http://aceh.tribunnews.com/2016/12/05/ternyata-pasukan-bertopeng-mengklaim-sebagai-komando-tentara-acheh-merdeka

Ternyata, ‘Pasukan Bertopeng’ Mengklaim Sebagai Komando Tentara Acheh Merdeka
Informasi tersebut disampaikan Juru Bicara Teuntra Atjeh Meurdehka (TAM) 
Komando Pusat, Abu Bakar Al Asyi dalam pernyataan tertulis kepada Serambinews
Senin, 5 Desember 2016 21:15

YOUTUBE
SERAMBINEWS.COM – Sebuah email yang diterima Serambinews.com, pada Minggu 
(4/12/2016), menjelaskan bahwa tayangan video aksi upacara milad GAM ke-40 yang 
digelar secara militer oleh sepasukan bertopeng adalah mereka yang mengklaim 
sebagai Panglima Komando Tentara Acheh Merdeka (TAM) ASNLF/AM (Acheh-Sumatra 
National Liberation Front).

Upacara tersebut digelar di sebiuuah lokasi yang berada di Wilayah Samudra 
Pasee.

Informasi tersebut disampaikan Juru Bicara Teuntra Atjeh Meurdehka (TAM) 
Komando Pusat, Abu Bakar Al Asyi dalam pernyataan tertulis kepada 
Serambinews.com.

Abu Bakar mengatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan ulang 
tahun Aceh Merdeka kali ini berhasil dilaksanakan secara khusus di Aceh oleh 
TAM.

Kemajuan pesat di tahun pertama setelah pengaktifan kembali Tentara yang 
dipimpin oleh Panglima Komando Pusat Abu Tjhik Teuntra Atjeh Meurdeka (TAM) 
ASNLF/AM ( Acheh-Sumatra National Liberation Front ) Tahun 2016 ini, telah 
membangkitkan kembali semangat juang bangsa Aceh, yang berusaha dipadamkan 
dengan berbagai ulah sekelompok orang yang tidak bertanggung-jawab.

Dikatakan, tipu muslihat yang mereka publikasikan untuk menggagalkan aksi-aksi 
rakyat dalam menyambut 4 Desember pun telah berhasil kita lumpuhkan dengan 
bukti nyata kerja pejuang-pejuang TAM dan aktifis ASNLF/AM di lapangan selama 
ini.

“Hasilnya, Bendera Bulan Bintang pun berkibar kembali  di bumi Aceh dan belahan 
dunia,” tulis Abu Bakar.

Ia menambahkan, kerja sama yang solid dari anggota dan pendukung ASNLF/AM di 
Aceh khususnya Teuntra Atjeh Meurdehka (TAM), memang patut mendapatkan pujian.

Meskipun mendapat ancaman dari pihak keamanan NKRI seperti  Polda dan TNI yang 
bertugas di bumi Aceh selama ini, mengancam  melalui statemen-statemen  oleh  
para penguasa lokal yang pro-Indonesia melalui publikasi media lokal.

Aksi-aksi tersebut telah dilaksanakan dengan sukses sebagai bentuk kebebasan 
berekspresi masyarakat. Kebebasan ini lah yang secara nyata telah diinjak-injak 
dengan segala macam ancaman yang tidak mengindahkan penerapan hak-hak azasi 
manusia.

Ia mencontohkan, calon Gubenur, Bupati, ketua DPW KPA/PA di Aceh  menyatakan, 
"kalaupun ada memasang bendera bulan bintang, silahkan tembak di tempat.” Akan 
mengganggu Perdamaian Aceh.

Ancaman tersebut merujuk pada ultimatum ketua dan mantan keutuha PA itu sendiri 
yang mengharamkan penggunaan bendera bulan bintang dalam aksi peringatan 4 
Desember di Aceh.

Ironisnya, di saat legislatif lokal Aceh sedang berusaha meloloskan qanun 
bendera untuk menggunakan bulan bintang sebagai bendera daerah Aceh, petinggi 
partai lokal justru mengeluarkan ultimatum-ultimatum yang melarang rakyat 
mengekspresikan diri menggunakan bendera yang dimaksud.

Kebijakan kontra-produktif dari penguasa lokal ini jelas-jelas mencerminkan 
politik cari muka untuk menyenangkan hati pihak Jakarta saja.

Namun demikian, di tengah ancaman dan penjagaan yang sangat ketat tersebut, 
para teuntra Atjeh Meurdehka (TAM) tetap melaksakan  acara milad ke 40 dengan 
sukses di tingkat komando pusat TAM dan di sebahagian wilayah Aceh yang telah 
aktif pembentukan struktur TAM wilayah.

Sehingga kejenuhan rakyat terhadap janji-janji Helsinki dan ketidak-percayaan 
mereka terhadap sistem Indonesia yang sedang dijalankan di Aceh 
termanifestasikan ke depan dalam aksi-aksi yang dimaksud.

Untuk itu, kami dari Teuntra Atjeh Meurdehka (TAM) ASNLF/AM Komando Pusat 
mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pejuang bangsa Aceh,  khususnya 
yang berada di Aceh, yang telah mengambil resiko yang sangat besar demi 
terlaksananya milad tanggal 4 Desember tahun 2016 ini.

“Penghargaan kami yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada 
perwakilan-perwakilan TAM wilayah dan ASNLF di luar negeri yang juga telah 
sukses mengibarkan bendera bulan bintang dan acara doa bersama di milad kali 
ini di tempat masing-masing,” demikian pernyataan Abu Bakar Alasyi. (*)

Lihat video aslinya di sini

Mulai dari tanggal 1-4 Desember 2016 bertugas mengamankan lokasi pelaksanaan 
milad di pedalaman wilayah samudra Pasee, bendera Aceh sudah mulai berani 
dikibarkan di beberapa tempat oleh semua kalangan,  dan di berbagai kawasan 
lainnya di seluruh Aceh.
  • [GELORA45] Ternyata, ‘Pasukan... 'Sunny' am...@tele2.se [GELORA45]

Kirim email ke