From: B.DORPI P. 
Sent: Tuesday, March 7, 2017 5:17 AM


http://ekbis.rmol.co/read/2017/03/04/282513/Rizal-Ramli-Ceritakan-Pengalamannya-Saat-Hendak-Disuap-Pimpinan-Freeport-James-Moffett-

SABTU, 04 MARET 2017 , 10:37:00 WIB


Rizal Ramli Ceritakan Pengalamannya Saat Hendak Disuap Pimpinan Freeport James 
Moffett
LAPORAN: TANGGUH SIPRIA RIANG 


James Moffett

RMOL. Ekonom senior Rizal Ramli (RR) memiliki sejarah panjang dengan PT 
Freeport Indonesia. Bahkan, jauh sebelum Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 
tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu 
Bara (Minerba) disahkan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu. 

     
"Sejarah saya dengan Papua panjang sekali. Tahun 1997, kami studi tentang 
Papua. Luar biasa kaya (daerahnya)," ungkap RR dalam diskusi dan launching buku 
"Papua Minta Saham" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, tadi malam, Jumat (3/3).

Hasil penelitian itu membuat RR terhenyak. Tiga juta penduduk Papua hidup di 
bawah garis kemiskinan di tengah kekayaan alam yang mereka miliki.

Hingga akhirnya, RR membentuk tim untuk mempelajari tambang PT Freeport 
Indonesia yang ada di sana sejak tahun 1967.

Sejumlah temuan data dikumpulkan oleh Tim Peneliti RR saat itu. Mulai dari 
perpanjangan Kontrak Karya (KK) tahun 1991-2021 yang cacat hukum. Hingga, 
dugaan suap pimpinan Freeport James Moffett terhadap Menteri Pertambangan di 
masa pemerintahan Presiden Soeharto.

RR membawa hasil temuan timnya untuk dibahas terbuka dengan mengundang sejumlah 
doktor di sebuah hotel di Jakarta.

"Termasuk salah satu doktor lulusan Amerika Serikat, namanya doktor Amien 
Rais," tutur ekonom kelahiran Padang, Sumatera Barat itu.

Berkat gebrakan tersebut, RR diangkat Presiden RI Abdurahman Wahid (Gusdur) 
sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia 
tahun 2000.

James Moffett semakin panas dingin, takut dugaan suap yang dilakukannya 
ditindaklanjuti oleh RR.

Bos Freeport itu pun mengatur pertemuan dengan RR terkait renegosiasi 
pemerintah dengan perusahaannya.

"Tahun 2000, waktu saya jadi Menteri Ekonomi, saya lagi di New York. Pimpinan 
Freeport, James Moffett ngajak ketemuan. Mau negosiasi, katanya," ujar RR yang 
sempat menjadi Menko Maritim di era Pemerintahan Jokowi ini.

Menurut RR, ada aturan di Amerika, yang dapat menjebloskan seseorang yang 
terkait kasus suap. Sehingga Moffet pun berupaya mendinginkan suasana dengan 
menemui RR yang mengetahui kasusnya.

Setelah RR lapor dan diijinkan Gus Gur, kedua pihak bertemu dengan membawa tim 
masing-masing. Saat itu, RR mengajak ekonom (almarhum) Arief Arryman untuk 
presentasi menggunakan data dari New York Stock Exchange. Sedangkan, Moffet 
menyertakan Presiden Direktur Freeport Indonesia, Adrianto Magribi.

"He (Magribi) should wait outside. Kita tidak mau debat kusir dengan bangsa 
sendiri. Moffet setuju," RR menceritakan permintaannya pada Moffet sebelum 
rapat dimulai.

Dalam pembicaraan, Moffet mengatakan, mereka siap membayar ganti rugi ke 
pemerintah Indonesia sebesar 3 miliar dolar AS. Dengan syarat, lupakan masa 
lalu. Khususnya, kasus dugaan suap Moffet.

Setelah berbagai pertimbangan berdasarkan hasil presentasi Arief, RR mengajukan 
angka 5 miliar dolar AS dan divestasi saham 51 persen.

Tawaran ini didasarkan pada kenyataan bahwa keuntungan luar biasa PT Freeport 
tidak sebanding dengan kerugian yang dialami masyarakat sekitar tambang. 
Termasuk, hasil pembuangam limbah yang tidak pernah diproses.

James Moffet setuju, tapi masih harus didiskusikan dengan direksinya.

Namun, mendadak Moffet menawarkan rapat lanjutan di Colorado Spring. Apalagi 
setelah dia tahu RR menyukai opera dan pertunjukan teater di Broadway.

"Saya gebrak meja. James, kamu mau sogok saya? Saya bisa nonton opera anytime. 
Yang penting kamu bayar 5 miliar dolar AS. Syarat dipenuhi," tegas RR saat itu.

Dari kisah itu, RR menyampaikan, jika tegas dan berani, orang luar pun tidak 
akan bertindak seenaknya dengan bangsa Indonesia.

"Jangankan beli saham Freeport Indonesia, yang (Freeport) internasional juga 
bisa kita beli," tegasnya.

Selain Arief Arryman, tim negosiasi yang dibentuk Presiden Gus Dur dan dipimpin 
Rizal Ramli ketika itu juga beranggotakan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan 
Menteri Luar Negeri Alwi Shihab. 

[zul]








  • [GELORA45] Fw: Rizal Raml... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke