Komentar saya :

Baik Fatah maupun Hamas sudah terjebak ke dalam perangkap Yahudi (AS-Israel)
dengan kedok demokrasi (yang terbukti bobrok).

Dulunya, Fatah dan Hamas sama-sama berjuang dalam pembebasan Palestina hanya
mereka berbeda jalur (yang satu mengusung sekuler, yang satu membawa bendera
Islam). Hamas bercita-cita membentuk kekuasaan yang islami (khalifah) dengan
menyingkirkan Israel dari permukaan bumi.

Gara-gara sepotong kue kekuasaan, Fatah mendapat kekuasaan dari
persengkokolan Yahudi dengan syarat mengakui Israel.

Sedangkan Hamas mulai kelihatan tidak sabar dengan mengambil jalan pintas
ikut masuk dalam demokrasi yang merupakan jebakan AS-Israel. Secara hukum,
Fatah diakui oleh AS-Israel karena sikap lunaknya tetapi di mata masyarakat
Palestina tidak demikian. Begitupun sebaliknya, dengan Hamas.  

 

Kesimpulan :

1. Terbukti kalau tidak memiliki kesabaran maka hasilnya tidak diharapkan. 

    Karena ingin cepat berkuasa dan merasa mendapat dukungan massa, Hamas
akhirnya dijegal setelah menang pemilu.

2. Jalan membentuk khilafah hendaknya dimulai dari diri sendiri, keluarga
kemudian lingkup luar 

    masyarakat.Tentunya dengan penanaman tauhid dengan akidah yang benar,
sabar dan menuntut ilmu serta 

    dakwah. Dengan akidah yang kuat disertai kesabaran, ilmu dan dakwah
secara kontinyu maka khilafah 

    akan terbentuk dengan sendirinya.

    Bisa dilihat akhirnya, Hamas terjebak dalam permainan AS-Israel.

3. Terbukti ide demokrasi yang merupakan buatan manusia hanya menimbulkan
kerusakan.

    Hamas menang pemilu secara demokratis tetapi berakhir tragis. 

4. Perjuangan di Palestina hendaknya menjadi pelajaran bagi kita yang
menginginkan terbentuknya khilafah 

    dengan menjalankan syariat Islam. Mulailah dengan menguatkan akidah yang
benar, menuntut ilmu yang 

    benar dan dakwah yang menuju kepada Tauhid. Semuanya dijalankan dengan
kesabaran. 

 

Wallahu ‘alam,

 

Abu Syauqi

 

  _____  

From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Daryono
Sent: Tuesday, June 26, 2007 2:23 PM
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Subject: [ FUPM-EJIP ] Apa yang Terjadi di Palestina Lebih Besar dariSekadar
Tindakan Kriminal, Bahkan Lebih dari Sekadar Skandal

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Apa yang Terjadi di Palestina Lebih Besar dari Sekadar Tindakan Kriminal,
Bahkan Lebih dari Sekadar Skandal

Wahai Orang-Orang yang Berlomba dalam Keburukan,
Apakah Tidak Ada di Antara Kalian Orang yang Berfikir Jernih?!

Bukankah merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika Fatah
yang telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan Palestina
secara menyeluruh, ternyata perannya hanya berhenti sebagai pemerintah di
bawah pendudukan di Tepi Barat. Pemerintahan yang tidak memiliki daya,
kekuatan, dan kedaulatan sedikit pun. Anehnya, Fatah berpesta dan
meneriakkan nyanyian karena telah berhasil menghalangi Hamas dan milisinya
dari sejumlah wilayah yang menjadi kekuasaannya. Padahal, seharusnya Fatah
menghalangi tentara Yahudi agar tidak bisa menerobos dan berjalan-jalan di
wilayah yang menjadi kekuasaannya?

Bukankah juga merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika
Hamas, yang telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan
Palestina secara menyeluruh, ternyata perannya berhenti hanya sebagai
pemerintah di bawah pendudukan di Gaza. Pemerintahan yang juga tidak
memiliki daya, kekuatan, dan kedaulatan sedikit pun. Anehnya, Hamas
menunaikan shalat sebagai wujud syukur kepada Allah karena telah berhasil
membebaskan Gaza dari tangan Fatah dan milisinya. Padahal, seharusnya Hamas
membebaskan Gaza dari kekuasaan dan politik Yahudi yang terus mencengkram
Gaza dengan penuh rasa permusuhan baik pagi maupun petang?

Bukankah merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika kedua
kelompok tersebut justru mewujudkan apa yang tidak mampu diwujudkan oleh
entitas Yahudi itu sendiri, dengan memproklamirkan secara terbuka dan
terang-terangan pemisahan Tepi Barat dan Gaza, bukan hanya sekadar nama,
tetapi secara nyata, dengan gambar dan wujud fisik?

Bukankah merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, bahkan lebih
besar dari sebuah skandal, ketika darah-darah suci penduduk Palestina tumpah
di tangan orang yang mengumumkan diri —sebagai satu kebohongan atau
penipuan— berjuang dalam rangka melindungi darah penduduk Palestina?

