res : Salurkan?

http://www.suara-islam.com/read/index/20719/Adian-Husaini--Energi-212-Perlu-Disalurkan-


Adian Husaini: Energi 212 Perlu Disalurkan
Senin, 05/12/2016 16:45:18 | Dibaca : 1838 

Sebagian massa Aksi Bela Islam III 2 Desember 2016 memenuhi Lapangan Monas dan 
jalan-jalan di sekitarnya. [foto: viva.co.id]Facebook  Twitter  Gplus Sebagian 
massa Aksi Bela Islam III 2 Desember 2016 memenuhi Lapangan Monas dan 
jalan-jalan di sekitarnya. [foto: viva.co.id]


Bekasi (SI Online) - Aksi Bela Islam III,  Jumat 2 Desember 2016, yang sekarang 
populer dengan sebutan Aksi 212, telah menghimpun energi umat Islam yang begitu 
dahsyat. Energi itu perlu segera disalurkan untuk menggerakkan mesin-mesin 
kebangkitan umat Islam di berbagai bidang kehidupan. 

“Momentumnya sangat tepat, seperti era 1940-an,” demikian pendapat pengamat 
media Adian Husaini, dalam acara ULASAN MEDIA, Radio Dakta 107 FM, Senin 
(05/12) pagi.

Menurut Adian, setiap yang hadir dalam Aksi 212, bisa merasakan suasana yang 
indah, dan perasaan haru yang luar biasa. Itu ditambah lagi dengan kondisi alam 
yang mengiringi perjalanan acara. Di pagi hari, gerimis sempat mengguyur 
sejenak, seperti menyiram bumi dengan keteduhan dan kesejukan. Sepanjang acara, 
matahari juga enggan menyengat. Bahkan, di akhir acara, hujan mengguyur, 
menutup seluruh pagelaran ibadah itu dengan kedamaian dan kesejukan jiwa yang 
sangat dalam. 
    
“Semangat berkorban, semangat tolong menolong, dan semangat juang yang tinggi 
dalam Aksi 212, mengingatkan kita pada perjuangan jihad melawan penjajah kafir. 
Itu seperti situasi rakyat yang berbondong-bondong mendukung jihad Pangeran 
Diponegoro, Jenderal Sudirman, dan sebagainya, ” papar Adian.
    
Adian berharap, tidak ada pihak-pihak yang mendikotomikan antara Islam dan 
Indonesia, dengan membuat aksi-aksi tandingan yang mengatasnamakan 
ke-Indonesiaan. Seolah-olah ada dikotomi antara “Islam” dan “Indonesia”. Sebab, 
bagi umat Islam, Islam dan Indonesia itu telah menyatu!  Indonesia adalah 
amanah Allah yang wajib dijaga dan dibela. 

“Para ulama-lah yang menyatukan Nusantara ini dengan Islam dan bahasa Melayu. 
Itu Fakta sejarah. Dan itulah teori dari Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, 
yang membantah berbagai teori penyatuan Nusantara yang dikonsep oleh orientalis 
Belanda,” kata Adian.

Karena itu, Adian mengimbau, agar umat Islam mengevaluasi pelajaran sejarah, 
yang menafikan peran ulama, Islam, dan bahasa Melayu dalam proses penyatuan 
Nusantara.  

“Sekolah-sekolah Islam sebaiknya mengajarkan kembali kitab-kitab karya ulama 
berbahasa Arab Melayu, agar anak-anak kita tidak terputus dari sejarah 
perjuangan para ulama Nusantara,” imbau Adian. 

Momentum Aksi 212, menurut Adian, adalah saat yang tepat untuk mengalirkan 
energi perjuangan umat Islam ke berbagai bidang perjuangan, seperti bidang 
pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, bahasa, sains dan teknologi, 
media massa, dan sebagainya. 

“Energi itu harus mampu menggerakkan kebangkitan umat,  sehingga umat Islam 
menjadi pemimpin (imam) di berbagai bidang kehidupan,” jelas Adian. 

Lebih istimewa lagi,  Aksi 212 digerakkan oleh ulama-ulama muda berusia 40-50 
tahun, khususnya duet ulama: Habib Rizieq Syihab dan KH Bahtiar Nasir.  

"Kita berdoa semoga para ulama kita itu dijaga oleh Allah Swt. Karena mereka 
sedang mendapatkan amanah yang sangat berat untuk memimpin umat Islam 
Indonesia,” papar Adian.

Kirim email ke