Membongkar Daftar Kemunafikan PKS, Partai Oportunis Berbaju Agamis https://seword.com/sosbud/membongkar-daftar-kemunafikan-pks-partai-oportunis-berbaju-agamis/
BY YAYA ON APRIL 10, 2017SOSBUD Dari semua partai politik yang ada di Indonesia, menurut saya PKS adalah partai yang paling munafik dan oportunis sejati. 1. Fatwa Haram pemimpin wanita Di saat Megawati hendak maju menjadi calon Presiden, PKS langsung menyuarakan haram dipimpin oleh wanita. Tapi lalu mendukung Airin Rachmi menjadi walikota Tangerang Selatan (Sumber: Tribunnews.com), lalu sempat merayu ibu Risma untuk maju di Pilkada Jakarta 2017 walaupun gagal (Sumber: Kompas), dan yang terbaru hendak mendukung istri Aher maju Pilgub Jawa Barat (Sumber: Detik). 2. Duri dalam daging di pemerintahan SBY Semasa pemerintahan presiden SBY, PKS merupakan partai yang masuk dalam pemerintahan (non oposisi), tapi beberapa kali kebijakan pemerintahan SBY malah dikritik secara frontal dan terbuka oleh PKS. Saking lantangnya, seakan-akan PKS ‘membangkang’ terhadap pemerintahan SBY. Tentunya kritik itu sah-sah saja, asalkan caranya baik, apalagi PKS termasuk partai pemerintah. 3. Haram pemimpin non muslim PKS sebagai partai garda terdepan yang menolak pemimpin non muslim (kafir) pada Pilkada DKI Jakarta 2017, sangat vokal dan gigih bergerilya ke Mesjid-mesjid untuk ‘mengingatkan’ umatnya tentang ‘penerapan ayat suci Alquran’. Tapi kenyataannya, yang terjadi di lapangan adalah ancaman, intimidasi, sampai teror terhadap warga yang tidak sependapat. Berikut pernyataan Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) PKS, Surahman Hidayat kepada wartawan, 10 Februari 2017: “Fatwa Dewan Syariah Pusat PKS jelas pendapatnya yakni pemimpin itu harus muslim, apalagi ini untuk pemimpin publik. Kepala daerah mutlak harus muslim. Dia itu seperti raja kecil, menteri saja kalah!” Sumber: http://m.inilah.com/news/detail/2359049/dewan-syariah-pusat-pks-pemimpin-harus-muslim Tapi sebenarnya, PKS seringkali mendukung calon kepala daerah non muslim. Contohnya: Paulus Kastanya (calon walikota Ambon), Irene Manibuy (calon gubernur Papua Barat), Samson Atapan (calon Bupati Seram), Yudas Kortanius (calon Bupati Mentawai), dll. Jika ada yang beralasan karena daerah pemilihan mayoritas non muslim, jadi sewajarnya pemimpin daerahnya juga non muslim. Bagaimana dengan Hendrata Thes? Seorang keturunan Tionghoa beragama Kristen, calon Bupati Kepulauan Sula yang didukung oleh PKS, dimana mayoritas penduduknya (90%) beragama Muslim? Sumber: kpu.go.id 4. Aksi Bela Luthfi Hasan Mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq telah diganjar hukuman penjara selama 18 tahun dan dicabut hak politiknya oleh MA. Tahun 2013, Luthfi terbukti menyalah gunakan posisinya sebagai anggota DPR RI terkait penetapan quota impor daging sapi. Saya ingat kasus ini sempat sangat heboh dan menghantam PKS cukup keras, sampai PKS diplesetkan menjadi Partai Kandang Sapi (sekedar intermezzo)… Sampai saat ini pun, PKS masih bersikap seakan-akan Luthfi dizolimi. Bandingkan dengan Ahok yang terus-menerus dituduh korupsi, walaupun tidak pernah terbukti. 