Jaya Suprana kabarnya sakti, badannya pun tambun, pendek-gemuk, cocoklah kalo 
dia mau pasang badannya menghadapi bulldozer. đź‘»

Salam, HL

> Op 22 sep. 2016 om 05:47 heeft 'Chan CT' sa...@netvigator.com 
> [sastra-pembebasan] <sastra-pembeba...@yahoogroups.com> het volgende 
> geschreven:
> 
> Ooouuh, maaf bung Jaya, atas kelancangan saya mengajukan pemikiran atau 
> komentar yang lepas dan jauh dari lapangan, ketidak tahuan saya akan keadaan 
> konkrit sebenarnya. Dan oleh karenanya saya juga tidak mungkin mengajukan 
> strategi-taktik perjuangan konkrit, itu hanya bisa diajukan oleh kawan-kawan 
> yang langsung dilapangan, yang mengetahui keadaan konkrit lebih detail.
>  
> Sebenarnya saya hanya mengajukan prinsip umum berjuang saja, pada saat kita 
> lemah musuh kuat, yaa, jangan dilawan dengan bentuk perjuangan “keras lawan 
> keran”, pasti kalahnya dan kalau tidak kebetulan bisa jatuh KORBAN yang tidak 
> diperlukan. Karena tidak akan menang dan akan berakhir dengan KEKALAHAN juga! 
> Tergusur, sudah PASTI! Warga Bukit Duri tidak akan mungkin dibiarkan terus 
> bertahan, meninggali rumah kumuhnya itu, ... setelah dikeluarkan SP3, 
> bagaimanapun juga harus keluar dan pindah dari rumah-rumah kumuh yang mereka 
> tinggali sekarang itu!
>  
> Menghadapi kenyataan begini, Romo Sandyawan hendak gunakan pengadilan, 
> menyatakan SP3 tidak sah. Bagaimana hasilnya, apakah pengadilan bisa cepat 
> mengambil keputusan atau tidak untuk menunda penggusuran? Saya tidak tahu. 
> Syukurlah kalau jalan HUKUM ini bisa ditempuh dan dimenangkan, ... penundaan 
> penggusuran. Lalu sampai kapan? Tentu akan sulit kalau sampai membatalkan 
> rencana/program pembenahan DKI-Jakarta yang kata Ahok sudah sangat mendesak 
> itu.
>  
> Nah, dalam pemikiran saya, seandainya saya dalam posisi warga Bukit Duri, 
> karena tidak ada jalan pilihan lain, yaaa nurut saja perintah naik ke RUSUN. 
> Sedang, perjuangan mereka TUNTUTAN dan KEADILAN yang diharapkan itu, mestinya 
> boleh dan bisaa saja diteruskan sekalipun sudah naik RUSUN, ...! Ini setelah 
> menghadapi kenyataan, Ahok, Gubernur DKI-Jakarta sudah dengan tegas 
> menyatakan program pembenahan tidak bisa ditunda lagi, HARUS DIJALANKAN! 
> Sosialisasi sudah dianggap CUKUP! Jadi setelah dikeluarkan SP3, yaa harus 
> pindah kalau tidak hendak digusur dengan kekerasan!
>  
> Mudah-mudahan saja tokoh-tokoh, pejuang-pejuang Warga Bukit Duri bisa 
> menemukan kebijakan yang paling baik untuk mencapai kedamaian, menang 
> bersama, menghindari penggusuran kekerasan dan mendapatkan penyelesaian 
> sebaik-baiknya setelah pindah ke RUSUN! Menikmati kehidupan yang lebih 
> manusiawi dan nyaman, ...
>  
> Salam,
> ChanCT
>  
>  
> From: Jaya Suprana
> Sent: Thursday, September 22, 2016 10:32 AM
> To: Chan CT
> Cc: GELORA_In
> Subject: Re: Bukit Duri Digusur, Jaya Suprana Siap Pasang Badan
>  
> Karena Pak Chan menulis email bukan pribadi kdp saya namun menembuskannya ke 
> komunitas GELORa45 maka saya juga menembuskan email ini ke GELORA45)
> Sayang, kembali pak Chan menghakimi tanpa mengetahui duduk-permasalahan yang 
> dihakiminya.
> Pertama : saya bukan tokoh apalagi tokoh pembela rakyat ! Saya sekadar rakyat 
> biasa yang merasa iba terhadap nasib sesama rakyat tergusur.
