Air Laut
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 21 Juli, 2009, 6:24 AM


 



Heleh ini pembicaraan kok nyebar kemana-mana, teknologi penjernihan air laut
menjadi bisa diminum sudah lama tersedia di pasaran,tinggal beli,namanya
teknologi Reverse Osmosis (RO),hanya saja memang belum bisa digolongkan
sebagai teknologi tepat guna karena harganya masih mahal dan membutuhkan
pompa tekanan tinggi yang harus terus menerus menyala.

Kirim email ke