Wahai Kaum Muslim

Sudah jelas bagi siapa pun yang masih bisa melihat, bahwa dengan
penandatanganan kesepakatan Makkah, maka jebakan yang dialamatkan kepada
Hamas untuk terlibat dalam Pemilu dan dipermudah kemenangannya, serta
menerima pemerintahan di bawah pendudukan, telah membuahkan hasil! Tujuan
disatukannya kelompok Islami dengan kelompok Sekular dalam satu kesepakatan,
berdasarkan keputusan internasional berkaitan dengan masalah Palestina, yang
kemudian semuanya sepakat terhadap adanya entitas Yahudi di Palestina tahun
1948, adalah agar masalahnya berubah menjadi masalah kewilayahan yang
diduduki pada tahun 1967. Ketika perubahan masalah tersebut terjadi melalui
keputusan penduduk Palestina, baik melalui pemimpin mereka dari kalangan
Sekular maupun Islami. Seluruh faksi di Palestina kemudian setuju terhadap
kesepakatan itu. Tidak ada faksi yang menolak kecuali al-Jihâd al-Islâmî,
yang menolak kesepakatan tersebut secara menyeluruh, dan Front Rakyat
(al-Jabhah asy-Sya’biyah) yang menolak secara parsial.

Pengumuman kesepakatan Makkah (Februari 2007) merupakan penyempurnaan dari
pengumuman Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Aljazair (Oktober 1988).
Dalam pengumuman itu, PLO di bawah pimpinan Fatah menyetujui, bahwa masalah
Palestina direduksi hanya pada isu kewilayahan yang diduduki pada tahun
1967. Karena pihak yang menandatangani persetujuan tersebut pada waktu itu
adalah kelompok sekular, maka mereka membutuhkan tanda tangan dari kelompok
Islami. Ini berhasil diwujudkan dalam kesepakatan Makkah. Kesepakatan Makkah
itu sebelumnya diawali dengan pertempuran antara Fatah dan Hamas. Ini tentu
membuat masyarakat awam, dari kalangan penduduk Palestina, menduga bahwa
kesepakatan tersebut bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah. Mereka
lupa dengan tujuan politik dari kesepakatan tersebut.

Juga sangat jelas bagi siapa pun yang masih melihat, bahwa keberhasilan
Hamas menduduki tampuk pemerintahan telah menciptakan adanya dua
kepemimpinan di dalam pemerintahan. Satu pihak (Fatah) untuk otoritas
(Palestina), dan satu lagi (Hamas) untuk pemerintahan. Maksudnya adalah
untuk menyatukan dua kesepakatan yang ditandatangani, point demi point, yang
mewakili kelompok Sekular dan Islami. Amerika dan entitas Yahudi,
kedua-duanya jelas tidak menginginkan Hamas memiliki peranan yang riil,
kecuali hanya menandatangani kesepakatan itu. Bahkan, Amerika dan entitas
Yahudi ingin menggabungkan Hamas ke dalam PLO dengan perubahan yang tidak
menyentuh substansi. Tujuannya, agar pemimpin yang lebih menonjol dan
berperan adalah pemimpin otoritas Palestina (Fatah). Dengan asumsi, bahwa
Eropa khususnya Inggris menginginkan agar Hamas, yang merupakan pemimpin
pemerintahan tetap memiliki peran di dalam otoritas Palestina tersebut.

Titik kritis Fatah di mata masyarakat adalah nafsu kekuasaannya yang sangat
besar melampaui batas. Sementara masyarakat memandang Hamas tidak seperti
itu. Karena itulah, maka langkah pertama adalah menyatukan Hamas dengan
Fatah di sini. Sehingga masyarakat pun menilai, bahwa ambisi kekuasaan yang
dimiliki Hamas juga sangat besar melebihi anggapan yang ada selama ini. Ini
untuk memudahkan kembalinya otoritas Palestina tersebut dalam satu pemimpin,
dan memudahkan penyatuan Hamas ke dalam tubuh PLO, dan masyarakat pun bisa
menerima kembali masalah ini dengan anggapan bahwa, Hamas juga mempunyai
ambisi kekuasaan yang sama dengan PLO.

Wahai Kaum Muslim
Wahai Penduduk Palestina

Sudah menjadi kebiasaan kaum Kafir penjajah, bahwa untuk meraih semua
tujuannya, mereka harus merekayasa krisis sampai pada titik terjadinya
pertikaian, bahkan lebih dari itu. Begitulah kenyataannya. Sebagaimana yang
terjadi pada kasus pertikaian antara Fatah dan Hamas yang sebelumnya, adalah
untuk menyiapkan atmosfer penandatanganan kesepakatan Makkah sekaligus
menjadi aksi untuk merelease kesepakatan tersebut. Karena pertikaian
tersebut membuat penduduk Palestina berpikir keras untuk menghentikan
pertikaian, dan akhirnya melupakan bencana politik dari kesepakatan Makkah
itu. Dalam pertikaian Fatah dengan Hamas sekarang ini, juga membuat mereka
(penduduk Palestina) berada dalam cengkraman, karena milisi yang ada di
bawah Fatah mengobarkan kekacauan terhadap Hamas di Gaza. Hamas tidak
menyelesaikannya dengan bersikap sabar dan membongkar skenario tersebut
kepada masyarakat. Hamas justru membalasnya dengan melakukan pembunuhan dan
menumpahkan darah sampai menimpa orang-orang tua, wanita, dan anak-anak,
bahkan pepohonan dan batu, dalam sebuah pembantaian yang sangat keji. Seakan
mereka lupa dengan hadits Rasulullah SAW dari Abdullah bin ‘Amru, bahwa Nabi
saw. bersabda:

« لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ »

Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan bagi Allah daripada membunuh jiwa
seorang Muslim (HR. At-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibn Majah, lafazh menurut
Tirmidzi)

Sesungguhnya tidak adanya kesadaran politik dalam tubuh Hamas dan perjalanan
tanpa disertai kesadaran politik itulah yang menyebabkan Hamas terjerumus ke
dalam krisis demi krisis. Sampai pada titik, di mana mereka harus
menumpahkan darah kaum Muslim yang tidak berdosa dengan cara zalim dan penuh
permusuhan. Sementara Hamas justru menganggap dirinya melakukan kebaikan,
bahkan untuk itu mereka melakukan sujud syukur kepada Allah.

Sekarang Hamas telah menguasai Gaza dan memiliki pemerintahan sendiri.
Sementara penguasa (Fatah) menguasai Tepi Barat, dan menguasai pemerintahan.
Keduanya akan berlomba-lomba dalam keburukan dalam sebuah konflik, baik
jangka panjang maupun pendek. Semuanya itu justru demi kepentingan Yahudi
yang ingin mencabik-cabik apa yang masih tersisa dari Palestina dan
menciptakan sekat-sekat di tengah-tengah penduduknya dalam bentuk permusuhan
dan kebencian akibat pembunuhan yang terjadi. Apakah kaum Yahudi itu mampu
melakukan semuanya tadi, jika seandainya tidak menggunakan tangan-tangan
para pemimpin yang ada?!

Wahai Kaum Muslim
Wahai Penduduk Palestina 

Sesungguhnya Hizbut Tahrir menyerukan kepada orang-orang ikhlas yang masih
ada, baik di dalam tubuh Fatah maupun Hamas, agar mereka menutup
kantor-kantor otoritas Palestina (Fatah) dan pemerintah (Hamas) di bawah
pendudukan tersebut. Mereka sendirilah yang harus menindak langsung
orang-orang yang ikut andil hanya dalam perolehan kursi, dan menyimpang
serta jatuh di dua wilayah pemerintahan, yaitu Gaza dan Tepi Barat. Mereka
juga harus bersikap di hadapan orang-orang tersebut dengan sikap yang
dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sikap yang akan dituliskan cahaya untuk
mereka, baik di dunia maupun di akhirat, sehingga akan menyelamatkan mereka
dari kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat. Sebab, terus-menerus
berada di panggung sandiwara otoritas Palestina (Fatah) dan pemerintah
(Hamas) yang berada di bawah pendudukan yang didirikan di atas tengkorak
kaum Muslim yang terpenggal, nyawa kaum Muslim yang dihilangkan, dan
darah-darah mereka yang ditumpahkan. Terus menerus berada dalam kondisi
seperti ini sungguh merupakan pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang Mukmin.

Sesungguhnya kami menyeru dan menyeru kepada orang-orang ikhlas yang masih
ada, baik dari kalangan Fatah maupun Hamas, agar mereka mengembalikan
masalah ini kepada masalah asalnya. Yaitu dengan menghancurkan entitas
Yahudi mulai dari akar-akarnya dan mengembalikan Palestina secara menyeluruh
sebagai bagian dari negeri-negeri Islam. Jika mereka belum mampu
mewujudkannya saat ini, maka paling tidak mereka harus tetap berada di
parit-parit yang telah mereka siapkan, dan bersikap teguh dalam
posisi-posisi yang mereka ambil. Semuanya agar menjadi jalan pembuka bagi
pembebasan yang pernah diwujudkan melalui tangan-tangan tentara Khalifah
ar-Rasyid ‘Umar yang telah membebaskannya pertama kali, dan tentara Khalifah
an-Nashir al-‘Abbasiy di bawah panji panglima Shalahuddin yang telah
membebaskan al-Quds dari tangan pasukan Salib, dan kelak melalui
tangan-tangan tentara pembebas yang akan membebaskan al-Quds untuk terakhir
kalinya:

Pada hari itu orang-orang Mukmin bergembira dengan pertolongan dari Allah
(QS ar-Rûm [30]: 4-5)

3 Jumadil Akhir 1428 H
18 Juni 2007 M

Hizbut Tahrir

 


______________________________________________________________________
This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
For more information please visit http://www.messagelabs.com/email 
______________________________________________________________________
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke