> Ngabuburit
> 
> Sore itu Panjul, Makanati, dan Yang, sudah berada di tengah kerumunan manusia 
> di pasar kaget depan perumahan mereka tinggal. Tentu saja mereka sedang 
> menunggu saat berbuka puasa, yang lebih dikenal dengan nama ngabuburit.
> 
> Suasana pasar kaget benar-benar meriah, semua jenis jualan ada...mulai baju, 
> VCD bajakan, bakso, odong-odong, sampai langganan TV kabel tersedia. Orang 
> banyak berlalu lalang, bahkan sampai motor pun harus berjalan 
> tersendat-sendat.
> 
> Tentu saja bintang sore itu bagi keluarga Panjul adalah si Makanati. Setelah 
> naik odong-odong, beli es krim, lalu sambil menenteng kura-kura Brazil dan 
> rumahnya, makanati segera ikut nongkrong di depan counter TV kabel yang 
> menayangkan film walt disney.
> 
> "silahkan pak, hanya dengan 150 ribu perbulan, bapak sudah bisa melihat film 
> india setiap jam, nonton sepak bola sampe kapok, anak bapak bisa nonton film 
> kartun 24 jam, ibunya bisa nonton sinetron mandarin-korea-prancis...jangan 
> cuma sinetron lokal doang bu, kagak maju."tawar SPG pada Panjul.
> "Kalo Campursari ada nggak ?"Tanya Panjul polos.
> "Jangankan campursari pak, campur telor juga ada...apalagi campur susu hmmmm 
> lezaaatt"
> "Maksudnya lagu-lagu jawa itu lo mbak ?"sewot juga si Panjul
> "Yah bapak, jangan katro' deh, mana ada TV luar negeri siarin bahasa Jawa, 
> tunggu entar deh kalo Suriname jadi negara maju."
> 
> Panjul pun berlalu setelah memastikan dia tidak bisa mendapatkan Ludruk, 
> Ketoprak, dan campursari di TV kabel, padahal dia sudah coba ngomong ke 
> SPG-nya kalau TVRI Yogya sudah pakai satelit untuk siaran, tapi si mbak SPG 
> malah ngotot kalau TVRI Yogya satelitnya cuman sampe Sleman.
> 
> Sisi lainnya ternyata penuh dengan barang "daleman", nah disinilah Yang mulai 
> unjuk gigi. Dibolak-balik semua celana sampai (maaf) kutang yang di pajang 
> oleh penjualnya, sambil melakukan penawaran.
> "Kalau satu biji berapa ?"
> "15 rebu dapat empat bu."
> "Kalau 150 rebu dapat berapa ?"
> "yaaa dapat 40 biji."
> "150 rebu dibagi empat puluh berapa ?" keruan saja penjual langsung ambil 
> kalkulator.
> "Kalau aku ambil 3 kutang dan 4 celana dalam harganya berapa ? harga 2 kutang 
> sama dengan 1 celana dalam kan ? berarti harganya sama dengan 5.5 celana 
> dalam kan ? berarti 12 rebu kan ?"
> setelah lama diam sambil mencet mencet kalkulator, si penjual ngomong, 
> "kayaknya ada yang salah deh...tapi apaaaa yaaa" katanya sambil menunjukkan 
> ekspresi wajah bingung.
> 
> 30 menit kemudian selesai sudahlah acara ngabuburit keluarga Panjul dengan 
> membawa sekantong "daleman", sebutir timun suri, satu pasang kura-kura Brazil 
> plus rumahnya, dan tidak lupa sekantong penuh gorengan.
> 
> "Besok kita ngabuburit lagi ya yah!"pinta Makanati ketika sudah duduk diatas 
> motor.
> "Ya, tapi di masjid aja...ya, selain dapat pahala, juga lebih irrriiitttt" 
> 
> Bagaimana tidak puyeng, budaya konsumtif sudah merambah ke tradisi-tradisi 
> yang awalnya bertujuan positif seperti ngabuburit. Kalau dulu ngabuburit 
> diisi dengan tadarus, atau minimal i'tikaf di Masjid, sekarang malah identik 
> dengan belanja dan hura-hura. Memang zaman pasti berubah, tapi apa iya harus 
> berubah sejauh ini, desis Panjul.
> 
> Cikarang, 8 Ramadhan 1428H
> 
> 
> 
> 
> 
> 
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke