Pemborosan energi tidak akan terjadi kalau: 
1. Megawati menjalankan partai dengan benar. Antara lain, 
menghasilkan kader-kader handal pengamal UUD'45 yang 
laik tanding dalam pemilu - setiap partai harusnya berani 
bersaing dalam kaderisasi; percuma multi-partai kalau toh 
rame-rame mencalonkan orang yang sama, dan bukan kader 
partai pula.
2. Jokowi tidak memaksakan proses hukum kepada Ahok 
hanya untuk menunjukkan pemberontakannya terhadap Mega.Pengambilan langkah 
hukum ini pun patut dipertanyakan, 
memang berdasarkan pemikiran Jokowi sendiri atau berkat 
bisikan sobat di sebelah.
Ahok itu cuma soal kecil. Ibarat fabel, dia cuma pelanduk. 
Masyarakat tidak perlu ikut-ikutan jadi pelanduk. Sebab, 
sekalipun pelanduk, Ahok masih bisa nyanyi "Tak Mungkin 
Jadi Presiden Tanpa Bantuan Pengembang" - dan konon sedang 
menyiapkan aransemen baru nyanyian "Oh Transjakarta..."Makanya langsung 
dislentik Mega, "Ahok, Sudahlah Jangan Cerewet"
Masyarakat jangan mau digendangi jadi pelanduk. Lebih asyik
masyarakat main gendang, Ahok nyanyi, biar para gajah saja yang 
baku joget sampai lecet.


--- jonathangoeij@... wrote:
Kamis 30 Mar 2017, 23:48 WIB
Syafii Maarif: Saya Sedih, Energi Bangsa Habis di Pilkada DKI

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews

Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Jakarta - Ahmad Syafii Maarif, atau yang biasa disapa Buya Syafii, menyoroti 
kondisi Jakarta yang akhir-akhir ini menjadi panas karena pemilihan kepala 
daerah. Buya Syafii meminta agar energi bangsa tidak hanya dihabiskan untuk 
kepentingan sesaat. 

"Yang saya kadang-kadang sedih itu ya, ini Pilkada DKI ini menghabiskan energi 
bangsa, untuk apa sih?" ujar Buya Syafii di gedung serbaguna Senayan, Jakarta 
Pusat, Kamis (30/3/2017).

Buya Syafii pun meminta masyarakat tak melulu mengurusi Gubernur DKI nonaktif 
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang terjerat kasus dugaan penistaan agama. 
Masyarakat hanya akan terpecah jika terus-menerus mengurusi perkara Ahok. 

| Foto: Gibran Maulana Ibrahim/detikcom |

"Ahok diperkatakan, dipergunjingkan, dihujat, dihukum, habis energi kita. Pakai 
agama lagi, penista agama, dan orang yang mengatakan tidak ada penistaan, 
dihujat habis-habisan. Energi kita terbuang sia-sia untuk sesuatu yang menurut 
saya bukan masalah yang mendasar," tutur Buya. 

Energi bangsa ini, menurut Buya Syafii, menjadi tak berarti jika dikorbankan 
hanya untuk Jakarta. Dia pun menyinggung media sosial masyarakat yang saat ini 
hanya berisi ujaran kebencian.

"Jangan dikorbankanlah bangsa untuk DKI ini. Nggak perlu lagi kita saling 
menyalahkan. Bahkan sekarang di medsos, sudah kafir-mengkafirkan. Mayat, nggak 
ngurus mayat, itu ngapain?" sebutnya. 

Terakhir, Buya berkata dirinya berbicara soal ini bukan karena dia pendukung 
Ahok. "Saya bukan pendukung Ahok. Saya lihat video 13 detik, saya tak bisa 
menyimpulkan itu menista atau menghina ulama, Islam, agama," tutup mantan Ketua 
Umum PP Muhammadiyah itu.
(gbr/jor)

   
  • [GELORA45] Syafii Maarif... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [GELORA45] Syaf... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke