Bung Pudimartini, Battery yang merupakan bagian dari UPS tersebut berfungsi untuk menstabilkan suplai daya listrik, dimana inputnya cenderung tidak stabil. Bila tanpa menggunakan battery, kualitas Output = Kualitas Input. Bila kualitas Input tidak stabil, maka kualitas otput juga tidak stabil. Persoalannya, harga battery ini sangat mahal, sehingga operasional Pembangkit Listrik Tenaga Angin menjadi tidak ekonomis bila dibandingkan dengan menggunakan genset. Salam, Adyanto Aditomo
--- Pada Rab, 22/7/09, pudimartini <pudimart...@pirus.co.id> menulis: Dari: pudimartini <pudimart...@pirus.co.id> Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Menristek Ditantang untuk Tawarkan Air Laut Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 22 Juli, 2009, 3:20 AM Mas RZain, Bagaimana kalau kita melihatnya untuk kebutuhan 5 Kwh untuk sekelompok masyarakat? Bila satu rumah butuh 900 Wat maka akan ada sekitar 5 rumah. UPS yang sampai 20 Kwh juga ada, ttp kita kan tidak butuh UPS. Sekalai lagi, kecil tetapi banyak, bukan besar tetapi sedikit. Bebetrapa program pemerintah sering tdak melibatkan masyarakat disekitarnya sehingga tidak tumbuh semangat melu hangrungkepi, melu handarbeni, dan mulat sariro hangroso wani. Lihat pula proyek UNESCO tempat penampungan air dan bandingkan dengan yang dibangun oleh LSM dengan melibatkan masyarakat disekitarnya. Yang dari UNESCO karena sifatnya charity tidak terawat sedang yang ,eoibatkan masyarakat lebih terawat. Ini pula yang menjadi daasar bagi Ibu Mumpuni Liohat pula kiprah Ibu Mumpuni yang suda ditayangkan di TV. tampaknya, pemberdayaan masyaraka dan seorang di Kaltim yang membuat kincir air untuk menggerakkan generator dan sudah dimuat di Kompas bisa menjadi contoh atau model mengenai pemenuhan kebutuhan enerji listrik di Indoensia dengan aneka keragamannya. Mungkin pendekatan soscio-technology yah?