S U R A T   A L - M A A I D A H

5:42. Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram.  Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu
(untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara
mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka
maka mereka tidak akan memberi mudarat kepadamu sedikit pun. Dan jika
kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di
antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
adil.

S U R A T   A N - N U U R

24:11. Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah
dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu
buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang
dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di
antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran
berita bohong itu baginya azab yang besar.

24:12. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang
mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka
sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong
yang nyata."

24:13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang
saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan
saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.

24:14. Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu
semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar,
karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

24:15. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke
mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui
sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.  Padahal
dia pada sisi Allah adalah besar.

24:16. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong
itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha
Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar."

---------------------------------------------------------------------
Pak yul...
1. bapak mengatakan ada murid yang mengkultuskan guru ngaji?Mentor
sudahkah bapak mendatangkan 4 orang saksi?????

2. Bila Bapak seorang Tarekat sejati,sudah kah bapak melakukan seperi yg
seperti saudara-saudara saya yang dari madiun kemarin??.mereka jalan
kaki setiap 10 Km singgah,di sebuah masjid,mereka menghidupkan mesjid
yang di
laluinya,mengetuk-2 pintu setiap rumah di sekitar masjid itu setiap
waktu sholat & mengajak mengaji,bahkan mereka pernah di usir karena
bergamis & berjenggot(kita lihat niat baik mereka)

3. Bapak belum bisa membedakan mana organisasi,& mana cabang
Akidah,seluruh Organisasi yang menjalankan Alquran & Hadist Pasti
memiliki kesamaan Akidah & Ibadah yang benar & sama.karena mereka
menggunakan DALIL yang sama, bukan logika dangkal

4. Sudah kah bapak terjun langsung menghidupkan mesjid di tempt tinggal
bapak, atau baru memberi komentar saja itupun hanya berani di
email,sudahkahkah bapak menegur orang yang merokok di samping ibu
hamil??

5. Sudah kah kita membentengi anak-anak kita dengan mengumpulkan tanda
tangan untuk menolak pembangunan tempat maksiat & ibadah yang
menyimpang di samping rumah bapak,


Ketika kita menyebarkan ini dan itu sudahkah kita memiliki data yang
valid???...tidak kah kita belajar dari masa lalu,betapa murkanya Allah
ketika kita berbicara tanpa bukti



-----------------------------------------------------------------------
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yul Erief
Sent: 30 Juli 2007 12:57
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] Tarekat & Salafi


Assalaamu 'alaikum

Dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dalam pelajaran agama
Islam sebetulnya sudah diterangkan tentang masalah tarekat ini. Dalam
sub bab sejarah Islam, juga diterangkan tentang wali songo, juga tokoh
kontroversial seperti syaih Siti Jenar.
Kalau lebih detail, dalam sekolah diniyah, mulai tingkat ibtidaiyah hal
itu lebih diperjelas, tentang tarikat (jalan) yang menyimpang, maupun
jalan salaf (jalan yang sesuai dengan nabi dan salafus shalihin).
Hal ini sudah terjadi pada awal Islam. Keduanya bukan organisasi yang
mempunyai kartu anggota, tapi adalah konsep pemikiran.


Sebetulnya, penyebab dari tarikat (jalan pemikiran) yang menyimpang
biasanya karena :
1. Taklid, dengan mengkultuskan seseorang maupun golongan melebihi
maqom/kapasitasnya.
2. Membuat hukum sendiri, yang tentunya menyimpang.
3. Mengingkari imam mazhab yang sudah diakui (terutama empat imam
mazhab).
Hal itu menyangkut semua sisi keagamaan, masalah pemahaman tentang zikir
adalah hanya salah satunya saja.

Dan, apakah tanpa sadar kita sebetulnya sering melakukannya, atau ngga'.

1. Maaf & ampun.
Allah Maha Pemaaf. Allah Maha Pengampun. Allah Maha Mendengar. Allah
Maha Mengetahui.
Wallaahu afuwwun. Wallaahu ghafuurun. Wallaahu samii'un. Walaahu
'aliimun.
Selama ini, yang saya tahu kita harus menyebut istighfar,
"astaghfirullahal'azim". Bukan "afwan ya Allah", atau malah "Allah,
maafin ya".
Saya belum mengerti, apakah keduanya sama atau ngga. Walaupun Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui, bukan berarti kita ngga' perlu
mengucapkan istighfar. Meskipun Allah Maha Pemaaf, apakah kita boleh
minta maaf kepada Allah.
Apakah hal ini sedikit melenceng dari tarikat (jalan) yang benar, jalan
salaf, dengan mengabaikan sifat mukhalafatul lilhawadisi (laysa
kamitslihi syai'un), atau ngga'.

2. Tata cara shalat.
Apakah menciptakan istilah shalat di atas air merupakan hal baru yang
ngga' pernah dicontohkan nabi. Apakah hal itu merupakan tarikat (jalan
pemikiran) melenceng dari jalan salaf atau bukan.

Modus operandi membuat orang taklid dari dulu sampe sekarang
kelihatannya sama. Yaitu membuat suatu pengkultusan. Katanya dulu ada
sebagian orang yang sangat mengkultuskan khalifah Ali. Tapi sekarang
kelihatannya lebih lagi, banyak yang mengkultuskan guru ngaji, yang
kadang hanya mentor.
Dan ada satu hal yang lebih saya tidak mengerti, istilah tarekat yang
menyimpang (berarti ada tarekat yang bener) atau malah istilah
penyimpangan dari tarekat (berarti tarekat itu bener, yang ngga' bener
adalah penyimpangannya) diartikan sebagai semua tarekat adalah
menyimpang. Padahal sampai sekarang banyak ulama tetep berpendapat
seperti yang diajarkan waktu sekolah diniyah dulu.

Wassalaam





------------------------------------
This message was sent using SNS IMP.

********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke