Bung Asep Kurniawan, Yang membuat Orang Tua Ragu terhadap kualitas pendidikan, antara lain: 1. Banyak kasus terhadap pemberian Honor untuk Guru Honorer yang semula sekitar Rp. 800 ribu rupiah - Rp. 1 juta rupiah, sejak ada pendidikan gratis, honornya tinggal Rp. 150 ribu saja. Lha bagaimana mutu pendidikan mau bagus kalau honor gurunya saja "sangat tidak manusiawi". 2. Beberapa Kepala Sekolah bilang kalau sekolah tersebut tidak bisa menyelenggarakan Pendidikan Tambahan seperti tahun - tahun sebelumnya, karena ketiadaan anggaran. Bila para Orang Tua Murid menghendaki semua tetap diselenggarakan seperti tahun - tahun sebelumnya, para Orang Tua Murid diminta untuk menanggung seluruh biayanya. Untuk pelaksanaannya harus ada ijin dari Dinas Dikbud setempat. Bila semua pertanyaan ini bisa terjawab dengan baik sehingga tidak ada kakhawatiran tentang kualitas sekolah dari para Orang Tua Murid, barulah bisa dibilang bahwa SBY telah memenuhi janjinya kepada masyarakat tentang "sekolah gratis". Salam, Adyanto Aditomo
--- Pada Rab, 22/7/09, Asep Kurniawan <ask...@yahoo.com> menulis: Dari: Asep Kurniawan <ask...@yahoo.com> Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sekolah Gratis Bikin Bingung Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 22 Juli, 2009, 12:28 PM Jika beranjak dari isi berita, sosialisasi berada di pundak sekolah dan komite sekolah, serta dinas pendidikan setempat. Mereka harus meyakinkan para orangtua murid bahwa kegratisan itu tidak akan mengurangi kualitas belajar anak-anaknya. jangan sampai kekhawatiran yang ditunjukkan dalam berita ini (yang sebenarnya juga baru praduga), dijadikan alasan untuk memungut biaya lagi dengan alasan untuk peningkatan mutu. Lagi-lagi, saya merujuk beberapa daerah kabupaten yang sebelum ini sudah berhasil menerapkan pendidikan gratis tanpa memunculkan kebingungan (Jembrana, Sinjai, Musi Banyuasin, dll.) Salam,