Oh ya?

Trump bonekanya siapa?

Jokowi bonekanya siapa?

 

Gak ada argument dan hanya bikin statement bashing saja?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, March 26, 2017 7:58 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: [GELORA45] Survei: Pemerintahan Jokowi-JK Dianggap Pemimpin Boneka

 

  

Sama dengan Trump, sama-sama boneka..

 

---


Survei: Pemerintahan Jokowi-JK Dianggap Pemimpin Boneka 
<http://www.cnnindonesia.com/politik/20170323132949-32-202251/survei-pemerintahan-jokowi-jk-dianggap-pemimpin-boneka/>
 


Anugerah Perkasa, CNN Indonesia

Kamis, 23/03/2017 13:47 WIB

 

  
<http://images.cnnindonesia.com/visual/2017/03/14/50bf3c7e-a8c8-423f-8b56-6a26c45b4737_169.jpg?w=650>
 Indikator kegagalan tertinggi adalah anggapan publik terhadap pemerintahan 
Jokowi-JK yang dianggap sebagai pemimpin boneka yakni mencapai 13,1 persen. 
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Indo Barometer menunjukkan indikator kegagalan 
tertinggi dalam pemerintahan Jokowi-JK dalam 2,5 tahun terakhir adalah anggapan 
dikendalikan oleh pihak lain dan dinilai sebagai pemimpin boneka. 

Hal itu dipaparkan dalam survei yang diluncurkan pada Rabu (22/3). Survei itu 
menunjukkan terdapat 20 indikator kegagalan selama Jokowi-JK memimpin dalam 2, 
5 tahun terakhir. Satu hal tertinggi adalah anggapan publik terhadap 
pemerintahan Jokowi-JK yang dianggap sebagai pemimpin boneka yakni mencapai 
13,1 persen.

“Persepsi publik terhadap kegagalan pemerintahan Jokowi-JK di 
antaranya…dikendalikan pihak lain, pemimpin boneka 13,1 persen, terlalu 
pro-China 6,2 persen,” demikian hasil survei tersebut yang dikutip 
CNNIndonesia.com, Kamis (23/3).

 

Survei dilakukan di 34 provinsi dengan jumlah responden mencapai 1.200 orang 
dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang 
mewakili seluruh populasi publik dewasa. 

Pengumpulan data digunakan dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan 
kuisoner. Survei itu memiliki margin of error sebesar 3,0 persen pada tingkat 
kepercayaan sebesar 95 persen.

Sepuluh indikator kegagalan lainnya adalah harga kebutuhan pokok belum stabil 
(11,7 persen); pelayanan kesehatan buruk (7,9 persen); perekonomian rakyat (6,4 
persen); terlalu pro China (6,2 persen); stabilitas politik (5,4 persen); 
keterbatasan lapangan pekerjaan (5,4 persen); penegakan hukum tak netral (5,3 
persen); kasus SARA (5,1 persen), kualitas pendidikan (4,3 persen); dan 
pemberian KIP belum merata (4,3 persen).

Keberhasilan Lebih Tinggi

Walaupun demikian, persepsi publik tentang indikator keberhasilan pemerintahan 
Jokowi memiliki persentase lebih tinggi yakni 17,6 persen untuk indikator 
program pembangunan yang meningkat. 

Sedangkan indikator lainnya di antaranya adalah pelayanan pendidikan lebih baik 
(10,1 persen); Kartu Indonesia Sehat (7,0 persen); infrastruktur jalan lebih 
baik (6,9 persen); kestabilan harga di kawasan terpencil (6,8 persen); 
kebijakan tol laut (6,6 persen) dan pemberantasan korupsi (5,8 persen). 

Di sisi lain, lembaga survei itu juga menyatakan tingkat kepuasan publik 
terhadap kinerja Presiden Joko Widodo selama dua setengah tahun menjabat 
sebesar 66,4 persen. Tingginya tingkat kepuasan tersebut berdampak pada peluang 
Jokowi terpilih kembali dalam Pemilihan Presiden tahun 2019.



Lihat juga:


 
<http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160830185235-20-154960/noktah-hitam-proyek-mega-jokowi/>
 Noktah Hitam Proyek Mega Jokowi


Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, tingginya tingkat 
kepuasan publik terhadap Jokowi disebabkan oleh tertampungnya sejumlah aspirasi 
yang disampaikan oleh masyarakat. Aspirasi itu, kata dia, dinilai oleh 
responden direalisasikan oleh Jokowi.

“Tingkat kepuasan publik atas kinerja Jokowi sebesar 66,4 persen, tidak puas 32 
persen, dan tidak tahu sebesar 1,6 persen,” ujar Qodari dalam keterangan pers.


  
<https://images.detik.com/community/media/visual/2017/01/12/615a26a3-480a-49f9-a99c-b3a77ef1a681_169.jpg?w=620>
 Pemerintahan Jokowi-JK mengatakan angka kemiskinan terus menurun dalam dua 
tahun terakhir. (CNN Indonesia/Anugerah Perkasa)

Kantor Sekretariat Presiden dalam situsnya menjelaskan keberhasilan 
pemerintahan Jokowi dalam 2 tahun terakhir. Di antaranya adalah jumlah penduduk 
miskin yang mengalami penurunan menjadi 28,01 juta penduduk pada Maret 2016 
dari sebelumnya 28,51 juta penduduk.

“Ketimpangan antara kaya dan miskin terus mengalami penurunan yang terlihat 
dari indeks rasio Gini,” demikian laporan resmi pemerintah.

Penurunan rasio itu adalah 0,39 pada Maret 2016 dari sebelumnya 0,40 pada Maret 
2015. Pemerintah Jokowi-JK juga mengatakan angka pengangguran pun terus 
mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir.

(yul)

 

 



Kirim email ke