Bupati Bantul Pertahankan Camat NonMuslim: Sesuai Pancasila


MINGGU, 22 JANUARI 2017 | 17:11 WIB

https://nasional.tempo.co/read/news/2017/01/22/078838651/bupati-bantul-pertahankan-camat-nonmuslim-sesuai-pancasila



Bupati Bantul Drs.H. Suharsono. wikipedia.org



TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebelas bulan menjadi Bupati Bantul, Yogyakarta, 
Suharsono tiga kali menghadapi tindakan intoleransi. Pada Juli 2016, sekelompok 
orang meminta dia menutup Gereja Baptis Indonesia Saman di Kecamatan Semon. 
Tiga bulan kemudian, kelompok yang sama meminta pemerintah membongkar patung 
Yesus di Gereja Santo Yakobus Alfeus di Kecamatan Pajangan.

Bulan ini kelompok yang sama berdemonstrasi meminta Suharsono mencopot Yulius 
Suharta, yang ia lantik menjadi Camat Pajangan pada 30 Desember 2016, karena 
beragama Katolik. Seperti sebelumnya, Suharsono bergeming. Ia menolak mengikuti 
permintaan-permintaan itu. “Saya angkat dia sesuai dengan kompetensinya, bukan 
karena agamanya,” kata dia.

Suharsono menjadi bupati dengan mengalahkan calon inkumben. Bersama Abdul 
Halim, ia membukukan 52,8 persen suara. Berikut ini wawancara Widiarsi Agustina 
dan Shinta Maharani dari Tempo dengan politikus Gerindra 59 tahun dan mantan 
polisi berpangkat komisaris besar ini pada Kamis 12 Januari 2017, seperti 
dimuat dalam Majalah Tempo yang terbit pada 16 Januari 2017.

Apa pertimbangan Anda mengangkat Yulius Suharta?
Sesuai dengan kompetensinya. Saya tes psikologi. Saya tidak mengangkatnya dari 
sudut pandang agama. Tidak ada aturan yang saya langgar. 

Ada tim penilainya?
Dari Jurusan Psikologi Universitas Gadjah Mada dan Kepolisian Daerah 
Yogyakarta. Seleksi melalui lelang pihak ketiga. Saya tak sembarangan 
mengangkat orang. 

Kenapa Anda tempatkan dia di Pajangan?
Untuk menyatukan sesama umat beragama agar saling menghargai, menjaga 
kerukunan, menegakkan Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, yang 
tidak membeda-bedakan suku, agama, dan ras.

Pemrotres tak terima karena masyarakat Pajangan mayoritas muslim....
Sudah saya cek, yang memprotes itu hanya sekelompok kecil. Saya sudah turun ke 
lapangan. Di Kecamatan Pajangan ada tiga kelurahan. Justru mereka tidak tahu 
ada masalah seperti ini.

Jadi Anda akan mempertahankan Yulius sebagai Camat Pajangan?
Ya, wong kerja saja belum, kok saya disuruh mengganti? Apa dosa dia? Saya akan 
mendiskusikannya dulu dengan satuan perangkat kerja daerah. Saya tidak akan 
menggunakan kepemimpinan otoriter. Februari baru ambil kesimpulan, tetap sesuai 
dengan Pancasila dan UUD 1945.
 
Partai pendukung Anda malah mendukung kelompok intoleran....
Saya sudah memanggil mereka. Saya sampaikan rencana dan programnya. Sudah ada 
diskusi dan mereka mendukung. Enggak ada masalah. Yang komplain cuma sekelompok 
kecil dari tokoh agama. Kok, enak sekali merintah bupati?

Ada permintaan Camat Pajangan dipindah ke daerah yang penduduknya mayoritas 
nonmuslim....
Saya lihat dahulu. Keputusan saya berdasarkan survei.

Yogyakarta terlihat semakin intoleran. Apakah seperti itu menurut Anda?
Saya muslim yang ingin menciptakan kerukunan beragama. Soal Gereja Baptis 
Indonesia Saman yang diperkarakan gara-gara izinnya tidak ada selama 10 tahun, 
saya panggil Forum Kerukunan Umat Beragama. Ini agama diakui pemerintah, kenapa 
dilarang? Menteri dan presiden pun enggak punya hak dan wewenang membubarkan.
Saya izinkan GBI Saman berdiri. Orang-orang mendemonstrasi saya. Ada ketuanya 
bersama delapan orang. Saya ajak diskusi. Lalu saya bilang gereja saya izinkan 
berdiri dengan syarat melampirkan 60 tanda tangan dari masyarakat, tokoh agama, 
dan tokoh masyarakat. Kelompok itu menduga tanda tangan itu palsu. Kok tahu? 
Mereka jawab mau mengecek.






Saya bilang silakan cek. Tapi wewenang Anda sebatas mengecek. Kalau tanda 
tangan terbukti palsu, jangan emosional. Saya bilang, yang ambil tindakan 
adalah saya, bukan Anda. Kalau Anda emosional, mengebom pakai molotov, orang 
yang saya cari adalah Anda. Anda orang pertama yang saya tangkap.

Anda tak takut ditekan mereka? 
Enggak. Saya kenyang pengalaman dalam menangani kasus. Enggak bingung dengan 
kasus seperti ini. Sudah biasa di Jakarta. Yang penting sesuai dengan 
undang-undang. Kalau ada yang protes, saya tunjukkan dasarnya. Saya tidak 
ngawur. 

Siapa kelompok intoleran ini? 
Mereka kelompok Islam fanatik garis keras.






MAJALAH TEMPO


  • [GELORA45] Bupati Bantul ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke