Mengapa tidak berjalan cepat? Karena masalah ekonomi Indonesia itu parah
fundamental nya. Ini baru ekonomi saja. belum lagi sector non ekonomi
seperti politik, agama, ras, disintegrasi, infrastruktur, korupsi, narkoba,
hukum dll yg kacau balau.

 

Kenapa bung berpikiran jilid2an dan percepatan itu persiapan utk pemilu
2019. Jilid2an ini adalah usaha dan sudah dicanangkan oleh Jokowi
sebelum2nya. Usaha ini adalah "kerja" istilahnya Jokowi. Salahnya apa? bagi
saya tidak ada salahnya sama sekali! Kenapa? Karena tidak ada resep cespleng
dalam ekonomi. Tidak ada! Ini pemahaman saya ttg ekonomi.

 

Emangnya kalau sudah bikin economic plan satu jilid, karena gagal lalu
ditinggalkan saja?

 

Emangnya bung yg mengkritik itu punya solusi "ekonomi satu jilid" yg
langsung bisa bikin ekonomi Indonesia hebat?

Kalau memang ada ya tolong kasih tahu. Kasihan rakyat Indonesia terutama
yang miskin.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, February 2, 2017 2:36 PM
To: Undisclosed-Recipient:;
Subject: [GELORA45] Ini Alasan Jokowi Percepat Rencana Kerja Sektor Ekonomi
pada 2018

 

  

 

Mengapa dari mula tidak berjalan cepat,  ataukal biara lambat asal selamat,
maka oleh karena ekonomi dibua jilid-jilitan sampai 12, jadi  apakah
percepatan pada 2018 berkenaan dengan Pemilu 2019  supaya kembali menjadi
bintang Pemilu? Apakah percepatan ekonomi ini bisa laju seperti apa yang
dikatakan dalam lagu kuno : Laju-laju perahu  laju sampai ke
Surabaya......??? Hehehehe

 

http://ekonomi.warta10.com/ini-alasan-jokowi-percepat-rencana-kerja-sektor.1
99918.html

 


Ini Alasan Jokowi Percepat Rencana Kerja Sektor Ekonomi pada 2018


 
<http://assets.kompas.com/data/photo/2017/02/01/151329720170201141137-IMG-10
05780x390.JPG> 

 <http://ekonomi.warta10.com/> Ekonomi Kamis, 02 Pebruari 2017

JAKARTA - Meski baru memasuki bulan kedua pada 2017, tetapi Presiden Joko
Widodo (Jokowi) telah menggelar sidang kabinet paripurna yang salah satu
agendanya adalah membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP), kerangka ekonomi
makro, dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2018.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menjelaskan, pembahasan agenda
2018 itu karena memang Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan
adanya perubahan yang tidak terlalu mepet, memiliki waktu yang cukup, dan
supaya ada pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

"Dari laporan, baik dari Menteri Bappenas maupun Menteri Keuangan,
diharapkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 akan lebih baik dibandingkan
dengan pertumbuhan pada tahun 2016 maupun 2017, karena memang ini momentum,
waktunya pemerintah untuk bisa tumbuh secara lebih baik, secara lebih
berkualitas, menurunkan gini ratio atau ketimpangan," kata Pramono seperti
dilansir dari situs resmi Sekretariat Kabinet, Kamis (2/2/2017).

Dengan demikian, Presiden saat memimpin sidang Kabinet Paripurna, di Istana
Negara, memberikan tugas kepada semua menteri agar semuanya dikonsentrasikan
dalam melakukan pemerataan untuk mengurangi ketimpangan.

Pramono menjelaskan, walaupun gini ratio (rasio ketimpangan) di dalam
pemerintahan saat ini terus turun, tetapi Presiden belum puas dengan
penurunan dari 0,41 menjadi 0,39.

"Beliau (Presiden) tetap menginginkan penurunan itu lebih tinggi supaya
kesenjangannya juga lebih rendah," tegasnya.

Penulis: Iwan Supriyatna Editor: Aprillia Ika TAG: Jokowi

 



Kirim email ke