29/09/2007 02:02 Panasonic Tutup Dua Pabrik Komponen di Indonesia Liputan6.com, Jakarta: Panasonic menutup dua pabrik komponennya di Indonesia. Kedua pabrik itu adalah PT Panasonic Electronic Devices Indonesia (Pedida) yang memproduksi pengeras suara (loud speaker) dan PT Matsushita Toshiba Picture Devices Indonesia (MTPDI) yang memproduksi tabung gambar televisi (CRT).
"Penutupan dua pabrik tersebut karena produksinya tidak berkembang dan teknologinya akan ditinggalkan," kata mitra lokal Panasonic di Indonesia, Rachmat Gobel, di Jakarta, Jumat (28/9), menanggapi penutupan pabrik komponen Panasonic, seperti dikutip Antara. Menurut Rachmat, keputusan penutupan itu biasanya diambil langsung dari Matsushita Electronic Devices Japan. Sebab, kepemilikan dua perusahaan komponen tersebut 100 persen milik produsen Jepang tersebut. Pedida didirikan pada tahun 1993 dengan investasi mencapai US$ 30 juta yang mempekerjakan sekitar 3.000 orang. Sedangkan MTPDI berdiri tahun 1995 dengan nilai investasi mencapai US$ 40 juta. Lebih jauh Rachmat mengungkapkan, Panasonic sendiri memiliki l5 perusahaan di Indonesia. Rincinya, 13 perusahaan manufaktur dan dua perusahaan penjualan yang berlokasi di 11 tempat di Jabodetabek, tiga di Batam, dan satu di Pasuruan.(ANS) Ekonomi & Bisnis 27/09/07 21:05 Panasonic Tutup Produksi Komponen di Indonesia Jakarta (ANTARA News) - Panasonic menutup produksi pabrik komponen audio visual berupa speaker dan tabung gambar televisi (CRT) yang berada di Cibitung, Jawa Barat, karena tren permintaan televisi beralih dari televisi konvensional analog ke plasma, LCD, digital."Sebulan yang lalu pihak Panasonic melaporkan rencana mereka menutup pabrik komponen televisi (tv) yang akan dilakukan secara bertahap," ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi, di Jakarta, Kamis.Ia mengatakan pada Oktober sampai Desember 2007, pabrik masih akan beroperasi dan akan berhenti total pada Januari 2008.Budi menjelaskan Panasonic terpaksa menutup pabrik CRT nya karena tren permintaan tv domestik maupun dunia berubah dari tv konvensional berbasis tabung menjadi tv berbasis digital baik plasma (PDP) maupun LCD.Menanggapi pertanyaan apakah penutupan pabrik komponen tersebut akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, Budi mengatakan penutupan pabrik komponen Panasonic tersebut tidak akan mempengaruhi iklim investasi, karena penutupan pabrik bukan akibat kalah bersaing, tapi karena tren permintaan pasar sudah berubah.Sementara itu, mitra lokal Panasonic di Indonesia, Rachmat Gobel, mengatakan penutupan pabrik komponen di Cibitung terkait pula dengan efisiensi yang ingin dilakukan Panasonic, karena Panasonic mengkonsentrasikan produksi komponen di Batam."Panasonic memiliki dua pabrik komponen di Cibitung dan Batam. Industri komponen yang di Cibitung kurang berkembang, sehingga Panasonic konsentrasi di Batam," katanya.Rachmat mengatakan industri komponen yang ditutup itu tersebut juga teknologinya tidak berkembang dan akan ditinggalkan. Kendati menutup pabrik komponen di Cibitung, kata dia, Panasonic meningkatkan investasinya dengan memperluas pabrik baterai manganis dan lithium di Cibitung."Dengan penambahan investasi di pabrik baterai tersebut, maka kini Panasonic menjadikan Indonesia basis produksi baterai terbesar baik untuk pasar domestik maupun ekspor," katanya.Baterai tersebut, kata Rachmat, diekspor ke lebih dari 60 negara di Kawasan Amerika dan Uni Eropa serta ASEAN. "Jadi penutupan pabrik komponen memang sudah diperhitungkan, sehingga Panasonic konsentrasikan produknya di baterai dan komponen elektronik lainnya yang masih sesuai tren pasar," ujarnya. PT Panasonic Electronic Devices yang ditutup tersebut, kata Rachmat, 100 persen merupakan miliki investor Jepang dan mempekerjakan sekitar 2.500 tenaga kerja.Rachmat yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan, mengharapkan penutupan pabrik komponen tersebut hendaknya menjadi perhatian pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan teknologi digital yang tren pasarnya terus berkembang di dunia.(*) Copyright © 2007 ANTARA Jum'at, 28 September 2007 05:21 Panasonic Tutup Produksi Komponen di Indonesia Kapanlagi.com - Panasonic menutup produksi pabrik komponen audio visual berupa speaker dan tabung gambar televisi (CRT) yang berada di Cibitung, Jawa Barat, karena tren permintaan televisi beralih dari televisi konvensional analog ke plasma, LCD, digital. "Sebulan yang lalu pihak Panasonic melaporkan rencana mereka menutup pabrik komponen televisi (tv) yang akan dilakukan secara bertahap," ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi, di Jakarta, Kamis (27/09). Ia mengatakan pada Oktober sampai Desember 2007, pabrik masih akan beroperasi dan akan berhenti total pada Januari 2008. Budi menjelaskan Panasonic terpaksa menutup pabrik CRT nya karena tren permintaan tv domestik maupun dunia berubah dari tv konvensional berbasis tabung menjadi tv berbasis digital baik plasma (PDP) maupun LCD. Menanggapi pertanyaan apakah penutupan pabrik komponen tersebut akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, Budi mengatakan penutupan pabrik komponen Panasonic tersebut tidak akan mempengaruhi iklim investasi, karena penutupan pabrik bukan akibat kalah bersaing, tapi karena tren permintaan pasar sudah berubah. Sementara itu, mitra lokal Panasonic di Indonesia, Rachmat Gobel, mengatakan penutupan pabrik komponen di Cibitung terkait pula dengan efisiensi yang ingin dilakukan Panasonic, karena Panasonic mengkonsentrasikan produksi komponen di Batam. "Panasonic memiliki dua pabrik komponen di Cibitung dan Batam. Industri komponen yang di Cibitung kurang berkembang, sehingga Panasonic konsentrasi di Batam," katanya. Rachmat mengatakan industri komponen yang ditutup itu tersebut juga teknologinya tidak berkembang dan akan ditinggalkan. Kendati menutup pabrik komponen di Cibitung, kata dia, Panasonic meningkatkan investasinya dengan memperluas pabrik baterai manganis dan lithium di Cibitung. "Dengan penambahan investasi di pabrik baterai tersebut, maka kini Panasonic menjadikan Indonesia basis produksi baterai terbesar baik untuk pasar domestik maupun ekspor," katanya. Baterai tersebut, kata Rachmat, diekspor ke lebih dari 60 negara di Kawasan Amerika dan Uni Eropa serta ASEAN. "Jadi penutupan pabrik komponen memang sudah diperhitungkan, sehingga Panasonic konsentrasikan produknya di baterai dan komponen elektronik lainnya yang masih sesuai tren pasar," ujarnya. PT Panasonic Electronic Devices yang ditutup tersebut, kata Rachmat, 100% merupakan miliki investor Jepang dan mempekerjakan sekitar 2.500 tenaga kerja. Rachmat yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan, mengharapkan penutupan pabrik komponen tersebut hendaknya menjadi perhatian pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan teknologi digital yang tren pasarnya terus berkembang di dunia. (*/lpk)
******************************************************** Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP ******************************************************** Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA : http://www.usahamulia.net Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] ********************************************************