> Kedua : pasang badan hanya akan saya lakukan apabila sekali lagi : apabila 
> pemerintah memaksakan penggusuran terhadap warga Bukit Duri padahal Majelis 
> Hakim PN Jakut dan PTUN Jaksel sedang memproses kasus Bukit Duri secara hukum 
> yang apabila penggusuran dipaksakan dilakukan berarti pelanggaran hukum, 
> keadilan dan HAM. Apabila penggusuran tidak dilakukan pasti saya tidak sudi 
> bersusah-payah pasang badan.
> Ketiga : saya sudah menempuh berbagai cara mulai dari menghubungi LBH, Komnas 
> HAM, Menhukham, Mensos, Panglima TNI, Mendagri sampai Presiden  dll di mana 
> semua tidak membenarkan penggusuran secara paksa terhadap rakyat apalagi thdp 
> kawasan yg masih dalam proses hukum, namun sekaligus semua juga menyatakan 
> bahwa Pemerintah Daerah memang memiliki kekebalan kebijakan berdasar UU 
> Otonomi Daerah. Saya juga sudah menulis serial tulisan di berbagai media yg 
> prinsipnya memohon agar Bukit Duri jangan digusur di samping memohon langsung 
> secara pribadi ke Gubernur Jakarta bahkan berdoa kepada Tuhan Yang Maha 
> Kuasa. Jadi sebenarnya saya sudah menempuh segala cara yg dalam jangkauan 
> kemampuan saya demi menunda penggusuran Bukit Duri selama masih dlm proses 
> hukum. Sampai saat ini minimal ada hasilnya yaitu penggusuran BELUM 
> BENAR-BENAR DILAKSANAKAN. Namun setiap saat penggusuran dapat saja segera 
> dilaksanakan apabila pemerintah Jakarta menghendaki sebab kekuasaan berada di 
> tangan mereka. 
> Pada dasarnya warga Bukit Duri melalui jalur hukum akibat memiliki harapan yg 
> sama dgn pak Chan yaitu menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai . Maka 
> sekarang saya justru memohon kepada pak Chan agar apabila pak Chan yg arif 
> bijaksana merasa memiliki strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah 
> Bukit Duri maka saya mohon petunjuk langsung dari pak Chan bagaimana kita 
> dapat menyelesaikan masalah penggusuran thdp Bukit Duri tanpa mengorbankan 
> pihak mana pun juga.
> Trims dan hormat dari jaya suprana
> 
> 
>  
> jaya suprana
>  
> Pada 22 September 2016 09.03, Chan CT <sa...@netvigator.com> menulis:
>> Saya tetap TIDAK bisa mengerti tokoh-tokoh atau pejuang-pejuang yang katanya 
>> pembela RAKYAT, hanya bisa ber-GAGAH-GAGAH-an, Siap pasang badan! Tapi, 
>> tidak satupun yang cerdik bijaksana menemukan strategi-taktik perjuangan 
>> untuk memenangkan TUNTUTANNYA. Apa dikira dengan gagah berani pasang badan 
>> begitu, lalu bisa memenangkan tuntutan dan mempertahankan hak rakyat kecil, 
>> TETAP tinggal di Bukit Duri itu?
>>  
>> Bukankah disaat kekuatan kita masih sangat kecil sedang lawan yang dihadapi 
>> adalah pemerintah yang berkuasa dengan kekuatan maha dahsyat, kita harus 
>> menemukan taktik dan bentuk perjuangan yang bijaksana untuk memenangkannya. 
>> Bukan keras lawan keras, BERTAHAN mati-matian tanpa peduli jatuhnya KORBAN! 
>> Itu namanya membenturkan kepala pada batu! Yang PASTI bocor kepala kita dan 
>> KALAH! Akhirnya. juga PASTI akan tergusur juga dan warga Bukit Duri yang 
>> tidak hendak naik kerusun entah harus tinggal dimana, …! Lalu, tidak jelas 
>> apakah pak Jaya juga akan ikutan bareng tidur di kolong jembatan? Karena 
>> rumah elite nya tidak mungkin cukup menampung warga yang digusur itu! 
>> Hehehee, …
>>  
>> Cobalah berembuk sebaik-baiknya, untuk menemukan bentuk perjuangan bisa 
>> diteruskan setelah semua pindah di RUSUN, bahkan kekurangan yang masih 
>> terjadi di RUSUN itu, sebagaimana tuntutan mereka juga bisa bersama-sama 
>> diatasi dan menemukan jalan keluar yang lebih baik. Dengan demikian 
>> mengurangi jatuh KORBAN, penderitaan warga-miskin yang tidak perlu, sedang 
>> kehidupan warga Bukit Duri bisa terangkat lebih baik, hidup sebagai manusia 
>> layaknya!
