http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/17/23182841
/para.tokoh.agama.serukan.hindari.isu.perpecahan
Para Tokoh Agama Serukan Hindari Isu
Perpecahan
Senin, 17 Oktober 2016 | 23:18 WIB
* <javascript:void(0);>
* <javascript:void(0);>
* <javascript:void(0);>
*
<http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/17/23182841/para.tokoh.agama.serukan.hindari.isu.perpecahan#komentar>
*
<http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/17/23182841/para.tokoh.agama.serukan.hindari.isu.perpecahan#>
689
Shares
KOMPAS.com/Sabrina Asril Din Syamsuddin sewaktu menjabat Ketua Umum PP
Muhammadiyah
**
*JAKARTA, KOMPAS.com*--Sejumlah tokoh lintas agama menyerukan Pilkada
agar menghindari isu-isu sensitif yang berpotensi memecah belah
persatuan bangsa.
"Kalau persoalan tersebut terlambat diantisipasi dan tidak ditangani
dengan baik maka akan menimbulkan persoalan," kata Presidium
Interreligious Council (IRC) Indonesia, Din Syamsuddin, di kantor Center
for Dialogue and Cooperation among Civilizaton (CDCC), Jakarta, Senin.
Hadir dalam pernyataan sikap tokoh lintas agama di antaranya Din
Syamsuddin, Sekjen MUI Anwar Abbas, Ketua Walubi Suhadi Sendjaja, Ketum
Matakin Uung Sendana dan Sekretaris Eksekutif KWI YR Edy Purwanto.
Selain itu, hadir juga Ketua Bidang Dikbud PHDI Nyoman Udayana Sangging,
Ketua MUI Yusnar Yusuf, Gomar Gultom dan Penrad Siagian (keduanya
perwakilan PGI).
Dalam pernyataan para tokoh itu menyebutkan keprihatinan mendalam atas
berkembangnya gejala pertentangan di kalangan masyarakat, terutama
seiring berjalannya persiapan pilkada.
Din mengatakan para tokoh juga berpesan kepada setiap pihak untuk dapat
menahan diri agar tidak melontarkan perkataan dan melakukan tindakan
yang memicu pertentangan di tengah masyarakat yang majemuk.
Isu-isu pertentangan tersebut, kata Din, sangat sensitif terlebih jika
menyangkut persoalan agama, ras, antargolongan dan suku.
Pemerintah, lanjut Din, agar senantiasa hadir untuk mengatasi segala
pertentangan dalam kehidupan masyarakat, baik melalui pencegahan maupun
penanggulangan masalah.
Bagi pemerintah dan penyelenggara pemilu, kata dia, untuk mengawal pesta
demokrasi sesuai peraturan dan hukum yang berlaku.
Segala tindak kekerasan, kata dia, tidak etis dan bertentangan dengan
nilai agama dan kemanusiaan. Maka sebaiknya segala macam kekerasan agar
dihindari.
"Kami berpesan agar segenap bangsa mendorong proses demokrasi Indonesia
berlangsung aman, lancar, jujur, adil dan mengindahkan nilai moral dan
etika keagamaan," kata dia.
Terakhir, kata Din, agar seluruh elemen bangsa dari berbagai keyakinan
untuk berdoa kepada Tuhan supaya bangsa Indonesia terhindar dari
malapetaka perpecahan.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
* Gerakan Rayakan Perbedaan <http://www.rayakanperbedaan.com>
Penulis : Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono
Apakah Anda ingin men-share artikel ini?