5. Tidak berdaya terhadap Fahri Hamzah Kejadian aneh tapi nyata, mungkin hanya satu-satunya di dunia, ada wakil Ketua DPR dari non partai, yaitu Fahri Hamzah. Hubungan antara Fahri Hamzah dengan PKS bisa dibilang unik, jika tidak boleh disebut menggelikan. Karena PKS tidak berdaya menertibkan, apalagi memecat Fahri Hamzah dari kursi wakil Ketua DPR RI. Kog bisa? Ssstt… Ada kabar burung jika sebenarnya pemecatan Fahri cuma pura-pura. Awalnya ketika Sohibul Iman naik menggantikan Anies Matta menjadi Presiden PKS, partai ini sempat diisukan hendak merapat ke pemerintahan Jokowi. Tentunya dengan mengharapkan kursi menteri, tapi untungnya Jokowi tidak semudah itu percaya. Dan terbukti, dagelan pemecatan Fahri Hamzah memang tidak serius. 6. Beberapa Anggota PKS ditangkap teroris Tengah ramai dibicarakan anggota DPRD Pasuruan dari Fraksi PKS, M. Nadir Umar yang ditangkap polisi karena diduga terkait dengan aksi terorisme. Setelah ditilik lebih lanjut, ternyata bukan pertama kalinya kader PKS ditanggkap terkait aksi terorisme, sebelumnya pada tahun 2009 dua orang bernama M.Syahrir dan Syaefudin Jufri alias Syaefudin Jaelani (Sumber: Liputan6.com), dan tahun 2013 Sabdullah Rozak juga ditangkap oleh Densus 88 terkait aksi terorisme (Sumber: Liputan6.com 2). PKS yang selalu menggembar gemborkan sebagai partai yang cinta NKRI dan menjunjung tinggi Pancasila, beberapa kadernya malah diciduk karena dugaan aksi terorisme. 7. Plagiat lagu Israel untuk Kampanye PKS dan paslon Anies Sandi PKS yang selalu berkoar-koar membela Palestina dan menentang Israel, ‘tertangkap basah’ meniru lagu religi ‘Hashem Meleach’ oleh artis Yahudi asal Israel, Gad Elbaz untuk kampanye paslon Anies Sandi. Setelah ramai diperbincangkan, PKS langsung ngeles angkot mengatakan jika lagu tersebut bukan ‘Hashem Meleach’, melainkan ‘C’est la vie’, dipakai sejak tahun 2014 untuk kepentingan kampanye PKS, sedangkan Gad Elbaz baru menyanyikan lagu tersebut tahun 2015, seperti biasa, PKS selalu bermain dengan data salah seenak perutnya. Kejadian jadi semakin ‘lucu’ ketika artisnya sendiri, Gad Elbaz menuliskan protes dan klarifikasi di akun Facebook miliknya tanggal 8 April 2017 di bawah ini: Berlagak tidak suka dan anti Israel, tapi lagunya sampai dipakai dua kali untuk kepentingan kampanye. 8. PKS, Erdogan dan Putin PKS memuja Erdogan layaknya pemimpin mereka, sebaliknya sering menentang Presiden-nya sendiri, Jokowi. Bahkan berbagai isu negatif seputarJokowi, seperti Jokowi keturunan Tionghoa, PKI, non muslim, Kristen, orang Singapura, dll, disinyalir berasal dari PKS. Tapi ketika Erdogan dekat, bahkan terkesan menghormati Presiden Rusia, Vladimir Putin, PKS pura-pura tidak lihat. Sumber: https://www.gatestoneinstitute.org/9693/putin-erdogan-unmasked 9. PKS, Raja Salman dan Negeri Cina PKS juga sangat mengidolakan Raja Salman. Tapi baru-baru ini, ketika Raja Salman mengunjungi negeri Cina lalu menandatangani sederet nota kesepahaman dan letter of intent (LOL) bernilai 65 miliar dolar atau sekitar Rp 866 triliun (Sumber: Tribunnews.com 2), kembali PKS pura-pura tidak lihat. Coba kalau Jokowi yang berbuat itu, pasti langsung teriak-teriak antek Aseeeng! Bagaimana? Bingung kan membaca tingkah polah bocah, eh, partai yang satu ini? Bagaimanapun, keberadaan PKS sudah membawa keberkahan tersendiri bagi saya, dan banyak orang waras lainnya, terbukti dengan adanya pepatah yang berbunyi “Lihatlah kemana PKS berkiblat, dan pilihlah sebaliknya!” Terima kasih PKS. C’est la vie…