>>  
>> Mudah-mudahan saja bisa, … mencapai penyelesaian secara damai dan kedua 
>> belah pihak mencapai kemenangan bersama! Pihak DKI Jakarta bisa meneruskan 
>> program pembenahan ibukota Jakarta sebagai rencana, sedang kesejahteraan 
>> rakyat kecil juga terangkat dengan lebih baik!
>>  
>> Salam,
>> ChanCT
>>  
>> Bukit Duri Digusur, Jaya Suprana Siap Pasang Badan
>> RABU, 21 SEPTEMBER 2016 | 23:00 WIB
>> <clip_image001[2].jpg>
>> Jaya Suprana. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
>> TEMPO.CO, Jakarta - Jaya Suprana, pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI) siap 
>> pasang badan berdiri di depan buldozer apabila terjadi penggusuran terhadap 
>> warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Ia  berani nekad untuk 
>> menghilangkan ketakutan warga Bukit Duri dari kabar penggusuran yang kian 
>> gencar dengan keluarnya Surat Peringatan ketiga  dari Pemerintah Kota 
>> Jakarta Selatan.
>> 
>> "Waktu itu warga ketakutan dan saat itu saya berupaya menghibur dan saya 
>> mengatakan saya siap kalau betul digusur saya berdiri di depan buldozer. 
>> Masalah itu nanti dilindes atau tidak, saya tidak peduli," kata Presiden 
>> Direktur PT Jamu Jago  saat dihubungi di Jakarta, Rabu 21 September 2016.
>> 
>> Jaya  Suprana mengaku memiliki hubungan emosional dengan warga Bukit Duri 
>> sejak perkenalannya dengan Sandyawan Sumardi, Direktur Ciliwung Merdeka. 
>> "Saya memiliki hubungan batin dengan warga Bukit Duri cukup lama," ujar dia. 
>> Sandyawan Sumardi, sejak tahun 2000, semakin intensif melalui kegiatan seni. 
>> "Melalui Ciliwung Merdeka, kami mengadakan konser rakyat untuk rakyat," Jaya 
>> Suprana berujar.
>> 
>> Hubungan itu makin erat ketika Pemda menggusur Kampung Pulo, Jakarta Timur. 
>> Jaya Suprana megaku terlambat mengetahui kabar penggusuran itu. "Saat 
>> penggusuran terjadi saya belum sadar. Sekarang warga Bukit Durilah yang 
>> belum tergusur." 
>> 
>>  
>> 
>> Baca Juga: Sandyawan Anggap Surat Penertiban Bukit Duri Ilegal 
>> 
>> Jaya Suprana meminta penggusuran ditunda lantaran masih ada proses gugatan 
>> yang masih berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan 
>> Tata Usaha Negara. "Penggusuran tidak boleh dilakukan sebelum ada keputusan 
>> pengadilan," katanya.
>> 
>> Sebelumnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengirimkan surat pernyataan 
>> ketiga untuk warga Bukit Duri, Jakarta Selatan. Direktur Ciliwung Merdeka, 
>> Sandyawan Sumardi, mengatakan surat tersebut ditolak warga Bukit Duri. 
>> "Surat itu sudah keluar, tetapi kami tidak menerima karena kami menolak," 
>> kata Sandyawan saat dihubungi di Jakarta, Rabu 21 September 2016.
>> 
>> Sandyawan mengatakan pada pertemuan warga di Mesjid Bukit Duri, Selasa 20 
>> September 2016, warga bertekad untuk melawan. Ia merencanakan perlawanan. 
>> "Warga akan tetap melawan, meskipun berbeda dengan perlawanan warga Kampug 
>> Pulo. Mungkin kami melawan dengan lebih berkebudayaan," kata dia. Sebabnya, 
>> warga Bukit Duri, lebih sedikit ketimbang warga Kampung Pulo.
>> 
>> Simak Pula: Sandiaga ke Rumah Susun, Ahok Akan Tetap Gusur Bukit Duri 
>> 
>> Selain itu, Sandyawan mengatakan pengiriman SP3 adalah ilegal. Sebab, 
>> gugatan warga Bukit Duri masih berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta 
>> Pusat. Sidang terakhir terhenti karena kuasa hukum memerlukan pertimbangan 
>> dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Jakarta Selatan. 
>> 
>> ARKHELAUS W
>>  
> 
>  
> 

Kirim email ke