Ternyata posting Bung Mula telah menjadi best-seller, paling laku di dalam satu minggu belakangan ini. Lebih dari itu, tulisan yang panjang lebar itu rupa-rupanya disimak banyak rekan FPK. Bagusnya sih ditingkatkan menjadi buku. Buku tidak mesti buku suci atau buku laporan riset yang dingin dan konsisten. Cara memandang yang berbeda juga penting menjadi isi sebuah buku. Dengan mengenal adanya pandangan yang lain, maka kita dapat merdeka dan bahkan tertawa lepas. Maksudku, saya tertawa ketika saya sadar bahwa engkau dan saya sama-sama punya orisinalitas, dan juga sama-sama punya kelemahan di sana atau di sini. Bung Mula adalah sobat lama saya karena sama-sama angkatan 73 di FIS UI. Jadi tahu betul gaya dan cara pandang dia yang khas. Saya tidak selalu setuju dengan apa yang dia katakan. Namun, untuk yang dikatakannya pada posting pidato SBY, saya pikir dia sedang serius mengatakan sesuatu yang sifatnya agak berbeda dengan mainstream. Kalau ber-analogi seperti antara modernis dan post-modernis, kira-kira begitulah!.
--- On Mon, 7/20/09, Hakiki Akbari <hakikiakb...@yahoo.com> wrote: From: Hakiki Akbari <hakikiakb...@yahoo.com> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Saya Memberi Nilai Sembilan Terhadap Pernyataan Presiden SBY To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, July 20, 2009, 7:00 PM Pak Mula.. Saya dalam menghadapi teror bom ini, rakyat sungguh trauma dan kembali tercekam dalam ketakutan dan ketidakberdayaan menghadapi aksi teror. Saya sebenarnya sangat mengharapkan ada pidato yang menggugah dan menyemangati kita untuk bersama2 menghadapi aksi teror ini, saya ingin sekali dalam momen ini para pemimpin menunjukkan dengan jelas bersatu padu melawan lawan bersama. Suatu pidato yang menenangkan, pidato yang mengangkat dari rasa keterpurukan dan ketidakberdayaan menjadi semangat dan rasa ingin bangkit bersama sebagai suatu bangsa. Sebuah pidato yang akan dikenang seumur hidup. Tapi pak SBY tidak memberikan itu. Lepas dari benar tidaknya isu tentang rencana pembunuhan SBY, atau ada atau tidaknya kaitan dengan pilpres, yang jelas Pak SBY tidak memberikan apa yang kami harapkan dari seorang pemimpin pada saat menghadapi aksi teror ini. Sayang sekali! HQQ